Bagaimana bisa seorang wanita fakir ilmu seperti ku menjadi istri dari seorang pria yang paham agama dan sangat baik seperti mu. Rasanya waktu itu aku tengah bermimpi dan ketika aku terbangun semuanya akan menghilang begitu saja. Namun aku salah, se...
sebelumnya minta maaf kalo ada kesamaan nama tokoh,latar dan alur yang faad gunain, tapi ini murni emang hasil dari pemikiran faad sendiri tanpa ada copy an dari cerita mana pun 😉
sebelum baca follow dulu yaa 🖤🖤 jangan lupa vote & komen kekurangan dari cerita faad juga. 🔎 trailer bab cerita yang belum di publish bisa kepoin di ig :
@baksobuylat
• • • • • • • • • •
ʕっ•ᴥ•ʔっʕっ•ᴥ•ʔっʕっ•ᴥ•ʔっʕっ•ᴥ•ʔっ
jangan jadi pembaca semu yang cuman baca doang, tapi gak ada ninggalin vote dan komen nya.
ʕ´• ᴥ•̥'ʔʕ´• ᴥ•̥'ʔʕ´• ᴥ•̥'ʔʕ´• ᴥ•̥'ʔʕ´• ᴥ•̥'ʔ
Kasih saran dan ingetin faad kalo ada typo dan kesalahan kata yang faad gunain pren. Biar kedepan nya bisa faad revisi jadi lebih baik lagi
༼ つ ◕‿◕ ༽つ༼ つ ◕‿◕ ༽つ༼ つ ◕‿◕ ༽つ
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
______________________________________
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Setelah kurang lebih 3 jam perjalanan dari Jakarta menuju ke Bandung akhirnya Shakeela sampai di pesantren bersama kedua orang tuanya.
Shakeela turun dari mobil membawa kopernya dengan perasaan campur aduk tak karuan. Namun, ia harus terlihat biasa saja di depan ayah Ardi Karena tak mau di anggap remeh oleh ayah nya sendiri.
"Siap kan nak," ujar ayah Ardi sembari merangkul anak gadis nya itu.
Shakeela mendongak ke atas dan melihat sebuah tulisan PESANTREN NURULFURQON.
Rasanya ingin sekali ia menjawab tidak siap pada ayah nya. Akan tetapi seorang Humaira Shakeela Wardani tidak akan melakukan itu.
Shakeela tersenyum, menatap kedua orang tuanya. Mereka pun kini saling berpelukan sebagai pelukan perpisahan.
