28.Lelah

4 2 0
                                    

Singkat saja, di pantai Ayyara tak senang sama sekali karena di hukum tetap di dalam kamar hotel dan tidak keluar sampai mereka pulang. Hanya bermain ponsel membuatnya bosan, tapi dia yakin hukuman akan lebih berat jika di langgar.

Pagi yg biasa dan lumayan panas, semua anak murid membawa kipas kecil dan minuman segar dari rumah, "Wahh, kalian ada yg kuat juga di hawa panas" Kagum Kiri melihat salah satu anak menggunakan hoodie ke dalam kelas, "Ayyara belum berangkat hari ini, kenapa lagi dia?" Bingung Nathan menatap kursi kosong di sebelah Sena.

10 menit kemudian, bu Grace datang, "Selamat pagi anak-anak! Ayyara belum berangkat... Apa sudah ada yg tanya Noah ataupun Jordi..?" Salam dan tanya bu Grace agak khawatir, "Adik ku bilang kalau Ayyara di beri hukuman, jadi dia mungkin bangun terlambat" Ucap salah satu murid laki-laki yg mengangkat tangannya, "Begitu ya... Nathan, nanti kamu-" Ucapan bu Grace tak di lanjutkan setelah mendengar ketukan pintu, "Pagi... Maaf terlambat..." Ucap Ayyara lemas dengan kantung mata yg menghitam dan keadaan rambutnya yg sangat pendek. "Ayyara kamu duduk dengan Nathan ya... Kamu kalau mau bisa tidur di kelas sebentar... Kamu baik kan?" Ucap bu Grace khawatir, Ayyara hanya mengangguk lalu duduk di sebelah Nathan.

Ayyara duduk dengan menidurkan kepalanya di atas meja, dia lemas sekali, Nathan sampai tak ingin mengganggu nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayyara duduk dengan menidurkan kepalanya di atas meja, dia lemas sekali, Nathan sampai tak ingin mengganggu nya.

KRIKKKK........

Bel istirahat berbunyi dan semua keluar kelas dengan pelan pelan karena sadar Ayyara tertidur pulas di meja. Saat Crish ingin melangkah keluar, pelatih voli Ayyara datang dan menginjak kaki Crish, sempat ingin teriak tapi di tahan oleh Nathan, "Pak pelatih, Ayyara sedang tak baik dan tolong jangan menginjak kaki teman kami yg di depan ini" Bisik Nathan, "Benarkah? Baiklah maafkan bapak karena datang ke sini dan tak tau jika ada kaki" Bisik pak pelatih. Saat pak pelatih mundur, dia tidak sengaja menabrak pot dengan bunga nya dan langsung pecah dengan suara keras.

KREKKKK(ngarang)

Ayyara yg mendengar langsung membuka matanya sebentar, sadar jika Ayyara bangun mereka niatnya ingin mengambil kain untuk di jadikan selimut, tapi akhirnya Ayyara tidur dengan nyaman menggunakan bantal milik bu Grace, "Dia kelelahan sekali.." Kasihan Tsireya yg melihat calon kakak iparnya tertidur pulas sampai tak sadar jika tasnya jatuh.

Tak ada ujian untungnya saat itu, jadi Ayyara bebas ingin tidur sampai dia pulang. Ayyara pulang dengan lemas dan mencoba turun dengan tangga, saat 3 langkah ke bawah, Ayyara terjatuh dan di tangkap oleh roh R.A. Kartini, "Hati-hati anak muda, kamu masih harus hidup agar kamu menggapai cita-cita mu" Ucap roh tersebut, "Terimakasih...... Aku lelah... Bukan soal sekolah.." Jawab Ayyara yg duduk sebentar di anak tangga, "Tetaplah kuat generasi muda, kalian juga harapan kami" Ucap Kartini yg mengelus Ayyara untuk menenangkannya, "Aku mengerti, semua yg terlihat mudah di zaman ini tapi susah di zaman dulu, seperti Sayuti Melik" Ucap Ayyara mengelus dada nya, "Tetaplah kuat walaupun terguncang" Ucap Kartini lalu menghilang dari Ayyara.

10 menit Ayyara duduk di anak tangga dan menunduk, sesekali dia memanggil nama random yg dia pikirkan. "Tsireya..." Panggil Ayyara yg tak sadar jika Tsireya ada di belakang nya, "Ada apa kak Ayyara?" Tanya Tsireya yg langsung menatap Ayyara, "Jika ingin cerita katakan saja" Ucap Tsireya yg memegang tangan Ayyara dengan yakin dan senyuman lebar, yg pasti Ayyara senang untuk sementara.

Avatar:Modern Au and Human Scholl. The Family Vecter.(kelanjutan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang