10. Kebun Binatang

1K 73 6
                                    

Beberapa hari telah berlalu. Dan hari ini merupakan hari menuju akhir masa hukuman Cia. Setiap waktu yang dilaluinya hanya bosan dan bosan. Lalu menangis, meraung hingga kembali demam membuat keluarga Abrams terserang khawatir.

Pagi ini Cia sudah bersiap rapi dengan pakaian casual nya. Rencananya, ia akan diajak berjalan-jalan bersama Edna dan Air. Tentu saja sebelumnya ia telah merengek pada keluarganya hingga akhirnya Edna mengusulkan untuk mengajak Cia berjalan-jalan, tak lupa pula Air yang memaksa ingin ikut. Sedangkan yang lain hanya bisa menggigit jari karena ingin ikut, namun apalah daya kesibukan mereka yang tak kunjung usai.

"Kau sudah siap?"

Cia mengangguk menjawab pertanyaan Edna.

"Let's go!!!" Ucap Cia semangat.

Algar terkekeh gemas melihatnya. Ia lalu menghampiri Cia lalu mensejajarkan tubuhnya dengan putrinya itu. Mengusap lembut kepala Cia, "semangat sekali Putri Papa yang cantik ini."

"Tentu saja Papa. Cia udah lama gak jalan-jalan keluar," jawab Cia antusias.

"Sampai lupa mengajak Papa dan kedua Abangmu yang lain, hmm?" Tanya lagi Algar.

Cia menatap Jhadra dan Sky yang juga menatapnya datar. Seolah merajuk karena tidak bisa ikut.

"Bukannya Abang bilang hari ini sibuk, Papa? Papa juga, kan?" Cia mengerutkan keningnya.

Oh, ayolah. Setiap perubahan raut gadis itu sungguh terlihat sangat lucu dimata orang-orang yang melihatnya. Sampai-sampai Air yang tidak tahan pun mencuri satu kecupan di pipi gembul Cia.

"Kenapa tidak kau batalkan saja? Kita bisa pergi bersama-sama lusa besok," cetus Sky memberi saran.

"Tidak bisa! Kau berdua, jangan coba mengacaukan rencana kami hari ini!" Peringat Edna menatap kedua saudaranya tajam.

"Ya! Lebih baik kalian pergi saja ke kantor. Biarkan kami bertiga bersenang-senang," ucap Air yang terdengar begitu menyebalkan di telinga Jhadra dan Sky.

"Awas kau, Air," geram Sky.

"Udah dong, kalau ngobrol kayak gini terus, Cia kapan jalan-jalannya?" Decak Cia sebal. Gadis itu mengerucutkan bibirnya pertanda ia sangat kesal.

"Adikku ini sangat tidak sabar sekali. Baiklah ayo Kita berangkat," ajak Air menggenggam lembut lengan Cia.

Cia mengangguk semangat.

"Ayooooo! Bye Papa, bye Abang Jhadra, bye Abang Sky!"

Cia pamit yang sebelumnya mengecup pipi mereka satu per satu.

***

Kebun Binatang!

Cia yang menginginkan pergi ke tempat itu. Katanya ingin melihat monyet menari seperti yang ada di film botak kembar yang kemarin malam ia lihat. Awalnya Edna melarang, namun dengan segala macam cara Cia lakukan akhirnya mereka bertiga sudah berada di tempat yang dihuni oleh sebagian hewan itu.

Meski Edna harus mengosongi tempat itu terlebih dahulu dengan alasan keamanan.

"YEAYY!" Gadis itu tampak antusias kala gerbang kebun binatang terbuka lebar. Para karyawan tempat itu berjajar menyambut kedatangan mereka, diikuti bodyguard yang langsung menempati posisinya masing-masing.

"Kau senang?" Tanya Air mengusap lembut kepala Cia. Gadis itu tersenyum lebar seraya mengangguk semangat menjawab pertanyaan Air. Edna dan Air yang melihat itu merasa gemas.

"Mau kemana?" Edna menarik lengan Cia karena gadis itu sudah berancang-ancang untuk berlari.

Cia menoleh, "mau kesana, Abang. Ayooo!" Jawabnya kesal. Ia sudah sangat lama ingin berkunjung ke tempat ini. Terakhir kemari itu dua tahun yang lalu.

TRANSMIGRASI; Possessive BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang