part 2

14 11 0
                                        

Sore ini, Aneisha menghabiskan waktunya di balkon kamarnya dengan beberapa alat lukis dan kanvas. Menurut Aneisha melukis salah satu membuat moodnya bagus.

Biasanya sepulang sekolah, dia akan menghabiskan waktunya dengan kegiatan ekskul yang ada sudah ada di sekolahnya. Aneisha mengambil ekskul renang, bukan karena ia ingin menjadi atlet renang. Tapi dari sekian ekskul disekolah ya ia tertarik dengan renang. Sekolahnya merupakan sekolah elit dan sangat besar salah satu nya memiliki kolam renang yang sangat besar untuk para siswa-siswi nya.

Tapi saat ini, dirinya hanya ingin fokus dengan pelajaran dan persiapan ujian-ujian yang akan datang. Karena kini dirinya telah memasuki akhir semester di kelas 12 ini. Sebentar lagi kelulusan di depan mata.

Aneisha masih bingung kemana ia akan melanjutkan masa depannya, bahkan orang tua nya pun tidak pernah menanyakan mau kemana atau kerja dimana nantinya. Mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Aneisha memiliki cita-cita menjadi seorang pramugari. Menurutnya mempunyai jam terbang yang sangat santai.Cukup mempunyai skill bahasa Inggris dan Aneisha merasa tinggi dan berat badannya sangat ideal untuk menjadi seorang pramugari.

Banyak sekali keinginan yang ingin disampaikan Aneisha kepada orang tuanya. Tapi setelah dipikir-pikir apa ada yang menanyakan keadaanya selama ini, tidak. Semua dipendam sendiri. Sepertinya orang tuanya tidak begitu mementingkan semua tentang dirinya.
Mereka hanya fokus pergi untuk bekerja pulang untuk tidur.

Aneisha masih ingat dimana waktu itu terjadi keributan antara Arga dan Tasya. Bahkan waktu itu dia ingin sekali memamerkan piagam miliknya Karena berhasil menjuarai perlombaan renang antara sekolah. Tapi tidak, sesampainya dirumah orangtuanya ribut besar-besaran.

Flashback on

Kenapa rumah sebesar ini dibiarkan terbuka? Kemana semua orang, kemana ayah dan bunda?.

Aneisha yang baru saja tiba di rumah, melihat keadaan rumah yang berantakan.

Bi ikoh tengah membereskan pecahan guci keramik. Tunggu bukannya itu guci kesayangan bunda, kenapa sampai pecah seperti itu?.

"Bi..apa yang terjadi, kenapa guci itu bisa pecah"

Melihat kedatangan majikannya, bi ikoh hanya bisa diam tanpa menjawab. Guci ini sengaja dilempar oleh Tasya di depan Arga karena cukup emosi karena ucapan sang suami.

"Non Echa, ganti baju gih. Bibi udah siapin makanan pasti non Echa lapar kan?"

"Kemana ayah dan bunda, apa yang terjadi?"

"Anu...itu..hmm mereka ada dikamar non, mereka ribut non".

Bi ikoh tidak bisa mengelak lagi, menurutnya Aneisha sudah cukup besar untuk mengetahui apa yang sudah terjadi dirumahnya.

Aneisha berlari menuju kamar orang tuanya. Apa selama ini ia tidak tahu jika orang tuanya sedang tidak baik-baik saja.

Aneisha berdiri tepat di pintu kamar orangtuanya, saat ingin mengetuk pintu sepertinya Arga dan Tasya masih saja ribut. Aneisha mendengarkan keributan itu dari luar.

"Aku sudah bilang kan, kamu cukup dirumah mengurus Echa dan rumah, Tasya!!"

"Aku hanya bosan dirumah, mas. Aku ingin bekerja seperti dulu, aku masih bisa kok mengurus kamu dan Echa bahkan rumah"

"Karena bosan mu itu, kamu bahkan tidak tahu kalau kamu lagi mengandung anak kedua kita, sya. Terus apa sekarang...kita kehilangan anak itu, bahkan Echa pun belum mengetahui semua tentang calon adiknya itu".

Never Be The SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang