12. Little bitch!

65 8 0
                                    

Jalang kecil!

     Mek mengajak Fiat naik ke rooftop. Dari sanalah mereka bisa melihat jalanan bangkok dengan jelas. Namun sepertinya remaja itu tak bisa menikmati keindahan ini. Wajahnya terlihat sangat menyedihkan.

"Kemarilah, tuan Fiat!".

Fiat melangkah mendekati pria separuh baya itu. Kali ini mereka berdiri lebih dekat dengan pagar rooftop.

"Apa masih ada yang sakit?".

Bukannya menjawab, anak itu malah menatap Mek dengan heran.

"Jika tidak, bisakah kau lakukan ini?".

Mek mempersiapkan tenggorokannya, lalu berteriak sambil melihati pemandangan itu.

"Aaarrrggggghhhh!!!!!!!. Bisa?".

Fiat masih berdiri di tempat, dan tak berniat untuk melakukan apapun.

"Cobalah...".

Dengan ragu Fiat memegangi perutnya, lalu mulai berteriak.

"Aaarrrggggghhhhh!!!!!!".

"Bagaimana?. Sudah merasa lebih baik?".

Ya, Mek benar. Saat ini perasaan Fiat seperti sudah kembali normal.

"Om, bisa Fiat lakukan lagi?. Tapi kali ini Fiat ingin sambil berbicara".

"Tentu saja. Om akan menunggu di bawah. Oke?".

Mek pun turun untuk memberi waktu remaja itu menyendiri. Memang itulah yang sedang Fiat butuhkan saat ini. Setelah dirasa Mek sudah jauh, Fiat mulai berteriak kembali. Namun kali ini teriakan itu terdengar sedikit pilu.

"Arrrggghhh..... Aku benci semua orang!. Aku benci papa, aku benci daddy!".

Air matanya semakin deras, saat ingatannya menangkap wajah seseorang yang sangat ia benci.

"Kennn..... Aku membencimu!. Aku benci!!!!!".

"Aku benci anak ini!. Aku tidak ingin dia lahir!. Kau tidak menginginkannya, maka aku juga tidak!. Ken, ai sat!".

Fiat mulai memukul-mukul perutnya yang masih rata. Beberapa saat kemudian, Mek berlari mendekat, dan langsung merangkul tubuh remaja itu.

"Jangan lakukan ini, nak...".

Mek sungguh tak tega melihat keadaan anak itu. Ia bahkan tak pernah menangisi seseorang selain Fiat. Remaja itu sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.

"Kenapa ini harus terjadi pada Fiat, om....hiks!".

Tangis Fiat semakin pecah di dalam dada bidang Mek. Bahkan mungkin saat ini pakaian pria itu sudah basah akibat air mata keduanya.

"Papa dan daddy pasti sangat kecewa. Itu sebabnya mereka tidak pernah datang ke rumah sakit...hiks!".

Tak ada kalimat apapun yang keluar dari mulut Mek. Pria itu juga sedang menangis, namun berusaha menyembunyikannya dari Fiat.

Mek menghibur Fiat dengan segala macam cara, sampai akhirnya remaja itu bisa lebih tenang.

"Bisakah kita pulang sekarang?. Ini sudah hampir gelap, dan om yakin papa sangat khawatir di rumah".

Not Magic 2 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang