part 1

13 11 0
                                        

Aneisha menatap jalan dari jendela mobilnya. Sangat cerah, buktinya terik matahari tidak akan mempengaruhi aktivitas orang-orang. Banyak sekali kendaraan yang berlalu-lalang hingga sedikit menimbulkan kemacetan. Tentu saja, karena hari ini anak-anak sekolah kembali masuk setelah liburan akhir semester. Aneisha berharap semoga di awal semester ke dua ini bersahabat dengannya. Setelah semua kesialan akrab dengannya di semester pertama.

"Ayah, enggak akan janji buat jemput Echa pulang sekolah nanti".

Arga tahu sifat anaknya ini, Aneisha atau Echa akan diam saja jika tidak ada yang bertanya padanya. Setelah beberapa menit meninggalkan rumah, Echa hanya sibuk melihat pemandangan dari dalam mobil dengan earphone ditelinga nya.

Bukan lagi masalah jika Arga tidak menjemputnya pulang nanti. Toh, setiap hari juga ayahnya sering lupa untuk menjemput dirinya.

Aneisha mengangguk pasrah " udah bukan masalah lagi sih yah, lagian ayah udah jarang banget buat jemput Echa".

Arga hanya tersenyum dan mengusap rambut Echa. Kali ini ia merasa apa yang dikatakan anaknya itu ada benarnya juga. Akhir-akhir ini ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Sama hal dengan sang istri, Tasya selalu pulang malam dari kantor nya, kalau tidak di sibukkan dengan urusan lainnya. Seperti tadi pagi, Tasya sudah tidak ada dirumah. Dia hanya menyiapkan sarapan untuk suami dan anaknya dan pergi melewatkan sarapan pagi bersama.

Mereka telah sampai disekolah Aneisha. Kemudian Arga memarkir mobilnya di depan gerbang sekolah. Sebelum turun dari mobil, Aneisha sedikit terkejut karena Arga memberikan kecupan di kepalanya. Aneisha hanya tersenyum.

"Semangat ya sekolahnya, anak manis ayah"

Aneisha turun dari mobil, mungkin Arga berharap anaknya itu akan berbalik ke arahnya untuk mengucapkan selamat tinggal atau sekedar kata ucapan terimakasih, tapi tidak Aneisha terus saja masuk ke dalam sekolahnya tanpa mengucapkan sesuatu padanya. Anaknya itu sudah berubah dan Arga sadar karena dirinya dan Tasya anaknya menjadi pendiam seperti sekarang.

Aneisha membalikkan badannya setelah mobil ayahnya sudah benar-benar pergi, dan benar sudah tidak ada di depan gerbang sana. Aneisha pun melanjutkan jalannya untuk ke kelas.

Ocehan nyaring terdengar hingga ke telinga Aneisha sehingga membuatnya berdecak kesal, ia pikir kelas masih sunyi karena ia berangkat sudah terlalu pagi namun siapa sangka sepagi ini sudah begitu banyak orang-orang dikelasnya.

Saat Aneisha ingin duduk di bangkunya, tiba-tiba Seruni datang menghampiri dirinya.

"Heiii lu enggak lupakan, ini udah jadi tempat duduk gue,Cha".

Ya Seruni benar, ini sudah jadi bangku temannya itu. Aneisha lupa sebelum libur kemarin, Seruni meminta Aneisha untuk tukar tempat duduk karena saat itu Seruni sedang punya masalah dengan teman sebangkunya, Haris.

"Ck, harus banget gue Ama dia".
Aneisha menatap Haris dari kejauhan, kenapa harus dirinya yang duduk disebelah tetangganya itu. Haris pasti akan selalu mengganggunya nanti.

" Please Cha, lu enggak sayang Ama gue"

"Dihhh, omongan basi"

Aneisha meninggalkan Seruni dan menghampiri bangku Haris di barisan perama pojok kanan,kesalnya lagi, kenapa Haris duduk hampir sangat dekat dengan meja guru.

"Hii..".

"Eh tetangga selamat datang di tempat duduk kita".

Aneisha sedikit aneh dekat perilaku Haris kepadanya. Sangat konyol, lihatlah Haris masih dengan senyumnya yang menurut Aneisha terlihat bodoh.

" Nyengir aja terus, kering tuh gigi".

Haris langsung cemberut, dan duduk disebelah Aneisha dengan tangan kanan menjadi tumpuan kepalanya. Aneisha merasa risih dengan tatapan Haris kepadanya.

"Ayiisss...gue tonjok lu? Biasa aja liatin nya".

"Hahahha Echa lucu deh kalau lagi malu, baper ya Cha".

Tidak lagi-lagi Haris membuat dirinya semakin kesal. Aneisha berusaha menghiraukan Haris yang kini duduk disebelahnya. Terserah mau Haris jungkir balik pun didepannya ia akan tetap diam.

Haris tidak tinggal diam, ia kembali menganggu Aneisha dengan mengambil earphone yang terpasang ditelinga temannya itu.

"Ayiiss balikin gak?"

" Ini udah jam sekolah, dilarang menggunakan alat seperti ini..".

"Denger ya Haris, selama kita sebangku lu gak harus banyak nanya, lu gak usah atur gue. Kita cukup duduk, diam dan pulang".

Aneisha meninggalkan Haris keluar dari kelas. Haris tidak perlu mengejar Aneisha, ia sudah tahu bagaimana menyikapi Aneisha yang moody-an.

"Kalau si Echa enggak mau sebangku Ama lu, jangan dipaksa".

Haris melihat ke arah sumber suara. Ternyata Jefry. Haris mengambil minuman kaleng yang ada ditangan sahabatnya itu. Padahal Jefry tidak maksud menawarkan minuman itu kepada Haris.

"Gue enggak maksa, lagian kenapa Seruni gegayaan banget pengen tukeran Ama Echa".

"Ribet banget lu Ama cewe dikelas ini, jangan Ampe nih si Echa minta pindah juga".

Haris hanya terdiam, jika dipikir-pikir kesalahan apa yang dia lakukan sehingga Seruni menjauhinya sampai meminta Echa menggantikannya si sebelah Haris.

Jefry menerima kembali minuman kaleng itu dari Haris. Sudah tidak ada isinya. Dengan kesal ingin sekali ia melemparkan minuman kaleng itu kearah Haris tapi ia masih bisa menahan kesalnya itu.

Haris yang merasa tidak bersalah berjalan keluar meninggalkan Jefry. Karena hari pertama kembali masuk ke sekolah dan kebetulan hari ini hari Senin. Upacara bendera sebentar lagi akan dilaksanakan. Semua siswa-siswi berlarian menuju lapangan.

Aneisha berjalan kearah barisan kelasnya bersama Seruni dan Naima.

Pandangannya kini teralihkan dimana Haris tersenyum kepadanya. Aneisha dengan malas menghampiri Haris. Dia berdiri tempat dibelakang barisan, tanpa ia sadari Haris sudah berdiri dibelakangnya juga.

"Nanti kalau Echa kepanasan, bilang ya, nanti aku tutupin sama tangan aku".

"Cieee.." sontak teman-teman kelas mereka bersorak karena ulah Haris pada Aneisha.

Seruni memasang wajah malas melihat Haris memperlakukan Aneisha seperti pacarnya, padahal tidak ada hubungan jelas diantara Aneisha dan Haris.

Aneisha sangat malu dengan apa yang dilakukan Haris kepadanya. Dia menurunkan tangan Haris yang menutupi kepalanya dari terik matahari.

********

Gimana part 1 nya? Sedikit tidak jelas bukan?

Maaf ya kalau masih banyak yang typo

Aku akan berusaha semaksimal mungkin menulis cerita Never be the same ini.

Semoga suka sama ceritanya, Sampai bertemu di part lainnya.

Salam hangat
liza🥰



Never Be The SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang