Marah

200 35 2
                                    

Brukk

Tubuh Jisung terlempar jauh di lantai Rumah Dream, setelah dirinya kembali dari rumah universe, Jisung pulang dan saat membuka pintu sudah di hadiahi sebuah tonjokan dari Mark yang terlihat marah saat itu.

"Setelah manjadi anak musik tak jelas seperti itu? Kau sudah berani menjadi berandal begitu hah?," marah Mark melihat tubuh Jisung yang masih terbaring menahan rasa sakit yang ada di tubuhnya itu.

"Kalau begitu kenapa tidak manjadi anak jalanan saja kau hah? Dasar anak sialan sudah ku baik baik kau urus malah menjadi anak pembangkak seperti ini,"

Tidak ada yang berani ikut campur melihat Jisung yang lemah itu bukan hanya takut kepada Mark itu, namun mereka juga seperti tidak ada hati untuk menolong lelaki Park itu.

"Hyung...," panggil Renjun dari arah belakang.

"Diam kau di sana Renjun-ah, aku belum puas untuk memberi pelajaran kepada anak ini, dia sudah di kasih hati malah minta jantung, dasar kuranga ajar," potong Mark yang masih terlihat emosi.

Ini sakit ya tuhan, ini sangat lah sakit, kenapa siksaan ini bertambah parah? Aku tidak kuat

Keadaan Jisung saat ini sangat lah memilukan, wajahnya penuh lebam dan sudut bibirnya pun sobek mengeluarkan darah.

Seperti tidak puas Mark mencengkram rambut Jisung lalu membenturkan kelantai, sungguh tidak ada perasaan lelaki Lee itu kepada Jisung.

Bahkan Seunghan hanya bisa terdiam menatap kearah Jisung yang begitu tersiksa dengan kekerasan di berikan Mark.

Setelah puas Mark berdiri dari posisi jongkok nya lalu menatap Jisung yang tengah pingsan itu seperti tidak peduli dan pergi begitu saja di ikuti oleh Hyung Jisung lainnya kecuali Chenle.

Entah kenapa begitu prihatin menatap tubuh adik nya itu, dengan perlahan lelaki Zhong itu mendekati Jisung lalu membantu memapah lelaki itu kekamarnya.

Di kamar pun Chenle berusaha menyadarkan Jisung dengan mengelap luka adiknya itu, berusaha membersihkan luka yang di dapati adiknya itu.

Chenle menghela nafasnya berat.

"Kau terlalu cepat dewasa Jisung-ah, sifat mu aja seperti tak kukenal sama sekali," batin Chenle.

Tidak lama mata Jisung mengejap sepertinya lelaki Park itu akan sadar dari pingsannya, setelah benar benar bangun Chenle membantu Jisung untuk duduk dan bersandar di kepala ranjang.

"Bagaimana sudah enakan?," tanya Chenle.

Jisung hanya diam menatap Chenle yang ada di depannya, Membuat lelaki Zhong itu mengerutkan keningnya bingung kenapa sang adik menatapnya seperti itu.

"Lain kali kalau kabur ingat situasi, apalagi Kemarin Mark hyung sedang emosi kepada mu malah kau buat tambah emosi pula dengan cara kau kabur seperti tadi malam," ucap Chenle.

"Apakah kepala mu sakit?," tanya lelaki Zhong itu menyentuh kening Jisung.

Jisung hanya menatap Chenle, sudah lama hyung berbeda 3 bulannya ini perhatian seperti ini.

"Heyy mengapa kau melamun?," tanya nya lagi.

"Hyung, sudah lama yah kita tidak seperti ini, aku fikir satu bulan akhir akhir ini kita seperti orang asing," ucapan itu mampu membuat Chenle terdiam.

"Kau semakin menjauh begitu saja," lanjutnya.

"Huh.. kau yang terlalu cepat dewasa Jisung-ah, dan sebenarnya aku tak berfikir untuk seperti ini, mungkin hanya Mark hyung yang bisa melakukan mu seperti ini," ujar Chenle menghela nafas.

look at meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang