Tuduhan

205 28 8
                                    

Plakk

"Dasar anak pembawa sial, kita kehilangan Chenle gara gara diri mu,"

-💚-

Jisung memegang pipi bekas tamparan Mark dan menatap hyung tertuanya itu dengan pandangan bingung dan tidak percaya.

"Apa maksud mu hyung? Kenapa kau menampar ku?," bingung Jisung.

"Ku dengar kata Seunghan bahwa kau meminta Chenle untuk menjemput mu, kenapa kau tidak bisa mandiri hah? Lihat lah perbuatan mu, Chenle menjadi kecelakaan," ucap Mark penuh amarah.

"Bisa tidak kau tak merepotkan orang lain, ada apa dengan mu? Butuh perhatian? Memang umur mu berapa?, lihatlah dengan tingkah manja mu hyung yang membela mu itu menjadi terkena sial," lanjut lelaki Lee itu.

"Memang seharusnya aku dari dulu tidak memanjakan mu, kau tumbuh menjadi anak pembawa sial seperti ini, jika aku denger Chenle kenapa kenapa ku akan membunuh mu persetan kau adik ku," ancam Mark.

Jisung di situ hanya diam, bukan hanya lelaki Park itu yang diam kini seluruh hyung serta Ganmin pun memandang sendu tanpa niat membantu Jisung.

Mark mengangkat tangan nya berniat menampar kembali Jisung namun di halangi oleh Jaemin yang memandang Mark lalu menggelengkan kepalanya.

"Hyung tidak usah seperti itu, ini rumah sakit, tidak ada guna kau untuk memukul Jisung di sini," ucap Jaemin.

Lelaki Na itu menghampiri Jisung dan menuntun sang adik untuk duduk.

"Ganmin, kau boleh pulang di sini sudah ada hyungnya, kau tenang saja," ucap Jaemin yang di angguki Ganmin.

Sebelum itu lelaki Kim itu berpamitan dan langsung berjalan untuk pulang.

"Hyung, bagaimana yang di katakan polisi tadi? Apa penyebab Chenle mengalami kecelakaan ini?," tanya Jeno penasaran.

"Rem mobil Chenle tiba tiba blong tanpa sebab yang pasti, kecurigaan polisi adalah ada yang memotong dengan sengaja kabel Rem milik mobil Chenle," ucap Mark.

"Jadi ini kesengajaan, ada yang berniat untuk menyelakai Chenle?," tanya Jaemin, Mark mengangguk sebagai tanda mengiyakan.

"Siapa orang jahat yang melakukan hal sekeji ini," gumam Renjun yang sedari tadi hanya diam.

"Aku tau, pasti kau kan Jisung," tuduh Haechan tiba tiba, yang membuat seluruh hyung Jisung menatap kearah lelaki Park yang sedang duduk itu.

"Aku? Kenapa aku yang di tuduh hyung?," ucap Jisung kebingungan.

"Kau yang membawa mobil Chenle kemarin, bisa saja kau marah kepada kami jadi kau lampiaskan itu kepada Chenle," ucap Haechan dengan sinis.

"Tapi hyung, aku membawa mobil Chenle hyung juga ada alasan tertentu ak--,"

"Kau kerja kelompok bukan?, itu sungguh alasan yang klasik, Jisung jika kau membenci kami, jangan kau lampiaskan kepada Chenle, lihatlah Chenle kecelakaan apakah kau sudah puas?," ucap Haechan memotong ucapan Jisung.

"Iya hyung, kasihan Chenle hyung yang menjadi pelampias kemarahan hyung," sahut Seunghan.

"Jika engkau membenci aku, bencilah aku, jangan lampiaskan ke Chenle hyung," lanjut Seunghan lirih.

look at meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang