3. Kenzi!

64 6 0
                                    

Kenzi!

       Pagi ini Fiat tengah di antar oleh sang supir menuju sekolah. Sudah 2 Minggu orang tuanya pergi entah kemana.

"Kapan daddy dan papa pulang om?".

"Ehm, tuan Krist mungkin akan kembali besok. Sedangkan boss besar masih belum pasti, tuan".

"Apa mereka melupakan Fiat?".

"Tidak mungkin. Tidak ada orang tua yang lupa pada anaknya". Mek sangat terkejut mendengar pertanyaan itu.

"Tapi sudah 2 Minggu mereka tidak kembali...".

Mek merasa iba pada remaja yang tengah duduk di jok belakang itu. Pasalnya ia merasa, bahwa apa yang di katakan Fiat memang benar. Akhir-akhir ini Krist dan Singto sudah jarang memperhatikan putranya itu.

"Nah, sudah sampai. Nanti om akan menjemputmu. Oke!".

Fiat tersenyum ke arah sang supir, sebelum akhirnya keluar dari mobil.

Tak ada yang berubah di sekolah itu. Semakin hari, aksi pembullyan terhadap Fiat semakin parah. Mereka bahkan sempat akan melakukan pelecehan beberapa Minggu lalu. Fiat sebenarnya sangat ingin pindah dari sekolah itu. Entah apa yang telah di perbuat nya, sehingga teman-teman di sekolah tidak menyukai dirinya.

Bruak!.
Masih pagi, dan Ken sudah mulai menjahili remaja itu. Ia memanjangkan kakinya ke jalan, hingga membuat Fiat kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Bukannya membantu, seluruh kelas malah semakin menertawakannya.

Sambil menahan rasa sesak, Fiat mencoba untuk berdiri dan melanjutkan langkahnya menuju tempat duduk. Beberapa saat kemudian, seorang guru memasuki kelas itu. Meskipun mendapat perundungan di sekolah, namun Fiat tak pernah membuat nilainya ikut terpengaruh. Ia benar-benar mewarisi kecerdasan kedua orang tuanya. Padahal sudah jelas, bahwa remaja itu jarang menyentuh buku di rumah.

     Pelajaran ke dua telah usai, dan kini semua siswa sudah berhamburan keluar kelas. Seperti biasa, Fiat akan selalu mampir ke toilet sebelum menuju kantin. Setelah selesai dan akan keluar dari ruangan itu, seseorang tiba-tiba masuk dan mengunci pintunya.

"Ken...!".

Pria itu semakin mendekat, dan Fiat juga melangkah mundur untuk menjauhinya.

"Tidak ada siapapun selain kita berdua di sini".

"Apa yang akan kau lakukan?".

Fiat terlihat ketakutan. Ken semakin mendekat, mengikis jarak di antara keduanya.

"Aku ingin melanjutkan sesuatu yang sudah tertunda, 2 Minggu lalu".

Fiat masih ingat, apa yang akan di lakukan pria ini dengan teman-temannya Minggu lalu.

"Kau diam. Apa itu artinya kau sudah siap?".

"Jangan mendekat, atau aku akan berteriak!".

Fiat mencoba mengancam pria di depannya itu, namun Ken sama sekali tak mengubrisnya.

"Coba saja. Sudah ku katakan, tidak ada siapapun selain kita, di sini. Jadi ketika kau mendesah nanti, tidak akan ada yang bisa mendengarnya kecuali aku".

"Ken, aku mohon jangan ganggu aku lagi...hiks!". Fiat mulai menangis.

"Dasar cengeng. Inilah yang membuat orang-orang menganggap mu lemah. Kau terlalu mudah di buat takut. Kau selalu mengandalkan air mata sebagai permohonan keselamatanmu".

Fiat sangat ketakutan. Kepalanya terus menggeleng, sebagai isyarat untuk Ken bahwa ia tak mau melakukan hal yang tak senonoh itu.

"Lagipula, bukankah kau ingin tahu, apa di tubuhmu ada rahim yang bisa menghasilkan bayi atau tidak?. Kau ingin membuktikan bahwa pria juga bisa hamil, seperti orang tuamu kan?. Jika kau benar hamil nantinya,bukankah tidak akan ada lagi yang meragukan mu sebagai anak hasil dari dua pria?".

Not Magic 2 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang