4

14 8 7
                                    

Di Senin pagi ini Livia berangkat tergesa-gesa dikarenakan ia lupa bahwa hari ini hari Senin, dia kesiangan jam sudah menunjukkan pukul 06.18, perjalanan menuju sekolah hampir 15 menit jika tidak macet kali ini Livia harus merelakan 20.000 nya melayang untuk ojol mau bagaimana lagi daripada dia terlambat.

20 menit berlalu 2 menit lagi gerbang akan di tutup Livia berlari setelah membayar ojol yang di tumpangi nya, namun tanpa sadar helem masih melekat cantik di kepala Livia. Livia baru sadar dia mengunakan helm karena pantulan dari kaca yang di lewatinya "anjir helem nya, ih dungu banget sih, gimana nih kalo gue balik ke gerbang yang ada si toa marah marah" Livia melepas helem nya dan menenteng helem hingga kelas.

"Lip kok tumben bawa helm, Lo bawa motor?" Tanya Kila "tumbenan juga seorang Alivia sampe mepet, biasa juga si Ica tuh, lah ini si Ica udah di kelas sambil makan nasi uduk lagi".

"Gue lupa hari ini hari Senin gue kira hari ini Minggu dan soal helm ini punya Abang ojek tadi ke bawa di kepala gue" ucap Livia santai sambil cengengesan reaksi Kila hanya menampilkan muka cengo yang berkepanjangan

"Rara Rara Ra niaaaaaaaaaaa, liat pr dong susah banget gue baru nulis soal aja" Lily dengan heboh mendatangi meja Rania yang bersebelahan dengan Syakila dan Livia .

"Nih gue baru nomer 1,4,7,9,10" Rania memberikan buku pr nya kepada Lily

"Nih liy gue udah semua tapi gue masih ragu sama yang nomer 8 susah banget anjir" Livia juga memberikan buku pr nya kepada Lily, pertanyaan nya nih kan Livia lupa ya hari ini hari Senin tapi kok dia inget ada pr? Ya ini pr Minggu lalu ia kerjakan di sekolah saat sedang gabut.

"Thanks yaa" Lily tersenyum bahagia

"HEYYY CINTAHHHHH GUE JUGA MAU, GUE BELUM NULIS SAMSEK INI" Marisa atau yg kerap di sebut dengan Ica bertriak dengan heboh, Ica sebenernya anak yang pinter kok cuman mager pakek kuadrat terus di ×2.

Kring kring

Jam pelajaran pertama di mulai semua siswa siswi memulai pembelajaran di kelas masing masing, tapi ada saja murid yang masih di kantin contoh nya Kyana. Kyana lari dengan terbirit-birit karena sedang di kejar guru BK yang memergokinya sedang asik memakan gorengan di kantin, gorengan yang di dalam mulut Kya saja belum ia bayar karena terburu-buru.  Se isi kelas tertawa terbahak-bahak termasuk guru agama yang sedang mengajar di kelas tersebut (XI IPS 6) .

Akhirnya waktu yang di tunggu tunggu yaitu istirahat, Livia akan menepati janjinya kepada Chiko untuk mentraktir makanan di kantin. "Gue ada janji Ama berondong, Lo pada duluan aja ke kantin nya" Livia berkata dengan nada songong. "Najis dah doyan brondong" balas Ica yang matanya segudang.

"Awas aja lu gebet tu dekel" Livia berkata sambil meletakkan tangan di pinggang, yang lain mulai jengah dengan keributan kecil ini.

Tak lama Chiko datang sendiri, dia berjalan sambil membenarkan letak kacamatanya setelah melihat Livia Chiko mulai melambaikan tangan kepada Livia "kak Livi ayo katanya mau traktir gue" Chiko mulai berbicara kepada Livia, sedangkan Ica sedang terkagum kagum dengan Chiko yang menampilkan senyum manis.

"Lip ini mah beneran berondong hot, gue mau satu cari di mana lo lip" sebelum Ica mulai menggoda Chiko Syakila Dan Rania mulai menyeret Ica dan Kya yang mewakili mereka untuk melambaikan tangan.

(⁠´⁠∩⁠。⁠•⁠ ⁠ᵕ⁠ ⁠•⁠。⁠∩⁠'⁠)

Beberapa kelas sudah di lewati dan Kanti mulai terlihat, cukup ramai namun masih ada tempat duduk yang tersisa. Livia dan Chiko menduduki meja kosong di bagian pinggir "mau pesen apa ni?" Livia bertanya pada Chiko, "gue pengen mie Tek Tek aja kak, sama minum nya es teh kalo boleh" Chiko berucap dengan sedikit canggung.

"Iya gapapa santai aja kalik, bentar gue pesen dulu ya" Livia berjalan menuju etalase mang Iip untuk memesan. Dari kejauhan Chiko mengambil gambar Livia yang sedang berjalan menuju etalase, Chiko tersenyum bahagia ketika mendapat foto kakak kelasnya tersebut.

Tidak begitu lama Livia Kemabli ke mejanya, "kak Livia, gue boleh minta id line lu ga atau mungkin Instagram gitu"

"Oalah boleh, Instagram gue Alivianes_ kalau id line gue Liviawara" Livia dengan senang hati memberikan username Instagram dan id line miliknya, Chiko tersenyum kemenangan dirinya lebih unggul daripada Genta saat ini.

Ajudan mang Iib datang membawa 1 nampan yang berisi mie Tek Tek, seblak dan juga 2 es teh pesanan Alivia. Saat mulai makan Livia meletakkan ponsel miliknya di atas meja, terlihat wallpaper yang bergambar Yuta JJK mata Chiko mulai salfok rasanya ingin bertanya saat melihat wallpaper milik Livia.

Mereka berdua menyantap makanan dengan tenang, Chiko lebih cepat menghabiskan makanannya. "Kak Livia suka nonton JJK ?" Livia yang di beri pertanyaan tersebut otomatis tersedak karena kaget, kalian tau tersedak seblak pedas setan sangat sakit di tenggorokan. Chiko yang berada di dekatnya langsung memberikan minum milik Livia, cepat cepat Livia meminum hingga habis.

"Huh lega, thanks Ko tadi lu nanya ya gue suka nonton JJK? Jawabannya iya gue suka apalagi yang kemaren itu JJK 0" Livia menjawab dengan senang

"Wahhh iya itu seru kak, gue juga nonton di bioskop alon tapi ga ada partner nonton, kak suka one piece juga ?"

"Sukaaa, kemaren yang read gue ga sempet nonton soalnya sibuk banget"

"Yahhh sayang banget padahal seru tau"

Dan obrolan 2 orang pencinta anime tersebut berlanjut sampai jam masuk yang mengakhiri percakapan panjang, di sini Chiko sudah mulai mengetahui sedikit karakter Livia 'menurut nya'.

Livia adalah seseorang yang sikap dan kepribadian nya tidak terduga, susah untuk di mengerti untuk banyak orang namun orang orang yang dekat dengan Livia sedikit ngerti tentang nya. Yang mengerti tentang Livia adalah dirinya sendiri bukan orang lain, Livia juga selalu memegang prinsip 'ini masalah gue orang lain ga perlu tau'.

Chiko mulai follow Instagram milik Livia ia memamerkan nya kepada Genta, dan Genta yang di sebrang pun mulai panas karena sudah kalah 1 langkah oleh Chiko di tambah username Instagram milik Livia di blur oleh Chiko saat memamerkan kepada Genta.

Di lain tempat Genta sedang kepanasan terbakar api cemburu, sekarang Genta sedang menendang nendang angin yang tidak bersalah sesudah menerima pesan dari Chiko, Chiko sungguh meresahkan Gara yang ada di samping Genta melihat kembaran nya dengan Heran.





Panacea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang