[JNR's Universe : Series #1] - Bisa dibaca terpisah.
Berkisah tentang Kimberly, anak bungsu Addams yang merupakan pemberontak handal karena punya trauma. Disamping itu, ada Noah yang menjadi perisai bagi gadis itu.
Hingga seseorang penyebab trauma...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Recommended Song : Taylor Swift — Enchanted (Taylor's Version)
***********************
Kael hanya bisa memandang Kim dan Noah dengan jengah. Sedikit kesal kenapa Kim bisa mudah sekali mengeluarkan senyum manis kepada Noah, sedangkan ke dirinya selalu jutek dan melayangkan tatapan permusuhan? Terlebih sikap friendly Noah yang mendarah daging, wajar Kim bisa nyaman dengannya. Noah ini memang pendiam tapi jago menyempatkan diri. Dia bisa menarik atensi orang-orang hanya dengan lewat tatapan mata dan suara lembutnya. Kael akui temannya itu punya sejuta pesona.
Tapi sayangnya gak becus soal perempuan.
"Heh, apa-apaan?" Kael mendekat panik saat Kim memegang pisau buah yang lumayan besar. Pisau itu Kim gunakan untuk menyobek kertas menjadi dua.
"Apa, sih? Gue mau nyobek kertas!" sahut Kim sewot.
"Sejak kapan pisau beralih profesi menjadi alat penyobek? Kan ada gunting!" tidak bisa berkata-kata Kael pokoknya. Bahkan saat kertas itu berhasil robek menjadi dua, Kael hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Adanya pisau disini. Sama aja fungsinya."
"Tapi ya gak pakek pisau juga. Gak ada harga dirinya sekali pisau ini." Kael menjauhkan pisau yang agak mirip pisau daging ke meja seberang. Takutnya dipakai Kim lagi lalu melukai tangannya.
"Gak usah kaget. Anak ini pernah mecahin kaca gudang sekolah pakek palu," kata Noah. Tergelak sedikit melihat muka cengo Kael sekarang.
"Didikan lo, Noah Parker. Anak gadis tuh harusnya lemah lembut, anggun, kalem. Bukan out of the box begini." Kael melirik Kim sekilas. Yang ditatap hanya memutar bola matanya malas dan melanjutkan acara melipat-lipat kertas itu. Rupanya Kim ingin membuat pesawat kertas.
"Gue kalem, ya!"
"Bodo."
Kim mendengus kasar. Kael tetap menyebalkan. Cowok itu menjauh dan duduk di sofa paling ujung. Bermain ponsel sendiri. Kim juga tidak ambil pusing dan memilih berbicara dengan Noah. Banyak yang mereka bicarakan mulai dari sekolah dan memori masa kecil. Mungkin satu jam mereka bicara dan Kim merasa aneh. Kael tidak bersuara sama sekali. Menyela pun tidak. Oke, mungkin Kael sadar diri dan tidak mau mengganggu. Tapi Kim merasa ada yang janggal dengan hatinya.
Kenapa Kim merasa sakit saat diabaikan?
Kim hanya bisa menatap Kael tanpa suara. Ingin memanggil juga enggan. Ia tidak suka diabaikan seperti ini. Terlebih Kael tampak tidak terusik dan kini fokus ke laptopnya juga. Seperti sedang mengetik dan berbicara dengan seseorang lewat earpods. Menoleh ke arahnya pun tidak. Selama 1 jam tadi Kael benar-benar mendiamkannya. Kan bisa cowok itu ikut nimbrung di sela pembicaraannya dengan Noah. Kim menggigit bibir bawahnya sendiri. Ia merasa sakit tapi logikanya terus menolak. Logikanya berkata kalau Kael memang tidak ingin mengganggu. Tapi perasaanya bilang kalau Kael mendiamkannya.