P R O L O G

29 8 2
                                    

SELAMAT SIANG☀DUNIA YANG PENUH DENGAN SEGUNDANG RAHASIA DI BALIK CANDA TAWA MENGHIASI LANGIT BIRU

GIMANA DENGAN HARINYA BAIK?

LANSUNG KITA MULAI AJA YA :)

LANSUNG KITA MULAI AJA YA :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Kasih Astridya Putri sering dipanggil Kasih, seorang gadis desa mempunyai kehidupan yang sangat sederhana, setiap hari ia harus bangun pagi-pagi sekali karena, harus membantu ibunya membuat Kue Nastar dengan dibantu oleh Farrel, seorang cowok kota yang mempunyai kesepakatan dengannya yang harus membantunya selama satu minggu kedepannya dan cowok itu juga yang harus membantunya untuk berjualan Kue Nastar keliling.

"Yang bener ngaduk nya," ucap Kasih menegur Farrel yang mengaduk adonan Kue nastar dengan asal.

"Iya bawel!" Balas Farrel tidak suka ditegur, lalu Ia segera mencoba kembali mengaduk adonan itu dengan merata. "Bisa nggak sih lo itu nggak usah bawel jadi cewek."

"Iya kamu juga ngaduk nya nggak bener gitu gimana aku teh nggak ngomel coba."

"Berisik Lo!"

"Hm dasar cowok kota songong."

"Apa lo bilang tadi gue cowok kota songong?"

"Iya emang bener kan kamu emang cowok kota yang songong nya minta ampun."

"Terserah lo."

"Cepetan ngaduk nya nanti kesiangan tau buat keliling nya."

"Bisa sabaran dikit nggak sih lo, emang lo pikir ngaduk adonan itu gampang susah tau nggak."

"Kamu nya aja yang nggak bisa ngaduk, makanya belajar dari aku."

"Sok pinter lo."

"Aku mah emang pinter."

Astrid yang melihat mereka yang sejak tadi ribut hanya Mengeleng-mengelengkan kepalanya, karena sudah terbiasa melihat mereka ribut sepanjang hari layaknya kucing dan tikus.

Astrid menghela nafas panjang lalu, menatap mereka yang sedang ribut. "Kalian ini teh kerjaannya setiap hari berantem terus atuh, pusing kepala ambu ngelihat kalian berantem terus setiap hari."

"Farrel, yang mulai duluan ambu."

"Dimana-mana lo yang mancing-mancing emosi gue duluan."

"Tapi kan kamu nya nyebelin."

"Lo—"

"Udah-udah nggak usah berantem, nanti ujung-ujungnya kalian berdua jadi jodoh loh."

"Nggak mungkin ambu Farrel jadi jodoh aku." Kasih tentu tidak setuju dengan perkataan Astrid yang baru Astrid lontarkan. "Aku mah nggak mau punya jodoh kayak Farrel mending, jodoh aku teh kayak oppa-oppa Korea gitu."

"Berobat lo!" Balas Farrel menaikkan kedua alis. "Lo pikir gue juga mau punya jodoh kayak lo, ya nggak lah tipe gue itu cewek ala-ala model terkenal."

"Mimpi kamu centeng pisan atuh cewek model aja mana mau sama kamu, tampang kamu mah aja songong gitu."

"Daripada lo kucel oppa-oppa Korea mana mau sama cewek kucel kayak lo."

"Udah-udah atuh nggak usah berantem lagi, adonan nya udah siap belum nanti keburu kesiangan buat keliling nya."

"Iya ambu bentar lagi siap."

"Cepetan gih buat nya, ambu tunggu."

"Iya ambu,"

Setelah selesai membuat Kue Nastar kini saatnya mereka berjualan Kue Nastar keliling dengan menaiki motor tua milik Rojak-ayah kasih semasa mudanya dulu. Di saat-saat mereka sedang berjualan Kue Nastar keliling, Kasih mengomel sepanjang perjalanan hingga, membuat Farrel kesal dibuatnya.

"Lo bisa nggak sih sehari nggak usah berisik."

"Nggak bisa."

"Sakit kuping gue tau nggak, dengerin suara cempreng lo setiap hari."

"Itu mah derita kamu, bukan derita aku."

"Dasar cewek desa mulut cempreng."

"Daripada kamu cowok kota songong."

"Bodoh amat songong-songong gini gue tajir ya engga kayak lo miskin."

"Aduh duh kata-kata kamu sangat mempersakitkan hati ini."

"Idih drama lo."

"Oh iya, kamu teh mau coba cicip Kue Nastar buatan aku nggak? Enak pisan tau."

"Ogah."

"Kunaon kamu nggak mau, Kue Nastar buatan aku enak pisan, rugi kamu teh nggak nyicipin nya."

"Sorry nggak minat."

"Oke deh kalau kamu nggak mau aku kasih aja sama kak Alan."

"E-eh jangan."

Alan Xavier, adalah kakak dari Farrel yang sifatnya dingin sedingin kutub utara, tetapi tegas dalam apapun itu yang membuat dirinya menjadi laki-laki dewasa, jauh terbalik dengan Farrel yang sifatnya manja, boros, galak, egois, tidak displin, dan songong nya minta ampun. Terkadang orang tua nya pun tidak tahu lagi harus menghadapi sikap Farrel dengan cara apalagi, sudah beribu cara mereka lakukan tapi hasilnya tetap sama.

Dan akhirnya pun Farrel di kirim ke desa tempat tinggalnya Kasih, untuk menjadi mandiri agar ada sedikit perubahan dari dirinya.

*******

Cewek Desa Vs Cowok KotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang