Sedikit perhatian

192 40 0
                                    

Sesampainya di kamar Jisung, Ten merebahkan tubuh sang adik itu di ranjang, dan tidak lupa mengecek suhu tubuh Jisung dengan menempelkan punggung tangan nya ke dahi Jisung.

Sebenarnya Jisung sudah seperti ini saat mereka berdua makan di restoran, Ten melihat Jisung begitu tidak ada selera makan.

Dan itu membuat Ten menyimpulkan bahwa Jisung sedang sakit, benar saja saat dirinya menyentuh tangan lelaki Park itu, suhu tubuhnya begitu panas dan Jisung hanya menggunakan kaus tipis tentunya itu tidak bisa menghangatkan tubuh besar nya.

"Hyung... lain kali kau tak perlu bertengkar dengan seluruh hyung ku hanya demi aku," lirih Jisung yang terlihat lemas, mata lelaki itu nampak sayu.

"Aku tidak papa jika harus pulang sendiri, aku sudah biasa seperti ini, jadi jangan salahkan hyung ku, mereka tidak salah," lanjutnya yang masih terdengar lirih.

Ten menghela nafasnya, ada apa dengan Jisung ini? Diri nya begitu sangat menyayangi sang hyung walaupun prilaku mereka semua sangat buruk kepada nya.

"Jisung-ah, aku tau kau terlalu sayang kepada mereka tapi mereka sudah sangat bersifat keterlaluan, mereka seakan tidak peduli sama sekali dengan mu," ucap Ten.

"Mungkin mereka lelah hyung, mereka bekerja untuk ku," ucap Jisung yang sama sekali tidak nyambung dengan ucapan Ten.

"Kau terlalu berpositif thingking Jisung-ah," ujar Ten sendu.

Jisung yang mendengar itu hanya bisa tersenyum, sebenarnya dirinya tau bahwa seluruh hyung di komplek neo ini akan berucap yang sama dengan Ten, namun ntah dirinya yang terlalu bodoh atau terlalu sayang kepada keenam hyungnya di dream hingga tidak ingin pergi sama sekali

"Hyung.. aku boleh minta sesuatu tidak?," tanya Jisung kepada Ten, lelaki Thailand itu pun menatap Jisung dengan penasaran tak hayal diri nya mengangguk.

"Menginap disini sehari saja untuk menemani ku," ucap Jisung

Ten yang mendengar itu pun mengangguk, tentu ia akan menuruti itu karna sebenarnya dirinya berniat untuk menginap, Ten tau Jisung akan membutuh kan dirinya nanti.

"Kalau begitu kau istirahat lah, aku akan memasakan bubur untuk mu, walaupun kita baru saja makan di restoran kau juga harus memakan bubur untuk menganjal saat kau tidur," ujar Ten.

Jisung tersenyum, saat melihat Ten ia langsung teringat dengan Jaemin yang akan selalu gerak cepat jika dirinya sedang demam seperti ini, sungguh dirinya tidak bisa menahan buih yang keluar dari kelopak matanya.

"Heyy.. mengapa kau menangis? Apakah ada yang membuat mu sakit, coba katakan kepada ku," Ten khawatir melihat Jisung mengeluarkan air mata.

"Ah Aniya hyung," Jisung kembali tersenyum tipis menatap Ten.

Ten menghembuskan nafas
"Baiklah jika seperti itu,"

Lelaki Lee itu menatap sekeliling kamar Jisung, ruangan itu masih sama seperti dulu, bernuansa elegan namun tidak mewah, dinding yang terpasang foto sang adik dan para hyung nya yang ada di Dream.

Namun pandangan lelaki itu salah fokus dengan beberapa pecahan kaca yang sepertinya coba di bersihkan tapi masih ada serpihan kecil.

"Jisung-ah, kenapa ada pecahan kaca di dekat meja itu?," tanya Ten bingung.

Tentu hal itu membuat Jisung sedikit kaku untuk menjawab nya, dia tidak mungkin akan mencoba menggoreskan tangan nya dengan kaca tersebut.

"Em.. itu hyung, aku tidak sengaja memecahkan sebuah gelas namun aku tidak tau ingin membuangnya di mana, jadi aku biarkan di sana," alasan Jisung

look at meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang