"Weh, yang itu tuh cantik bgt ya?"
"Gak, itu terlalu kurus!"
"Huh? gimana kalo yang di sana. Bodinya asoy. Mantap dah!"
"No, gue gak suka."
"Kalo yang itu, woi. Wajahnya agak kebulean. Manis juga, wuih asik noh keknya! Mau gak, sas? Mau dongmasa kagak, wkwkw, ya kan?"
"Ogah!"
"Heh?!"
Sasuke Uchiha menggeleng untuk yang kesekian kalinya. Menolak swmua cewek yang ditunjuk oleh sobat sehidup sematinya a.k.a Uzumaki Naruto, si cowok bercodet.
Melihat semua penolkan Sasuke membuat Naruto kesalnya bukan maen. Padahal semua cewek yang ditunjuknya cantik-cantik, manis dan seksi. Namun dengan kampretnya Sasuke menolak semuanya. Maunya apa seh si rambut ayam ini?!
"Ya terus lu maunya yang kek gimana, sialan?!" kata Naruto setngah ngegas.
Sasuke tak menjawab. Dia malah berpaling tuk mencari cewe kriterianya. Memang smua pilihan Naruto tidak ada yang jelek tapi Sasuke merasa bukan seperti itu yang tengah dicarinya.
Mereka berdua kini sedang duduk-duduk ditengah jalan sedari bulan purnama menunjukkan eksitensinya di antara kerlipan bintang di atas sana. Dan seragam Konoha High School masih melekat di tubuh mereka.
Selang beberapa menit berlalu dalam keheningan, nettra Sasuke memicing, mendapati apa yang ingin dicarinya. Ia melihat seorang wanita lumayan gemuk dan berdada bsar. Wanita itu tengah berjaln dipersimpangan jalan sambil mendorong kereta bayi.
Tanpa pikir panjang Sasuke langsung pergi menghampiri. Meningglkan Naruto yang masih jongkok dan menatapnya keheranan.
'Ini dia yg kucari,' batin Sasuke menyeringai senang. Kakinya terus mengayun hingga berhenti melangkah tepat di depan si wanita.
Saat itu juga ekspresi Naruto langsung cengo bercampur dengan rasa syok. Matanya melotot tidak percaya dengan apa yang Sasuke dapatkan.
"What the hell, Sasuke yang benar saja lo?!"
Karena di mata Naruto, wanita pilihan Sasuke jauh dari kata seksi, cantik apalagi manis. Udah gitu item lagi! belum lagi dandanannya menor banget. Persis kek tante-tante girang. Astaga, Sasuke?! Ternyata seleranya dalam memilih wanita seburuk ini. Narut tidak percaya ini. Ia sampai tepok jidat melihat penampakan itu.
Sedangkan Sasuke sendiri tampak biasa saja. Seringai senangnya bahkan tak luntur. Seulas senyuman ganteng malah dilemparnya pada wanita yang kini terdiam melongo mendapti seorang pemuda ganteng berdiri di depannya.
Usut punya usut, wanita ini adalah seorang janda yang ditinggal suaminya karena slingkuh.
"Hai, maaf bisa bicara sebentar?" kata Sasuke basa basi.
Si wanita mengangguk salting. Merasa agak senang didekati anak SMA yang ganteng. Diam-diam matanya jelalatan melihat Sasuke dari atas rambut sampai kebawah ujung spatu lalu ke atas lagi tuk mengagumi betapa tampannya manusia yang satu ini.
Dan dengan sok romantisnya Sasuke memegang kedua tangan si wanita tambun, membuat dia semakin salting.
Sedangkan Naruto mendadak mual-mual mlihat hal itu.
"Aku mau minta tolong, maukah kau-" Sasuke menggantung ucapannya sejenak. Sebelah tangannya melepas tangan si wanita untuk merogoh sesuatu dalam kantung jas sekolahnya.
Wanita yang melihat hal itu entah kenapa malah dag-dig-dug-ser. Mungkin ia sedang membayangkan kalo anak remaja ini akan menyodorkan sebuah ponsel mungkin? Untuk meminta nomor hapenya? Jika itu terjadi tentu saja wanita tersebut akan dengan senang hati menerimanya.
'Doh, lmayan dpt brondong.'
Namun ketika Sasuke mengluarkan benda berbntuk botol susu bayi padanya, senyuman si wanita langsung memudar. Digantikan dengan kernyitan dahi, merasa bingung sekaligus heran.
"Maukah kau memberikan susumu padaku?" Lanjut Sasuke, wajah tanpa dosa sekali.
Si wanita terdiam sejenk. Lalu menganga lebar. Menatap botol di tangan Sasuke dan wajah itu secara berulang-ulang. Sejujurnya dia kecewa. Hatinya hancur karena tidak sesuai ekspektasi. Bagai dibawa terbang ke langit tujuh dan dihempaskan begitu saja.Tentu ia marah.
"Huh kurang ajar, dasar bocah cabul," geram si wanita tak segan menampol wajah Sasuke dengan tas kulitnya dan pergi berbalik. Wajahnya kusut.
Naruto speeclesh. Tadinya ia pikir Sasuke sedang mencari cewek untuk dipacari. Ya lord, ternyata bukan itu tujuannya. Pantas saja semua cewek pilihannya ditolak.
"Eh, bkan woi tunggu tante. Bukan itu maksudku!" Sasuke berusaha memanggil wanita tadi tapi wanita itu sudah keburu pergi menjauh.
Sasuke hanya bisa menggeram jengkel. Ia melempar botol susu itu, kesal. Lalu melirik sesuatu yang sedari tadi ada dipunggungnya. "Sial. Kau lihat?! Ini smua gara-gara kau yang menolak susu fomulanya. Aku jadi terpaksa mencari Ibu-Ibu tuk dapatkan asi untukmu. Aaaaargh bayi merepotkaaan!"
Sedangkan si balita berambut merah muda yang bernama Sakura hanya terkikik. Mendapati bentakan itu bukannya menangis malah tertawa senang seolah menikmati penderitaan si ayah angkat.
Iya jadi begitulah alasan Sasuke mencari Ibu-Ibu yang bisa menyumbangkan susu asinya untuk anak angkatnya tersebut. Makanya ia mnolak semua cewek pilihan Naruto karena semua yang ditunjuk si pirang bercodet itu tidak bisa membantu.
Sabenarnya Sasuke ogah mengurusi bayi. Ini bukan anaknya, tapi Sasuke terpaksa harus mengrusi si bayi karena suatu alasan.
Huh, betapa merepotkannya kehidupan.
..
.Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Saku
FanfictionEntah mau disebut sebagai berkah atau kesialan. Sungguh Sasuke masih anak sekolahan yang butuh bersenang-senang, tapi kenapa takdirnya begitu sengenes ini. Kehidupan remajanya harus diganggu oleh kehadiran bayi mungil yang sabenarnya gemesin, tapi...