Chapter 8

18 3 0
                                    

Lena tak bisa tidur dengan nyenyak semalam. Ia mencemaskan Harry dan Ron, karena terakhir mereka bertemu saat di dekat Hospital Wings, Harry berencana akan melanjutkan pencarian monster yang membeku-kan murid-murid Hogwarts bersama Ron. Lena sempat memperingatkan mereka untuk berhati-hati agar tidak ikut menjadi korban dan ia juga ingin ikut bersama mereka setelah mampir sebentar ke asrama. Ternyata malah Lena tak berhasil keluar asrama sehingga hanya bisa mencemaskan Harry dan Ron selama berusaha tidur.

Pagi harinya, terdengar berita heboh. Harry dan Ron berusaha menghentikan monster yang akan membunuh muggle-born semalam di The Chamber of Secret. Ternyata pintu masuknya ada di kamar mandi Moarning Myrtile yang jarang di pakai. Ginny Weasley, adik Ron dipengaruhi buku harian Tom Riddle alias Voldemort, sehingga bisa membuka The Chamber of Secret, menulis kalimat ancaman dengan darah di dinding koridor dan tentu saja melepaskan Basilisk, si monster pelaku segala keributan Hogwarts akhir-akhir ini. Ron bercerita dengan heboh dan bangga karena mendapat penghargaan khusus dari Dumbledore karena telah menyelamatkan sekolah. 

Kabar baiknya lagi, semua murid yang membeku kini telah pulih dan bisa beraktivitas seperti biasa. Lena kembai bertemu Hermione di meja Gryffindor saat sarapan. Mendengar langsung ceritanya saat tanpa sengaja bertemu Basilisk, kemudian membeku saat menatap mata kuningnya yang menyeramkan dari cermin tangan yang ia bawa. 

"Syukurlah kalian baik-baik saja, aku sangat cemas semalam tak bisa menyusul kalian berdua. Prefek asramaku berjaga di pintu jadi tak bisa menyelinap keluar, maaf aku tak membantu banyak..." sesal Lena pada tiga teman Gryffindornya.

"Kau sudah membantu kami kok. Kau kan juga ikut aku dan Ron bertemu Aragog semalam," sahut Harry menenangkan Lena. 

"Harry benar Lena, kau juga sudah membantu kami mendapatkan informasi tentang Malfoy," timpal Ron.

"Sekarang semuanya kembali normal, para profesor sudah memastikan The Chamber of Secret tak akan terbuka lagi dan tak ada monster lain yang membahayakan kita selama di Hogwarts," ujar Hermione sambil tersenyum.

"Nah sekarang, masalahku adalah menghadapi poin akhir tahun ajaran. Aku harus bisa mengumpulkan poin agar bisa mengalahkan poin Malfoy tahun ini. Atau aku akan berakhir menjadi pesuruhnya di tahun depan," ujar Lena sambil melirik ke arah meja Slytherin. Draco sedang sarapan bersama gengnya.

"Ada Hermione yang bisa membantumu Lena, aku yakin kau akan mendapatkan poin lebih tinggi dari si pirang Malfoy itu," gumam Ron dengan mulut penuh. 

"Telan dulu sebelum bicara!" omel Hermione sambil memukul lengan Ron.

"Hermione, tolong bantu aku ya...." ujar Lena memelas.

"Tentu saja akan kubantu, jangan khawatir!" sahut Hermione sambil tersenyum.

                                                                                 ~~~***~~~

Minggu berikutnya, setiap harinya Lena dan Hermione belajar bersama di perpustakaan hingga malam hari. Kini Hogwarts sudah aman sehingga murid-murid diperbolehkan untuk keluar asrama di malam hari. Ron dan Harry terkadang ikut menemani Lena belajar bersama Hermione, tapi seringnya mereka langsung tidur selesai makan malam.

"Hermione... banyak sekali yang harus dibaca..." keluh Lena dengan lesu. Otak dan matanya sudah lelah dengan banyaknya buku yang dibaca dan harus ia pahami.

"Memang begitu kan, kau harus berusaha keras untuk mengalahkan si pirang Malfoy itu. Baiklah tak apa, kau istirahat dulu Lena. Aku mau cari buku lain ya," ujar Hermione kemudian ia beranjak ke bagian lain perpustakaan.

Lena menghembuskan nafas lega. Berdiri sejenak kemudian berjalan ke arah jendela besar perpustakaan yang disinari cahaya bulan. Lena meregangkan otot tubuhnya yang kaku karena berjam-jam duduk dan sering pada posisi yang sama. Ia memandang ke suasana malam Hogwarts yang tenang, Court Yard yang sunyi, danau hitam yang berkilauan karena cahaya bulan dan Hutan Terlarang yang berkabut.

I Choose You | Draco's FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang