Bad News

126 3 2
                                    

Ariella O'brein

Aku terbangun dengan Louis yang masih tertidur pulas disampingku. Dewa tampan ini selalu membuatku tersenyum ketika melihatnya, bahkan saat dia sedang tertidur.
Ku rasa aku harus mandi dan kembali ke asrama ku karna besok aku ada kelas pagi.

Aku mengambil handuk dilemari Louis. Well, dia sudah bilang dia percaya kalau aku tidak akan mencuri apapun dilemarinya jadi kuputuskan untuk membuka lemarinya dan mengambil handuk bersih. Aku langsung masuk ke kamar mandi.

Setelah ku selesai mandi ternyata Louis masih tertidur. Jujur aku sangat lapar. Aku turun ke dapur untuk membuat sarapan.
Aku sudah merasa rumah ini seperti rumahku sendiri. Haha!

Setelah melihat isi kulkasnya aku memutuskan untuk membuat pancake dan teh.
Semoga Louis menyukainya.
Aku membawa pancake nya ke kamar Louis, semoga saja dia sudah bangun. Senang sekali aku mengurusnya seperti ini, kuharap seterusnya akan seperti ini.

Louis masih tertidur. Posisinya sekarang berantakan. Kenapa posisi tidurnya aneh sekali sih. Kepalanya ditutupi bantal, selimut yang tadi aku tinggalkan untuk menutupi tubuhnya sekarang sudah jatuh dilantai. Ya tuhan Louis kau urakan sekaliiiiii!!!

Aku bingung harus bagaimana membangunkannya. Aku tidak bisa membangunkan seseorang dengan suara-suara lembut menggoda dan rayuan gombal seperti itu. Haduhhh tapi ini Louisss!! Lalu aku harus bagaimana membangunkannya???

"Hey Lou, wake up..."

Dia malah makin menutupi wajahnya dengan bantal. Kau menyebalkan Lou!

"Louis, wake up...." Suaraku lebih ke merengek karna dia tidak mau bangun. Aku mengguncangkan tubuhnya. Ingin rasanya aku meneriakinya tepat di telinganya.

"Hmm.. what?" Dia menyingkirkan bantal yang menutupi wajahnya tadi.

"Wake up Lou, I've been making pancakes" kataku sambil menyodorkan pancake ke wajahnya.

Louis langsung terlonjak bangun dan mengambil posisi duduk.

"I love pancake" katanya dan langsung membuka mulutnya.

Louis minta disuapin? Manja banget seeeeeehhhhhh-___________-

Aku langsung memotong kecil pancake dan menyuapinya. Aku menunggu responnya. Kusodorkan teh untuknya.

"This ia very tasty. I have a new chef!"

Sialan. Aku dibilang chef nya.

"I want to go home after breakfast"

"But why?"

Why Lou?? Why?????
Yaiyalah aku harus pulang. Ini kan rumahmu masa aku tinggal bersamamu disini. Bisa gila aku lama-lama mengurus laki-laki urakan yang terkadang menggemaskan dan selalu membuat aku jatuh cinta karna senyumannya.

"I have class tomorrow morning and ya I have to go home"

"Okay. I'll take you home"

"Okay"

Louis bangkit dari kasur menenguk tehnya dan.... dia mencium keningku.
Ciam cium ciam cium-_- jangan lakukan itu lagi Lou sebelum aku terkena serangan jantung!!!

"I'll take a bath babe" katanya dan langsung pergi ke kamar mandi meninggalkan aku yang masih membeku setelah perlakuannya barusan.

Handphone dengan case berwarna hijau terang itu berbunyi dan membuatku tersadar dari lamunanku tadi. Itu handphone Louis. Ku lihat ada panggilan masuk dari................ Niall Horan.

Ha? Niall?
Aku lupa mereka teman satu band dan menelpon bukanlah hal yang tidak mungkin. Kalau Niall yang menelponku dipagi hari seperti ini baru impossible.
Ingin sekali rasanya aku mendengar suara Niall lewat telepon. Tapi tidak. Ini handphone Louis, tidak sopan jika kau mengangkatnya riel.

Right NowWhere stories live. Discover now