Cerita tentang meninggalnya satu anak untitled menjadi buah bibir bagi anggota sekolah Pendiri Roen.
Jonathan Sage. Ada orang yang dikirim untuk mengambil seluruh gambar dan catatannya di asrama yang sudah rapi dalam map arsip yang tertata dalam kardus.
Tiga bulan kemudian, sebuah paket besar dialamatkan dari tulisan JES besar kepada kelas untitled. Mereka mendapatkan empat jilid buku tentang alat-alat bantu dan alat elektronik, komputer. Dua jilid kumpulan desain yang dibuat Jes. Satu jilid kumpulan hipotesis yang dimiliki oleh Jes dengan catatan yang sudah terbukti dan yang belum terbukti. Kemudian 9 buku dengan judul "For The Untitled".
Buku yang ditujukan kepada untitled itu berisi kumpulan pertanyaan-pertanyaan tentang kemanusiaan yang Jes rasakan selama berada di kelas untitled. Itu juga catatan harian yang Jes selalu tulis setiap malam usai dan pagi datang. Saat dimana efek medikasinya mulai hilang dan ia bisa merasakan yang sesungguhnya.
Pertama adalah pengantar autobiografi, digubah berdasarkan buku diary yang dikumpulkan.
"Ini semua berawal dari tingkah ibu tiriku. Aku mengira setiap gelas susu yang dia berikan padaku adalah kebaikan hatinya. Ia memberiku tiga gelas susu sehari dan aku telah meminumnya selama empat tahun berturut-turut, sama sekali tidak sadar kalau itu mengandung obat-obatan yang merusak ginjal dan hatiku."
"Ketika kakekku tahu, dia membawaku dengannya. Aku, awalnya, tidak ada harapan. Aku sekarat, setiap kali aku membuka mataku, aku akan berteriak dan sedikit sentuhan saja membuatku menggila. Semua bagian tubuhku terasa sakit."
"Kakekku membuat laboratoriumnya sendiri untuk menanganiku. Ketika akhirnya aku mendapat transplantasi dan membuka mataku. Aku menangis untuk beberapa hari, hampir setengah dari tubuhku membengkak. Aku sangat takut dengan fakta bahwa seseorang benar-benar menginginkan kematianku dan ayahku begitu tidak peduli."
"Sejak itu, untuk diriku sendiri, aku mulai memakan obat-obatan yang didesain untukku."
"Aku kehilangan kemampuanku untuk merasakan sakit. Aku kehilangan kemampuan untuk merasakan emosi."
"Aku dikirim ke Indonesia untuk melanjutkan studi yang jauh dari keluargaku, ketempat dimana tidak ada orang yang mengenalku dan tidak cukup peduli untuk mencari tahu siapa latar belakangku."
"Setiap hari tidak ada artinya bagiku. Aku tidak bisa merasakan apapun, tidak secuil kebahagiaan bahkan setelah aku memenangkan banyak kompetisi."
"Aku mulai mencoba untuk menghentikan obat-obatan itu. Tapi gagal karena aku tidak melihat hal berharga apapun untuk merasakan apapun. Aku mencoba beberapa kali, tapi semua gagal karena aku hanya melihat rasa sakit yang menanti di depan."
"Seolah. Seolah dunia ini memberiku harapan. Aku lantas bertemu dengan kelas untitled."
"Aku selalu bersyukur menjadi bagian dari untitled. Aku yakin begitu sampai manis madu turun dari surga untukku."
"Aku tahu waktuku lebih singkat dari mereka. Lebih sedikit lagi untuk mengungkapkan perasaanku. Oleh karena itu, aku menulis."
Anak-anak untitled tidak bisa fokus membaca buku yang ditulis Jes lantaran air mata mereka terus mengganggu pandangan.
Di buku itu ada seluruh kompilasi gambar tangan Jes akan pemandangan kelas untitled dan orang-orangnya. Ada cerita-cerita kecil tentang perasaan Jes, kemudian ada surat yang ditujukan kepada masing-masing dari mereka secara acak.
Untuk: Amos
Terimakasih. Sudah menangani Nathan untukku, itu bisa sedikit mudah karenamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Untitled Class: Tahun Pertama
General Fiction#1 Jenius - 27/4/2024 Sepuluh anak jenius mendapatkan tiket emas untuk bersekolah di Sekolah Pendiri Roen secara gratis! Ditambah lagi mereka akan diberi asrama exclusive yang satu kamarnya hanya berisi satu orang dan diberi uang saku! Mari tidak m...