Part 3

8 11 0
                                    

"Ini..jangan lupa minum susu nya". Tasya memberikan segelas susu cokelat kepada Aneisha. Padahal ini masih pagi kenapa Arga tidak ada di meja makan. Seingat Aneisha semalam ayahnya pulang awal dari biasanya.

"Bun, ayah gak ikut sarapan".

Tasya yang sibuk dengan potongan rotinya melirik kearah jam tangannya. Dia pun meninggalkan Aneisha menuju kamar, mungkin Arga masih sibuk bersiap-siap untuk ke kantor. Tidak ada Arga dikamar, kapan keluar suaminya itu.

Tasya kembali berjalan kearah meja makan " Bi, kapan ayahnya Echa berangkat?"

"Ohhh iya nyonya, pak Arga tadi berangkat awal kayaknya waktu nyonya ke atas buat bangunin non Echa".

Aneisha menatap bunda nya itu, apa mereka kembali bertengakar.
Apa semalam mereka tidak tidur sekamar,kenapa Tasya tidak tahu jika Arga sudah berangkat dari tadi.

"Kenapa ayah jarang banget buat sarapan bareng sama kita,Bun?".
"Mungkin ada urusan penting yang harus ayahmu lakukan".
"Sepenting itu dari sarapan bareng doang?"

Tasya meletakkan pisau yang ia gunakan untuk memotong buah, dan merapikan tempat bekal yang ia siapkan untuk Aneisha.

"Bunda disini buat sarapan bareng kamu".
"Echa enggak tahu,Bun. Apa yang terjadi antara ayah sama bunda, kenapa kalian gantian buat nemenin Echa sarapan. Kemarin Ayah nemenin Echa terus bunda udah enggak ada dirumah dan sekarang ayah".

Drrttttt..drrttt...

Ayisss😺
Echa..kamu udah pergi?

Aneisha
Ayiiiss... Tungguin aku

Aneisha beranjak dari tempat duduknya, mengambil kotak bekal yang sudah disiapkan oleh Tasya.

"Berangkat nya bareng Bun..."
"Enggak perlu, aku bareng Haris"

Aneisha malas menerima tawaran bundanya. Pergi bersama pun dia akan tetap memilih diam didalam mobil nanti, jadi ia akan berangkat bersama Haris.

Sebelum berangkat Aneisha menatap Tasya .."Bun kalau udah hancur enggak usah berusaha untuk jadi utuh, percuma keluarga kelihatan Cemara tapi kalau yang Echa rasain persis kek broken home".

Anaknya itu sangat benar, keluarga kecil sekarang di ambang kehancuran karena ego masing-masing.

Aneisha keluar dan melihat Haris dengan motornya. Mood paginya terselamatkan oleh Haris kali ini. Semoga sampai sekolah moodnya akan tetap baik-baik saja.

Aneisha tidak mengelak saat Haris memakaikan helm di kepalanya. Tapi tidak dengan hatinya. Jantung sedikit lebih cepat berdebar dari biasanya.

Wajah ini, Aneisha sangat menyukai wajah tampan yang dimiliki Haris, bermata sipit persis seperti oppa-oppa Drakor yang ia sering nonton. Hidung mancung, apalagi model rambut yang sangat terlihat idol Korea.

"Ganteng ya?"

Aneisha memukul helm yang digunakan Haris.." PD banget sih"

Haris hanya tertawa, melihat Aneisha merajuk sepeti ini. Setelah Aneisha naik keatas motornya. Haris pun melajukan motornya dan meninggalkan rumah Aneisha.

Disaat motor Haris masuk kedalam parkiran sekolah, semua siswa menatap kearah mereka. Jefry dan Rizky yang sudah ada diparkiran sontak bersorak melihat Haris datang bersama Aneisha.

"Cari pacar mah enggak usah yang jauh, cukup pacari saja tetanggaku".
"Uhuyy..PJ dong".

Jefry dan Rizky terkekeh melihat raut wajah Haris.

Never Be The SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang