Seminggu berikutnya, seperti biasa Lena mengikuti kelas-kelas bersama Draco. Membawakan tas Draco, mengikutinya di perpustakaan, duduk di Courtyard menunggu kelas selanjutnya sambil mengomeli Draco jika si pirang itu mulai usil dengan adik kelas yang lewat. Tentu Draco tak peduli dan tetap mengusili adik kelas itu tapi langsung berhenti saat Lena meremas lengannya yang masih diperban. Mengaduh kesakitan dan protes pada Lena yang berani melawannya. Lena tak peduli dan menyuruh adik kelas itu segera pergi.
"Anderson, kau hanya pesuruhku jadi diam dan lihat saja apa yang kulakukan." ujar Draco kesal sambil mengelus lengannya yang masih diperban.
"Lukamu sudah sembuh, Malfoy. Jangan berlebihan," balas Lena dengan jengah.
"Kau mau tanggung jawab kalau tambah parah?" tanya Malfoy dengan nada setengah mengancam.
"Aku bisa mematahkan tanganmu seketika, jadi berhenti bersikap berlebihan." jawab Lena singkat. Draco ingin membalas perkataan Lena namun bel kelas selanjutnya berbunyi, ia memutuskan diam saja dan berjalan ke kelas selanjutnya diikuti Lena.
Sore harinya, setelah semua kelas selesai Lena mengikuti Draco yang berjalan ke arah Courtyard yang sepi. Lena menurut saja dan ikut duduk di salah satu bangku bersama Draco.
"Bantu aku melepas perban," ujar Draco sambil melepas jubahnya.
"Kenapa tidak ke Hospital Wings saja?" tanya Lena heran.
"Ini sudah sudah sembuh, buat apa aku ke sana lagi?" jawab Draco santai. Menyodorkan lengannya yang diperban pada Lena, mengisyaratkan agar gadis itu membantunya menggulung lengan kemejanya ke atas. Lena berdesis kesal, ingin sekali memukul lengan Draco yang diperban itu tapi ia menahan diri. Tangannya perlahan menggulung lengan kemeja Draco dengan hati-hati sampai di atas siku. Memperlihatkan perban yang masih berbalut.
Lena menatap wajah Draco sebentar, lalu mulai melepas perban itu. Saat perban terbuka, terlihat bekas cakaran Buckbeak di sana mulai menipis. Lena meringis melihat itu, bagaimanapun rasanya pasti sakit, batin Lena. Selesai melepas seluruh perban itu, Lena tanpa sadar mengelus luka itu dan meniupnya pelan. Membuat Draco tertegun, tubuhnya menegang saat merasakan Lena meniup lukanya. Jantungnya berdetak kencang bereaksi dengan tingkah gadis itu.
"Ehem..." Draco berdehem, memecah kecanggungannya sendiri. Segera menarik lengannya yang masih dipegang Lena sebelumnya dan cepat-cepat menutupi lengannya dengan kemeja. Lena terkejut dengan reaksi Draco, menatap heran padanya.
"Kau yakin sudah sembuh lukanya?" tanya Lena khawatir. Draco mengangguk cepat menjawabnya. Lalu mengambil tasnya dari pundah Lena, bergegas pergi meninggalkan gadis itu sendirian di Courtyard, keheranan.
"Dia kenapa sih?" gumam Lena sendirian. Memutuskan untuk langsung ke Great Hall, makan malam bersama Trio Gryffindor karena kemarin-kemarin ia tak sempat mengobrol dengan mereka.
~~~**~~~
Lena melambai gembira ke arah Trio Gryffindor, duduk di sebelah Hermione. Membelakangi meja Slytherin. Hermione menyapanya dengan lega karena khawatir beberapa hari ini Lena terlihat seolah tersiksa saat menjadi pesuruh Draco. Hermione bahkan merangkulnya.
"Kau benar-benar tak apa? Malfoy benar-benar melarangmu kemanapun ya?" tanya Ron kesal. Melirik ke meja Slytherin. Draco ternyata baru saja duduk di sana.
"Apa dia melakukan sesuatu yang buruk padamu, Lena?" tanya Harry khawatir.
"Kalau membawa tas beratnya dan harus mengikutinya kemanapun termasuk sesuatu yang buruk, bisa dibilang iya sih..." jawab Lena sembari memijat pundaknya yang pegal.
"Oh, pasti menyesakkan berhari-hari di dekat si pirang Malfoy itu ya?" tanya Hermione prihatin, membantu memijat pundak Lena. Gadis itu menjawab sembari mengangguk melas.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Choose You | Draco's Fanfiction
FanfictionKetika setitik ketulusan, persahabatan dan berujung jatuh cinta, membuat Draco Malfoy berubah sedikit demi sedikit. Mengenal Vladilena (Lena) adalah takdir yang ajaib bagi Draco. Lena membuat hidupnya berbeda, lebih berwarna dan menyenangkan. Bukan...