Suara yang amat ramai di setiap sisi kantin, beberapa murid memanfaatkan waktu istirahat untuk bermain game, bercengkrama bahkan makan bersama. Salah satunya Harris dan teman-temannya sedang asik memainkan game online mereka.
"Ah..lu, belum juga gue siap main nyerang aje" Jefry kesal karena Haris tiba-tiba saja menyerangnya tanpa aba-aba.
"Alah bilang aja lu gak bisa main" Haris meledek, Jefry mendengus kesal melihat Haris tertawa terbahak-bahak.
Jefry keluar dari permainan itu, dan meletakkan handphone nya diatas meja dan melanjutkan makanya.
"Dih ngambekan lu kek cewe, eh si Rizky ngambil minum lama bener" Haris pun ikut keluar dari game itu dan melihat jam tangan yang melingkar ditangan kirinya. Masih ada beberapa menit lagi untuk memanfaatkan jam istirahat.
Rizky datang dengan membawa tiga gelas es teh di atas nampan, dan duduk di sebelah Haris.
"Lama banget lu"
"Syukur-syukur gue baik hati bawain kesini" Rizky memberikan satu persatu kepada Haris Jefry.Jefry meminum nya, rasa dahaga dilehernya pun hilang karena kesegaran es teh itu. Tiba-tiba ia teringat sesuatu yang seharusnya semalam ia katakan kepada Haris dan Rizky.
"Brrakkk..gue lupa" Jefry menggebrak meja membuat Rizky yang lagi minum tersedak.
Rizky membulatkan matanya dan menoleh kearah Jefry " lu kenapa dah, kalau gue mati?mau lu tanggung jawab".
"Lupa apaan?" Haris ikut penasaran.
"Si bapak yang punya bangunan itu bersedia buat jual tanah Sama bangunannya ke kita".
Bersama dengan ucapan Jefry, Rizky yang baru saja login game langsung dikeluarkan nya kembali. Ada hal yang menarik perhatiannya saat ini.
"Serius lu? Wah ini gue gak mimpi?" Tanya Rizky tidak percaya.
"Iya, katanya pak Ardi lagi butuh dana buat pembangunan rumah orangtuanya yang di Bandung, jadi dia meminta kapan untuk kita ketemu dia buat bahas penjualan tanahnya ke kita"
Haris menepuk tangannya dengan sangat kencang " ya udah pulang sekolah aja, sekalian kita bawa uang ya, gimana ky?".
"Ok..lagian kita gak ada jadwal basket kan sore ini, selagi uang kita udah terkumpul ya udah sekarang aja". Rizky membuka aplikasi tabungan uang yang mereka tabung di bank selama dua tahun ini. Rupanya mereka benar-benar bertekad untuk menjalan bisinis stelah lulus sekolah nantinya.
"Tapi lu harus izin, yiis. Ke om Genta kali ini" . Jefry masih ingat saat kejadian tahun lalu, saat keduanya kedapatan kerja part time di sebuah cafe karena coba ngumpul dui buat usaha mereka "Gue gak mau kena omel bokap lu lagi, gue dituduh hasut lu buat ikut kerja, padahal sebaliknya".
"Iya-iya" balas Haris dengan malas " lagi pula izin enggaknya, kita harus tetap bangun impian kita bertiga buat bangun resto&cafe ini! Pokoknya kita kuliah dengan skill yang kita punya masing-masing sambil nunggu renovasi bangunannya, gue gak mau tau, bokap harus izinin gue buat buka usaha kita".
Rizky mulai resah dengan jawaban dari Haris " lagian, lu kenapa,sih ,ama bokap lu? Gue nggak, ngerti? Sumpah!".
Haris kesal " lu emang gak bakal ngerti, karena bokap gue bukan bokap lu". Jawaban Haris membuat Rizky kesal.
"Tapi, om Genta keren. Bisa pimpin beberapa cabang perusahaan. Gue tahu, kenapa om Genta nyuruh lu fokus buat terusin perusahaan nantinya, karena dia butuh lu buat ikut pegang perusahaan lainnya, dia ngerasa lu punya kemampuan yang sama, ya walaupun gue tahu, Ziva juga pinter, tapi dia butuh lu karena lu anak pertama mereka".
" Kalau kaya gini gue berdiri karena bokap gue dong, gue pengen gue juga punya karena hasil dari diri gue...lah ini belum juga gue perang udah kalah, dia ngekang gue untuk ikut kemauan bokap, bahkan belajar, game diatur semua Ama bokap".
Jefry menghela nafas berat, dia tidak ingin Haris dan Rizky ribut tentang persoalan anak dan bapak itu.
Jefry tersenyum sambil menepuk bahu Haris " lu harus inget dia tetap bokap lu. Mending, lu harus baik Ama bokap lu, dia sayang Ama lu, dia pengen yang terbaik buat anaknya".
"Serah deh" jawab Harris dengan cepat
"Kalau sayang, gak mungkin dia nyiksa sama semua larangan, dia. Dari jam belajar,main, bahkan game gua disita"."Mungkin dia pengen lu pinter kali, yiis. Kan lu bego"
Harris memukul lengan Rizky "teman laknat emang lu".
**********
Malam sudah sangat gelap,dinginya menusuk Sampai ketulang-tulang. Bahkan tidak ada bulan atau bintang seperti malam biasanya.
Aneisha terjaga di malam yang gelap, entah kenapa Aneisha sulit sekali untuk tidur kali ini.
Aneisha terbangun karena mimpi buruk, mimpi itu membuat dirinya takut, mimpi dimana mama dan papanya bertengkar hebat. Tasya akan Arga dan dirinya sehingga perpisahan diantara kedua orangtuanya kelak. Aneisha takut semua itu akan terjadi, hal yang sama sekali Aneisha tidak inginkan.
Aneisha mencoba memejamkan mata,dan mencoba untuk kembali tidur, tapi bayangan mimpi itu seakan nyata saat dirinya memejamkan matanya.
"Apanih, kenapa kamu ada dirumahku?kenapa kamu tidak pulang kerumah selingkuhan mu saja, Tasya? Tanya Arga dengan amarahnya.
"Aku tidak pulang,aku hanya berkunjung. Aku ingin melihat Aneisha, anakku.".
"Dia bukan anakmu lagi, bahkan Aneisha tidak pernah mencari mu, anak itu tidak ingin melihat mu, Tasya".
"Aku tidak peduli dengan omong kosong mu itu,mas " Tasya berjalan menaiki tangga untuk ke kamar Aneisha tapi Arga smpat menahan dan mencekal tangan Tasya.
"Lepasin,mas.."
"Tidak, aku tidak mengizinkanmu untuk bertemu dengan Aneisha, keluar sekarang sebelum aku melakukan hal buruk kepadamu" .
Arga menarik tangan Tasya untuk turun dari tangga itu, dan menghempaskan badan Tasya dengan keras sehingga Tasya jatuh dengan posisi duduk.
"Keluar sekarang juga dari rumah saya". Teriak Arga.
Aneisha yang melihat kejadian itu dari atas kamarnya, segera berlari menuruni tangga dan menghampiri Tasya.
Hampir saja Arga lengah, ia langsung menahan Aneisha agar tidak membiarkan anaknya untuk menyentuh Tasya.
"Ayah.. lepasin Echa, yah. Echa mau ketemu bunda kali ini".
Aneisha berontak dalam dekapan Arga, karena tubuh yang sangat kecil dan rapuh tidak cukup kuat dengan dekapan Arga pada dirinya.
Tasya berdiri meninggalkan Aneisha dan Arga, sebelum itu ia menangis karena melihat Aneisha yang meraung didekapan ayahnya. Tasya memilih pergi untuk kebaikan anaknya itu.
"Bunda...echa kangen bunda, bundaaa..."
***********
Lagi gak bisa ngetik panjang-panjang nih
jadi, kayaknya untuk cerita kali ini part-nya pendek-pendek aja dulu, tapi sering update.Sampai sini, masih mau lanjutkan?
Temani aku buat bisa selesain cerita ini ya,
jangan kemana-mana, salam hangat.Liza❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Be The Same
Fiksi RemajaApakah waktu bisa kembali berputar di mana aku sangat bahagia di waktu itu. bahkan aku merasa, aku manusia paling bahagia di lautan manusia lainnya. Sepertinya kali ini Tuhan ingin aku menerima semua kesedihan yang tidak pernah aku terima waktu itu...