16 - C'est La Vie

117 10 0
                                    

Sore itu, anak-anak untitled sudah kembali ke dalam lingkungan Sekolah Pendiri Roen. 

"Jam berapa sih, sepi banget?" celetuk Lucas. 

Anak-anak untitled diminta untuk berkumpul dulu di dalam kelas atas perintah kepala sekolah. Jadi mereka berjalan sambil mengobrol. 

Muna tersadar, "Eh, iya, kemarin itu kelas reguler sudah pembagian rapot bukan sih?" 

Liam ikut mengernyit, "Iya, ya. Gak sadar udah akhir semester aja." 

Clio menaikkan alisnya, "Lamaa, akhirnya libur jugaa!"

Lucas mengernyit, melingkarkan tangannya ke leher Clio, "Kenapaa? Capek ujian mulu? Capek begadang? Gimanaa berhasil ngalahin Jes belumm, Calliope?"

Anak-anak untitled tertawa kecil mendengarnya. 

"Ck, Ih. Otw ngalahin kok, tunggu aja!" 

Florie yang mendengar itu semakin tertawa, "Iya, kejar aja teruss." 

Liam ikut-ikutan: "Siapa bilang libur, Clio? Kita mah bakal ujian terus sampai lulus. Ini Pak Roen mau ngumpulin kita buat ngasi tugas, iya gak, Luc?" 

Lucas: "Iya tuh, betul. Masa lemah banget baru satu semester udah minta liburr?" 

Clio langsung memerah alisnya. Ia menganggap ucapan Liam dan Lucas itu serius. Clio tidak akan bilang ia capai, atau lelah. Tapi mentalnya benar-benar ingin beristirahat. Mengalahkan Jes itu bukan perihal mudah, sebenarnya ia sudah ingin menyerah. Sejak jadwal berganti: "Setiap anak hanya boleh mengerjakan ujian sampai pukul 10" artinya pertempuran yang tadinya: "Kerjakan ujian sebanyak mungkin", berubah menjadi: "Kerjakan ujian sebanyak mungkin dalam rentang waktu yang ada".

Clio mendorong Lucas, mencari adiknya dan berjalan sambil memeluknya, "Peiaa, hak asasi manusiaku dilanggar." 

Liam dan Lucas saling melihat satu sama lain, sebelum terkekeh bersama. 

Jes juga ikut melihat Clio, "Clio semangat ya ujiannya. Aku mau izin pulang."

"Lohhh, kok gituuu?" 

Jes mengendikkan bahu, "Aku kan sudah selesai semua materi." 

Amos melihat geli tingkah teman-temannya, apalagi Clio yang mudah sekali dipancing reaksinya. 

Sesampainya di dalam kelas, mereka masih duduk sambil bercerita.

Baru sesaat kemudian, kelas menjadi hening ketika pak Roen masuk ke dalam kelas. 

Clio sudah sangat cemberut melihat tumpukan berkas yang dibawa sang kepala sekolah masuk. 

"Tugas sungguhan?" gumam Clio.

Pak Roen melihat ke arah Clio bingung, kemudian melihat ke arah Liam sang ketua kelas. Melihat ketua kelas hanya ketawa-ketiwi memperhatikan Clio, Roen menghela napas. "Bapak akan bagikan ini, laporan hasil belajar kalian. Disini ada data setiap nilai kalian dan semua data statistiknya. Semua daftar tentang tugas yang kalian kerjakan juga ada disini. Bisa kalian serahkan ke orang tua dulu untuk ditandatangani, kemudian bawa kembali ke sekolah saat masuk untuk dilegalisir." 

"Buat Clio dan semuanya, bisa libur dua minggu mulai besok." 

Wajah Clio kembali memerah, tapi kali ini memerah malu. "Lucass!" Gerutunya tidak terima sudah dipermainkan. 

"Lho-lho... Liam yang mulai, kan informasi Pak Roen disampaikannya ke dia, kok marahnya ke aku doang Cli?" 

"Jahat semua!" Clio menghapus air mata yang sudah menumpuk dengan punggung tangan. 

The Untitled Class: Tahun PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang