Part 5

9 11 0
                                        

Setelah bel istirahat berbunyi, Haris bergegas menuju
Perpustakaan untuk menemui Aneisha. Sedari tadi pagi Aneisha mengindari Haris, bahkan saat mata pelajaran Aneisha hanya sibuk sendiri menghiraukan Haris yang duduk disebelahnya. Seruni mengatakan bahwa Aneisha ada di perpustakaan bersama Naima.

Perpustakaan ini sangat luas dan besar. Beberapa siswa keluar masuk. Hari tidak memperdulikan orang-orang yang ada didalamnya, dia hanya fokus mencari dimana Aneisha.

Tidak lam berselang, Aneisha muncul dari didepan Haris. Tadinya ia akan kembali ke kelas tapi sekarang orang yang ia sengaja hindari tepat di hadapannya.

"Nai..Echa gue pinjem ya?" Haris membawa Aneisha keluar dari perpustakaan, di depan pintu mereka bertemu dengan Seruni, rupanya di menyusul Naima dan Aneisha ke perpustakaan.

Haris dan Aneisha tetap berjalan melewatinya. Seruni melihat Haris menggenggam tangan Aneisha, apa benar Haris melupakan cintanya untuk Seruni.

"Mereka kayaknya beneran pacaran deh". Seruni hanya menatap Naima tanpa menggubris perkataan temannya itu. Seruni masuk kedalam perpustakaan disusul oleh Naima.

Rupanya Haris membawa Aneisha ke aula musik. Karena hari ini, aula kosong tidak ada yang berlatih musik. Haris melepaskan genggaman tangannya, membiarkan Aneisha berdiri dihadapannya.

"Aneisha Arsyakayla" panggil Haris.

Pemilik nama tidak menghiraukan, Aneisha mengalihkan pandangannya dia tidak berani untuk menatap Haris.

"Kamu sengaja buat aku prustasi kaya gini, liat aku, Echa". Haris berhasil membuat Aneisha menatapnya. Haris melihat raut wajah yang berbeda Aneisha. Gadis itu menekuk kedua alisnya dengan sorotan mata yang tajam "kamu kenapa, Echa?". Tanya Haris.

Haris merapikan anak rambut yang sedikit menutup mata Aneisha, mengusap pipi halus milik sahabatnya itu.

Aneisha berdecak kesal, melepaskan tangan Haris dengan kasar agar tidak menyentuh wajahnya. Haris sedikit bingung dengan sikap Aneisha " kenapa kaya gini, sih, Cha? Kamu malu karena kejadian kemarin?".

Aneisha melirik Haris, dan mulai berbicara " iya, aku sangat malu, harusnya aku tidak mencium mu kemarin, itu kesalahan. Karena kamu tidak mencintaiku, kamu mencintai Seruni, teman kita,"

Haris mengangkat sebelah alisnya, bingung " kesalahan kamu bilang? Setelah kamu membuat aku prustasi semalaman karena mikirin kamu, Dan ini kesalahan, hah?"

"Kenapa kamu memikirkan perasaan ku, yiis. Biarkan aku jatuh cinta sendiri, toh. Hati kamu sudah milik Seruni".

Haris mengacak rambutnya " aku dan Seruni udah selesai, setalah dia nolak aku. Kita enggak ada hubungan apapun ".

"Aku gak yakin"

"Aku sadar selama ini, aku suka sama kamu, kemarin-kemarin aku masih bingung dengan perasaan aku sendiri" Haris mendekat dan berusaha menyentuh bahu Aneisha. Tapi dengan cepat Aneisha menepisnya.

Aneisha membantah " Haris!! Aku tahu kamu bilang kaya gini, karena kamu lihat aku kemarin, terus kamu kasihan sama aku".

Mata Aneisha sedikit memanas, ia mencoba menahan air matanya. Aneisha menundukkan wajahnya air matanya kini sudah membasahi pipinya. Haris mencoba membuat Aneisha menatap kearahnya " lihat aku, Aneisha!!".

Aneisha tidak menghiraukan, pandangannya masih teralihkan.

"Aneisha, tolong lihat aku".
Aneisha melirik ke arah mata Haris " aku tulus cinta sama kamu, jika suatu hari aku tidak akan menjadi pasanganmu saja, tapi teman cerita, kamu bisa mengandalkan ku di hidupmu, kamu tidak boleh sungkan untuk datang kepadaku untuk semua cerita mu". Haris memegang ujung dagu Aneisha, menengadahkan kepala gadis itu " hei..lihat aku Aneisha".

Never Be The SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang