"Apa ini, kamu akan tetap pergi walaupun aku sudah melarang mu?". Arga melihat satu koper yang Tasya siapkan semalam untuk pergi ke Surabaya karena urusan kantor. Tasya tidak menghiraukan pertanyaan suaminya. Dia masih fokus dengan merapikan riasan wajah sambil duduk di meja riasnya.
"Aku bertanya padamu, sya. Apa kamu tidak mendengarkan ku?"
Arga menendang koper itu dengan keras, membuat Tasya berbalik menatap ke arah Arga " Mas, tolong ini masih pagi, Aneisha sudah bangun. Dia akan mendengar nya".
Arga mendekati Tasya dan meraih bahu istrinya " kamu memintaku menjaga emosi ku, tapi saat ini kamu selalu memancing ku. Apa susahnya dengerin aku juga, sya".
"Mas, aku pergi untuk bekerja bukan untuk traveling, ada pertemuan dengan klien Baru di sana. Kita sama mas, sebulan aja kamu berapa kali keluar kota? Ini aku baru ke Surabaya aja mas gak ngizinin".
Arga terdiam, memejamkan matanya untuk menjernihkan pikirannya. Di sudah lelah terus beradu argument dengan Tasya, dia akan tetap pergi tanpa perlu izin kepada Arga.
Arga menatap malas dan pergi meninggalkan Tasya sendiri, dan menutup pintu dengan keras.
Dia tidak tahu jika Aneisha sudah berdiri di anak tangga dekat pintu kamarnya. Arga tersenyum kaku. Dan mendekati Aneisha mencium kepala anaknya itu. " Ayah berangkat, dulu. Jangan lupa sarapan, Haris akan pergi bersama mu kan?".
Aneisha hanya mengangguk. Arga pun meninggalkan dirinya. Aneisha menatap pintu kamar orangtuanya itu, ingin sekali ia mengetahui keadaan bundanya. Ia tidak mengatakan kalau Tasya salah tapi Tasya sangat keras kepala, menurut Aneisha Tasya lebih egois.
Pandangannya perlahan merambat ke sebuah foto yang ada diujung meja. Foto sebuah keluarga kecil yang nampak harmonis beberapa tahun lalu. Aneisha mengambilnya dan dilemparkan dengan keras.
Tasya keluar dari kamar melihat apa yang terjadi, Tasya mengira Arga yang melakukannya, tapi cuman ada Aneisha di sana.
Aneisha hanya diam setelah melemparnya " Echa gak sengaja,Bun. Kesenggol jadi jatuh".
"Iya, enggak apa-apa. Udah sana berangkat sekolah, bi...bi ikoh".
Bi ikoh datang dengan membawa sapu dan pengki ditangannya. Ia melihat jelas Aneisha melempar foto itu buka hanya kesenggol.
"Awas, hati-hati. Tolong nanti beli bingkai baru ya Bi, terus saya akan pergi selama tiga hari ini. Tolong keperluan Aneisha dan ayahnya jagan sampai lupa".
Bi ikoh hanya mengangguk " iya siap non".
^^^^^^^^^
"Cieee lahh, yang baru jadian. Gue kira lo bakal jadian ama Seruni, ege" Rizky terkekeh, lalu mengambil Snack untuk dimakannya.
"Lucu banget gue denger cerita dia pas minta izin buat jadi pacar si Echa, selaku Ayah dari Aneisha, lu kira pak RT apa, baku bener bahasa lu"
Harris melemparkan kacang kearah Jefry yang tadi menertawakan kebodo dirinya "ya setidaknya sebelum gue nembak Echa, gue izin dulu dong ke bokap dia".
"Iyya sih lu berani bener,untung bokap si Echa percaya Ama lu" Jefry mengentikan aktifitas mengunyahnya, ada Seruni dan Naima masuk kedalam kantin " guys sini gabung Ama kita".
Seruni dan Naima mendekati mereka bertiga, rupanya mereka sedang makan-makan besar. Banyak banget jajanan dia tas meja dan beberapa minuman kaleng.
Naima duduk diantara Jefry dan Rizky " lu pada rakus banget, ini kalian yang beli?" Naima melihat satu persatu teman lelakinya itu.
"Bukan kita, sih...Tapi, Haris, Tuan muda sedang mentraktir kita makan, ya gak" Rizky hanya menaikkan kedua alisnya membenarkan apa yang dikatakan Jefry.
Jefry menarik tangan Seruni agar duduk " berdiri mulu, enggak pegel apa".
Haris tidak melihat Aneisha diantara Seruni dan Naima. Biasanya mereka selalu pergi bertiga "Echa kemana? Kok gak ikut Ama kalian?".
"Ohh ada dikelas, lagi enggak enak badan katanya " ujar Naima.
Haris mengira Aneisha akan menyusul ke kantin bersama kedua temannya ini, jadi Haris meninggalkan Aneisha. Haris pergi dan berlari menuju kelasnya.
" Emang tuh anak, pacar sakit aja enggak tahu"
Naima dan Seruni menatap Jefry secara bersamaan."Coba ulang lu bilang apa?" Seruni kaget Haris benar-benar pacaran dengan Aneisha setalah seruni menolaknya.
"Dihhh.. mereka pacaran, kalian enggak tahu, kudet".
Haris sangat senang menemukan Aneisha ada dikelasnya. Aneisha sedang memejamkan matanya dengan kedua tangannya menjadi bantal. Haris dengan pelan-pelan mendekati gadis itu.
Rupanya Aneisha sedang memakai earphone ditelinga nya. Haris melakukan hal sama seperti Aneisha, tapi dia tidak akan terpejam dia akan tetap melihat keindahan yang ada di wajah Aneisha.
"Jangan buka mata ya, gini aja terus aku suka. Tolong waktu bisa berhenti gak sih. Echa cantik banget". Haris tersenyum ingin sekali mencubit pipi Aneisha.
Aneisha merasakan deru nafas seseorang disampingnya, dan saat membuka matanya. Ada Haris yang ikut terpejam disebelahnya. Aneisha tidak tahu Haris tertidur atau tidak. Tapi dia mencoba mengelus wajah kekasih nya itu. Bulu mata Haris sangat lentik membuat Aneisha iri, ingin sekali memiliki bulu mata seperti Haris.
Haris membuka matanya sebelah "ganteng banget ya, pacarnya?".
Aneisha memperbaiki posisi duduknya. Mencubit lengan Haris dengan kuat . Hari meringis kesakitan "bee..sakit banget.."
"Diam, enggak usah pura-pura".
Haris meletakkan tangan kanannya di kening Aneisha meyakinkan bahwa gadis itu tidak sakit "bee..enggak panas kok, kata Naima kamu lagi enggak badan".
"Aku udah sembuh, kan ada ayiiss obatnya". Tidak senyuman Aneisha membuat Haris meleleh.
Haris melirik jam yang ada dikelasnya " masih ada beberapa menit lagi, ikut aku".
Haris membawa Aneisha di taman belakang ruang UKS. Di sana ada sebuah pohon dan ayunan juga beberapa kayu yang bisa jadi tempat duduk. Ini adalah tempat Haris dan keduanya temannya istirahat setelah dari kantin.
Aneisha sangat suka tempat sejuk dan jauh dari keramaian seperti ini. Haris duduk di sebelahnya. Haris tahu apa yang dia inginkan, tapi entah sampai kapan Haris akan bertahan dengan Aneisha. Aneisha berpikir sifatnya yang moody-an tidak akan membuat Haris bertahan dengan nya.
Aneisha memasang earphone ditelinga Haris dan tidak lupa ia juga memakainya. Haris mendekatkan Aneisha untuk bersandar di bahunya. Setelah mendengar lagu yang diputar oleh Aneisha. Haris sadar kekasihnya itu sedang tidak baik-baik saja. Aneisha dulu sangat beda Aneisha sekarang, dia lebih tertutup dan pendiam.
"Pergi tanpa pamrih
Pergi tanpa pamit akan
Ke sana kemari tanpa arah serta
Ratusan makianKembali pulang
Tuk menenangi
Banyaknya luka yang berantakan
Peluh hangat sigap 'tuk sembuhkan
Kembali pulang
Bersama terang
Menghiasi diri dan merayakan
Genggaman tangan yang masih ada".Alunan lagu dari Feby putry- kembali pulang.
Berhasil membuat dua insan itu larut dalam kesunyian. Haris menggenggam tangan Aneisha. Aneisha sangat suka berdua seperti ini. Definisi sunyi dengan pikiran masing-masing.
" Bee.. sejak kapan kamu menjadi penyendiri seperti ini?"
Aneisha membuka matanya, posisi masih sama bersandar dibahu Haris " omong kosong dan kepalsuan orang sekitarku adalah alasan utama kenapa aku suka menyendiri sekarang".
![](https://img.wattpad.com/cover/336762303-288-k44922.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Be The Same
Fiksi RemajaApakah waktu bisa kembali berputar di mana aku sangat bahagia di waktu itu. bahkan aku merasa, aku manusia paling bahagia di lautan manusia lainnya. Sepertinya kali ini Tuhan ingin aku menerima semua kesedihan yang tidak pernah aku terima waktu itu...