Tidak bisa pergi

173 39 2
                                    

Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan di Rumah sakit Central, Jaemin, Renjun dan Haechan baru saja keluar dari pintu ruang operasi, ketiga nya sama sama dokter ahli bedah di sana.

Saat ini ketiga nya sama sama menangani tindakan operasi yang begitu besar karna sudah terjai kecelakaan beruntun yang mengharuskan seluruh dokter bedah ahli untuk menangani hal tersebut.

"Huh akhirnya operasi itu selesai juga, jika kita lengah sedikit akan menjadi beban kita nanti nya," celetuk Haechan mengusap peluh di dahi nya.

"Hem iya benar, aku fikir tadi adalah operasi  biasa saja tapi saat kita lakukan itu terlihat parah," sahut Renjun.

"Aku sempat lihat kondisi pasien sangat kritis dan butuh banyak sekali darah," lanjut nya.

Jaemin hanya diam menatap percakapan dari kedua saudaranya itu, tangan lelaki na itu sibuk mengetik sesuatu di laptopnya, sepertinya itu adalah laporan harian operasi yang telah mereka lakukan.

"Untung saja tadi suster seuhna gerak cepat memanggil kita bertiga," jawab Haechan yang di angguki Haechan

"Oh Jaemin-ah, kau sudah buat laporan harian kita yang di perintahkan oleh pak CEO?," tanya Renjun mengalihkan pandangannya kearah Jaemin.

Jaemin mendongak lalu memberi jawaban berupa anggukan.

"Tenang saja, aku sedang mengerjakan laporan tersebut, itu mudah jika di selesaikan dengan cepat," ujar Jaemin.

"Syukurlah kalau begitu kita sudah aman," celetuk Haechan.

Ketiganya sama sama terdiam dalam keheningan, tiga lelaki itu sibuk masing masing dengan laptopnya.

"Wah apakah natal akan tiba sebentar lagi?," ujar Haechan membuat intens seluruh saudaranya kearah nya.

"Hem benar, hanya itu sudah di hitung pekan saja, salju pun sudah mulai turun, ini salju pertama kita setelah beberapa tahun kebelakang," ucap Renjun.

Ucapan Renjun membuat Jaemin dan Haechan mengangguk, keduanya setuju dengan apa yang di katakan lelaki Huang itu, 4 tahun kebelakang mereka tidak bisa merayakan natal bersama saudara yang lain dikarnakan harus menyelesaikan pembelajarannya di universitas Jepang.

"Iya dan spesialnya ada uri maknae Seunghan," ucap Haechan.

Entah apa yang salah, kalimat yang di ucapkan Haechan membuat Renjun sedikit terdiam, natal tahun ini mereka memiliki adik baru dan Jisung juga sudah menjadi hyung, itu sangat berbeda dari apa yang lelaki Huang itu bayangkan.

"Hyung... setelah pulang nanti kita merayakan natal bersama yaa..." ucap Jisung di ingatan Renjun.

Kata kata antusias itu terlintas di kepalanya, adik yang dulu yang dirinya sayangi kini beranjak dewasa dan sudah menjadi hyung.

"Kau pasti bahagia bukan Jisung-ah, ini adalah mimpi mu sejak dulu untuk mendapat seorang adik," batin Renjun.

"Aku menjadi tidak sabar dengan datangnya hari natal, aku akan pergi mencari pohon natal yang sangat besar dan menghiasnya bersama yang lain," ucap Haechan yang terlihat antusias.

"Jisung pasti masih mempunyai hiasan lama itu, hahaha pasti bocah itu juga senang karna hiasan nya terpakai," celetuk Renjun.

"Itu hiasan lama jadi sebaiknya kita beli lagi saja, aku takut jika sudah berkerat dan membahayakan Seunghan," ucap Jaemin datar yang masih menatap layar laptop nya.

"Benar, lagi pula sudah lama sekali hiasan tersebut, masih saja di simpan, kita kan tidak akan tau banyaknya kuman di hiasan itu," sahut Haechan.

Renjun mengerutkan dahinya bingung, kedua saudaranya seperti sudah sangat aneh semenjak kedatangan Seunghan, dirinya akui memang dirinya juga sangat memanjakan Seunghan namun mereka sudah keterlaluan.

look at meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang