Pembalasan dendam!
Di sebuah rumah besar yang nampak menyeramkan, terdengar suara gaduh antara dua orang yang tengah berdebat. Mereka adalah ayah dan anak.
"Papa yang punya dendam ke mereka, tapi kenapa harus Ken yang membalas?".
"Karena kau penerus keluarga ini. Kau harus menjaga keluargamu. Kau harus melindungi adikmu".
"Tapi mereka tidak pernah melakukan apapun pada keluarga kita...".
"Pernah!. Singto pernah mengambil sesuatu yang sangat berharga dariku".
"Papa punya dendam ke om Singto, tapi kenapa Fiat harus mendapat imbasnya juga?".
Pria itu diam sejenak, kemudian menyeringai ke arah anak di depannya.
"Kau hanya anak yang harus menuruti orang tua. Lakukan saja pekerjaanmu, dan jangan pernah membantah lagi!". Pria itu kemudian pergi.
"Argghhhhh!".
Ken mengamuk di dalam kamar. Ia tak habis pikir dengan apa yang telah di lakukannya pada Fiat. Ken telah memperkosa remaja itu dua kali. Ia bahkan sengaja mengikuti Fiat, dan mengambil sekolah yang sama, dengan tujuan untuk menghancurkan keluarganya. Apa ini adil?. Benar yang di katakan Ken pada orang tuanya tadi. Kenapa Fiat juga harus merasakan pembalasan dendam dari rekan bisnis orang tuanya?.
Pagi ini Ken tengah bersiap untuk berangkat ke sekolah dengan supir pribadinya.
"Jangan lupa untuk menyelesaikan tugasmu sebelum pulang". Seorang pria separuh baya menghampirinya di meja makan.
"Tapi aku sudah melakukannya kemarin".
Pria itu menyuruh pelayan yang ada di dapur untuk pergi. Setelah mereka semua menghilang, pria tadi berbisik di telinga Ken.
"Lakukan setiap hari jika perlu". Lirihnya sambil tersenyum devil.
Ya. Mereka sedang membicarakan pembalasan dendam lagi. Ken harus melakukan hal yang tak senonoh itu lagi pada Fiat, karena perintah ayahnya.
Sesampainya di kelas, Ken melihat kesana-kemari, mencoba mencari seseorang. Namun yang di carinya tak kunjung tiba, bahkan sampai jam sekolah selesai.
Entah kenapa Ken tiba-tiba merasa khawatir, hingga ia memilih untuk pergi ke rumah Fiat. Sesampainya di depan gerbang, seorang penjaga menanyainya banyak hal. Ken sungguh tak menyukai itu.
"Arghh... Ayolah!. Aku ini teman sekolahnya Fiat. Om tidak melihat seragamku?".
Setelah yakin dengan apa yang di lihat, akhirnya mobil Ken di perbolehkan memasuki halaman rumah. Ken sedikit terpana dengan melihat rumah besar itu.
"Benar-benar rumah Sultan". Gumamnya.
Ken memencet tombol bel yang terletak di samping pintu. Tak lama keluarlah seorang pria separuh baya, dan terlihat sedang tersenyum ke arahnya.
"Kau yang kemarin itu, kan?". Ucap Krist penuh antusias, begitu melihat Ken datang.
Krist ingat betul, wajah anak ini. Dia yang datang dengan mengetuk pintu mobil, dan mengatakan jika Fiat sedang sakit. Ken hanya tersenyum malu. Ia bahkan tak tahu, kenapa tiba-tiba berakhir di rumah ini.
"Apa Fiat di rumah?". Tanya Ken sambil menunjuk ke dalam menggunakan ibu jarinya.
"Dia sedang istirahat di kamar. Masuklah dulu, biar om panggil sebentar".
Istirahat di kamar?. Apa Fiat sedang sakit?.
"Tidak perlu, om. Aku sedang terburu-buru. Emm..om!. Bisa berikan ini pada Fiat?. Aku membelinya di luar sekolah tadi".
Ken memberikan sebuah kantung plastik yang entah apa isinya. Ia memang sempat mampir ke toko di sebelah sekolahnya tadi.
"Terimakasih... Kapan-kapan main kesini lagi, ya. Temani Fiat bermain".
Ken mengangguk dan tersenyum, lalu pamit untuk pulang. Di perjalanan, ada sedikit penyesalan dalam dirinya. Mungkinkah Fiat sakit karena perbuatannya kemarin?. Dalam pikiran Ken, kenapa keluarganya memiliki dendam kepada keluarga itu. Bukankah Krist terlihat begitu ramah?.
Sesampainya di rumah, ternyata hari sudah mulai gelap. Begitu masuk Ken sudah di sambut oleh sang ayah yang menunggunya di ruang tengah.
"Sudah kau lakukan?".
"Dia tidak ke sekolah....". Jawabnya sambil terus berjalan ke arah tangga.
"Jadi kau tidak melakukan tugasmu?".
"Dia tidak masuk... Apa yang papa harapkan?. Papa ingin aku pergi ke rumah Fiat, dan memperkosanya di rumah itu?". Ken berbalik menatap lekat netra pria itu.
"Jaga bicaramu, Ken. Papa tidak pernah mengajarkanmu berbicara seperti itu".
"Ya... Papa tidak pernah mengajariku berbicara mesum, tapi papa mengajariku untuk mempraktikkannya secara langsung. Papa menyuruhku untuk melecehkan seorang anak yang tak bersalah!. Papa mengajariku untuk berbuat cabul!".
Plak!.
Satu tamparan mendarat di pipi mulus anak itu. Nafasnya tengah berburu, menahan rasa sesak yang memaksa untuk keluar dari rongga dadanya."Aku bahkan tidak tahu, kenapa papa bisa memiliki dendam pada keluarga sebaik mereka".
"Mereka tidak baik, Ken!". Jawabnya dengan nada tinggi.
"Tapi Ken melihatnya sendiri. Ken datang ke rumah mereka. Dan jika memang mereka menganggap papa sebagai musuh, seharusnya mereka langsung membunuh Ken di sana".
Pria itu terkejut mendengar penuturan anaknya.
"Kau pergi ke rumah Singto?".
"Ya!. Dan om Krist tidak melakukan apapun pada Ken".
Pria itu terdiam sejenak, lalu tersenyum ke arah sang anak.
"Bukan Krist, Ken. Papa punya dendam hanya kepada Singto, dan mereka tidak tahu kalau kau adalah putraku".
Ya, pria itu adalah Mike, yang masih mencintai Krist sampai saat ini. Bukankah Singto mengatakan bahwa dia sudah di tembak mati?.
Mike mungkin pernah di tembak mati oleh seseorang, yang Singto kira mereka adalah musuhnya yang lain. Namun nyatanya mereka adalah anak buah Gunnapat yang di perintahkan untuk membawa kembali keponakannya itu, baik hidup atau mati. Karena Mike sempat memberontak, akhirnya anak buah Gunnapat menembak tubuh pria itu. Mike koma selama 2 bulan, dan ketika sadar ternyata perjodohannya sudah berlangsung. Mike sudah resmi bertunangan dengan wanita pilihan pamannya itu.
Gunnapat memberi Mike waktu satu bulan. Jika sampai hari itu Krist masih saja menolak cintanya, maka mau atau tidak ia harus menerima lamaran wanita itu. Itulah sebabnya Mike mencoba berkali-kali melakukan hal yang tak senonoh pada Krist, agar pria itu bisa luluh dan mau menerima cintanya. Mike bahkan sampai berani menculik Krist, dan membawanya ke Chonburi.
Namun takdir berkata lain. Mike akhirnya menikah dengan wanita pilihan pamannya, dan harus meneruskan bisnis keluarga. Mereka pun mendapat Ken sebagai anak pertama. Dan ketika melahirkan anak keduanya, istri Mike tiba-tiba mengalami pendarahan hebat, hingga harus kehilangan nyawanya.
Ingin mendengar sebuah rahasia?. Yang mengirim surat perintah untuk membunuh kedua orang tua Krist adalah anak buah Mike sendiri. Namun ia ingin bermain bersih, hingga menyuruh anak buah Singto untuk melakukannya. Mike mengirim surat itu atas nama Singto Prachaya.
Kenapa ia tega melakukan itu?. Cinta yang membuatnya melakukan hal segila ini. Dulu Mike begitu dekat dengan keluarga Krist, hingga tak ada satu rahasia yang tidak ia ketahui dari keluarga itu. Sampai akhirnya, Mike mendengar pembicaraan orang tua Krist dan Singto tengah membicarakan perjodohan. Ia tahu ke empat orang itu akan menjodohkan cintanya dengan seseorang bernama Singto itu.
Jadi Mike berpikir mungkin dengan membunuh kedua orang tua mereka, semuanya akan berakhir. Ingat, ia sudah di butakan oleh cinta. Setelah kedua orang tua Singto tewas, targetnya adalah orang tua Krist.
Masih ingat sebuah cerita di mana Aye, adik kandung Singto yang di perkosa?. Ya, itu juga merupakan perbuatan Mike. Bajingan sekali bukan?. Entah berapa banyak korban yang ia habiskan selama ini. Namun Mike melakukan ini semua hanya untuk cinta. Cinta yang tak akan pernah mendapatkan balasannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Not Magic 2 🔞
DiversosSiapa bilang uang bisa menjamin segalanya?. Ungkapan bahwa 'Segalanya butuh uang' itu tidak selalu benar. Itulah yang terjadi pada remaja yang masih berusia 17 tahun ini. Seorang putra tunggal pengusaha ternama di Thailand, namun tak bisa menjamin...