Chapter 4

28 5 0
                                    

Hari selanjutnya di Hogwarts, Lena kembali duduk di dekat Hermione. Mereka akan belajar dengan Profesor Flitwick yang mengajar Charms. Semua murid sudah duduk dengan rapi dan Profesor Flitwick menjelaskan tentang mantra yang akan mereka praktekkan hari ini. 

"Kita akan belajar melayangkan benda, sebuah kemampuan dasar penyihir. Masing-masing dari kalian sudah punya bulu? Nah, sekarang ayunkan dan hentakkan tongkat kalian, semuanya!" perintha Profesor Flitwick, diikuti semua murid di kelas.

"Sekarang ucapkan mantranya dengan jelas, wingardium leviosa!"

Semua murid mulai meniru mantranya dan mengayunkan tongkat masing-masing.

"Wingardium Leviosa!"  ucap Ron sambil mengayunkan tongkatnya ke arah bulu.

"Kau bisa melukai mata orang jika mengayunkan tongkatmu begitu dan juga, pengucapanmu salah. Yang benar, Leviosa bukan Leviosar," ujar Hermione mengoreksi Ron. Lena yang memperhatikan itu mulai mencobanya.

"Lakukanlah kalau begitu, jika kau merasa pintar!" ujar Ron. Tak lama Hermione mencoba melayangkan bulu di depannya, langsung berhasil. Lena di sebelahnya juga berhasil melayangkan bulu itu. Mereka berdua dipuji oleh Profesor Flitwick. Mereka berdua tersenyum bersama.

"Leviosa bukan Leviosar, kalian dengar tadi? Dasar sok pintar, menyebalkan sekali dia mengoreksiku. Pantas saja dia tak punya teman," ujar Ron sesaat setelah keluar dari kelas Profesor Flitwick. Lena dan Hermione yang berjalan di belakang Ron tentu mendengarnya dengan jelas. 

"Hey, jaga ucapanmu Ron!" Lena memperingatkan Ron, membuat Ron dan Harry menoleh ke belakang. Hermione hanya diam, lalu berjalan lebih cepat mendahului mereka.

"Lihat, apa yang kau lakukan?" Lena menggelengkan kepala pada Ron, lalu menyusul Hermione.

"Hermione! Hermione! Hey, kau mau kemana?" tanya Lena berlari mengikutinya. 

~~~**~~~

Lena melewatkan makan malam di aula dan hanya mengambil beberapa roti untuk mengganjal perutnya. Kejadian Troll masuk ke Hogwarts hingga menghancurkan kamar mandi perempuan sudah tersebar. Juga berita bahwa ia dan Hermione berada di sana saat Troll itu menyerang. Tentu saja ia dan Hermione diomeli oleh Profesor McGonagall, membuat poinnya dikurangi lima. Hari itu berakhir tidak menyenangkan baginya

Lena memasuki asrama Slytherin dengan langkah lesu. Saat melewati ruang rekreasi, masih ada beberapa murid di sana. Ia berusaha cuek dan berjalan menuju kamar perempuan. 

"Lihat, si pembuat masalah datang!" ujar sebuah suara yang Lena sudah hafal.

"Menjelekkan nama Slytherin saja kau, half-blood!" tambah Pansy dengan nada menyebalkan. Lena tetap berjalan melewati geng Pansy, saat akan menaiki tangga menuju kamar perempuan Pansy dan gengnya menghadang.

"Hey, half-blood!" Pansy menghalangi langkahnya.

"Dasar half-blood jelek! Berteman dengan mudblood sok pintar!" ujar Pansy sambil mendorong Lena hingga jatuh. Gadis itu meringis kesakitan.

"Harusnya kau masuk Gryffindor, bukan di sini!" timpal yang lain. Lena mendengus kesal. Ia menatap anak-anak yang mengelilinginya sambil terus tertawa mengejek. 

"Kalian semua berisik!!" teriak Lena dengan keras sembari berdiri. Tanpa disengaja ia menyebabkan anak-anak itu terhempas hingga jatuh. Suasana langsung hening seketika, semua anak di ruang rekreasi menatap Lena dengan terkejut dan tatapan aneh. Lena berusaha mengatur nafasnya dan melangkah ke kamarnya dengan tergesa-gesa.

~~~**~~~

Semenjak itu, selama Lena mengikuti pelajaran atau sedang berbincang bersama Hermione, Ron dan Harry, tidak ada lagi anak Slytherin yang mengganggunya. Hanya masih saja mereka menatap Lena dengan tatapan mengejek atau tatapan sinis. Tahun pertama Lena lebih banyak ia habiskan bersama Hermione, Ron dan Harry. Mereka berempat cukup dekat dan Hermione sering mengajaknya belajar bersama di perpustakaan. 

I Choose You | Draco's FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang