Seorang Impostor

172 37 2
                                    

"Akhh... lepaskan aku," ucap seorang lelaki saat sebuah ikatan di mulutnya di lepas paksa hingga dirinya bisa leluasa berbicara.

Nampak ada dua lelaki di depannya bersmirk sinis menatap lelaki itu, salah satu pria itu berjongkok menyamapakan posisinya dengan lelaki sandraannya.

"Sungguh malang, kau akan merasakan kesedihan mendalam melihat adik mu mati di hadapan mu sendiri," ucap Pria besar itu tanpa ada rasa bersalah.

"Hyung mu itu terlalu mudah di hasut oleh suruhan ku jadi, bukan kami yang bertindak tapi hyungmu sendiri,"setelah mengatakan itu pria besar itu berdiri dari posisinya.

"Apa salah kami? Jangan sakiti adik ku, jangan sakiti Jisung," ucap lelaki sandraan nya itu.

"Haha kau tanya salah kalian apa? Tidak ada namun hyung pertama mu itu merebut hal yang sudah menjadi apa yang seharusnya milik kami, jadi kami mengambil kesempatan kami mengirim adik ku untuk membuat adik mu tersiksa," ucap Pria itu.

"Brengsek.. jadi Seunghan adalah mata mata," ucap lelaki itu.

"Hahaha yang pasti bukan, tapi kau dengar baik baik orang yang mengantikan mu yang akan menjadi mata mata sekaligus penghasut untuk menghancurkan kalian bertujuh," ucap Pria besar satunya.

"Hyung ku tidak mungkin percaya dengan tiruan seperti itu, hyung ku pintar, aku akan balas kau jika aku sudah bebas," ucap Lelaki sandraan itu.

Kedua pria itu tertawa dengan ucapan lelaki yang menjadi sandraan mereka itu, kemudian dengan tega menendang perut lelaki yang sudah dengan kondisi yang memprihatinkan itu.

"Jangan bermimpi terlalu banyak, kau tunggu saja mungkin bukan kau yang bebas tapi nyawa mu yang bebas dari raga mu itu," ucap salah satu pria itu.

Kedua Pria itu kembali menghajar lelaki sandraan mereka dengan tanpa hati, mulai memukul kepala lelaki itu dengan kayu, hingga lelaki itu tak sadarkan diri.

"Itu hukuman mu berbuat sombong kepada kami, untung saja tidak ku bunuh kau disini," ucap pria itu lalu pergi di ikuti teman nya itu.

Lelaki sandraannya itu mencoba sedikit sadar, dari mulut hingga hidungnya sudah mengeluarkan darah yang begitu parah, sungguh jika kita lihat langsung akan merasa prihatin bagaimana tidak, pakaian itu begitu banyak darah dan terlihat seluruh tubuhnya sudah di penuhi luka lebam.

"Aku mohon kalian harus sadar itu bukan aku.. tuhan bantu aku... aku tidak tau lagi harus berbuat apa.. kini aku hanya bisa berdoa saja.. Jisung-ah maafkan aku.. aku tidak bisa berbuat apa apa... tapi percayalah dan cepat sadar... itu bukan aku... aku mohon," batin lelaki itu sedikit meringis menahan rasa sakit.

Lelaki itu kini hanya pasrah saja, tidak bisa berbuat apa apa, kedua tangan dan kaki nya di ikat kencang, lelaki itu kini pasrah dengan apa apapun yang terjadi.

-💚-

"Silahkan dan datanglah kembali," ucap Jisung memberi hormat kepada pelanggan terakhir yang dirinya layani, waktu sudah menunjukan jam 11 malam dan ini waktunya lelaki Park itu pulang dari pekerjaannya.

Supermarket tempat Jisung bekerja ini memang 24 jam namun Boss Jisung atau yang kita kenal Taeseok Ahjussi memberi keringanan Jisung untuk pulang lebih awal agar tidak menganggu kuliahnya walaupun mendapatkan sift malam.

Jisung pun membenahkan barangnya kedalam tas dan bersiap siap untuk pulang, sebelum pulang Jisung berpamitan terlebih dahulu dengan senior nya kemudian keluar dari supermarket untuk menaiki bus. Awalnya Jisung di tawarkan untuk di antar oleh salah satu seniornya namun Jisung menolak karna tidak ingin merepotkan mereka.

look at meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang