5

15 6 6
                                    

Livia berjalan di trotoar sambil mendengarkan lagu tak lupa ia menenteng ponsel nya sembarangan, sesekali bersenandung lagu milik Yoasobi.

Yoru wo nukete yume no saki e
Tadori tsukitai mirai e
Hontou ni? ano yume ni,
Hontou ni? tte ima mo
Fuan ni natte shimau kedo kitto
Ima wo nukete asu no saki e
Futaridake no basho e
Mou chotto
Dou ka kawaranai de
Mou chotto
Kimi kara no kotoba
Ano mirai de matteiru yo

Sedang asik bersenandung ada seorang pria berjaket coklat dengan motor ninja menyambar ponsel milik Livia, dengan terkejut Livia berteriak dengan sekeras keras nya ia berlari mengejar jambret tersebut, Naas nya saat di belokan Livia tak sengaja tertabrak motor tubuh nya terpental sedikit jauh.

Livia mencoba bangun dengerin perlahan meringis kesakitan sambil mengisi ponsel nya yang di jambret, rasa sakit ini tak seberapa daripada rasa kehilangan ponsel nya karena banyak kenangan di ponsel miliknya "ahhh sialan motor doang cakep tapi ga punya duit pakek jadi jambret, aawwww", Livia kesakitan memegang tangan Kanannya yang menahan beban tubuh Livia.

Pengendara yang menabrak Livia mengehentikan laju motor nya, ia panik sangat panik karena baru saja menabrak orang. Pengendara tersebut berlari kearah Livia tanpa melepas helem yang menutupi wajah nya "sorry sorry gue bakal tanggung jawab Teneng aja ayo ke rumah sakit".

Livia tambah menangis meratapi nasib nya teringat chat terakhir dengan mantan nya, foto foto dengan mantan nya dan segala macam kenangan di dalam nya Livia bahkan tidak menanggapi pengendara yang telah menabrak nya. "Heyyy cantik ternyata Lo ya ampun maaf banget" Genta melepas helem yang di kenakan

Genta menuntun Livia kepinggir jalan, Genta mencoba mengajak Livia berinteraksi namun Livia tetep saja bengong dan tidak menanggapi Genta. melihat lengan livia yang berdarah Genta segera membersihkannya agar tidak terjadi infeksi, "awwww sakit njir" Livia muali tersadar. "Yah hp gue lenyap" ucap Livia Kembali dengan raut muka sedih Genta mengejutkan keningnya "jadi Lo tadi ngejar jambret sampe ga lihat jalan?" tanya Genta di jawab dengan anggukan lucu Livia.

'aaaaaaa lucu banget jadi pengen culik deh'  batin Genta

"Yaudah Lo ikhlas in aja, tar ganti deh yang baru minta ke mommy atau Daddy Lo gitu"

"Yang bener aja gue harus minta ke makam gitu? Kalo sama papa gue kek nya skip dulu males debat"

'anjing salah ni gue bilang itu tadi'

"Yaudah sekarang gue anterin Lo pulang, sebelum nya kenalin gue Genta sorry gue bener bener ga sengaja nabrak lo tadi"

"Ouh okey gue Alivia, gue maafin tapi lu jadi babu gue" perkataan Livia membuat Genta melongo "ahahahhahaha ga deh bercanda, tapi gue minta identitas lo buat jaga jaga siapa tau gue patah tulang atau keseleo gitu" dengan sisa air mata di pipi Livia masih sempat bercanda.

"Ayo sekarang gue anterin Lo pulang" Livia di bantu naik ke atas motor Genta, di sepanjang jalan hanya ada keheningan dia antara mereka berdua tidak ada percakapan kecuali menanyakan jalan menuju rumah Livia.

Tidak lama motor Genta sudah berhenti tepat di depan gerbang rumah milik Livia Genta juga membantu Livia untuk turun, "gue ater sampe dalem ya" tawar Genta. "Gausah gue bisa sendiri btw thanks ya lain kali bawa motor yang bener"

"Harusnya gue yang bilang, jangan main hp sembarangan kalo di jalan terus jangan nyebrang sembarangan juga" Genta berbalik memarahi Alivia

"Iya iya bawel udah sana pulang" Livia mengusir Genta dengan nada ketus yang di buat buat.

Livia segera memasuki rumah dengan kaki pincang dan memegang tangan sebelah kanan nya, hal itu tak luput dari pengelihatan Kaka pertama Livia yang berada di ruang tv bersama beberapa temen nya "kenapa?" Suara berat tersebut memecahkan keheningan yang berlangsung.

Livia yang meras di beri pertanyaan menoleh "ouh tadi abis di jambret" dengan enteng Livia mengatakan hal tersebut bahkan ia tak menampakkan raut mukanya tadi. Alvito melangkah mendekati Livia dengan cepat meraih lengan livia yang di balut perban "di jambret sampe kaya gini?, coba cerita" Livia menggeleng "Alivia Nawasena" Alvito penuh tekanan menyebut nama lengkap Livia.

"Iya iya tadi pas dengerin lagu di jalan pulang hp ku di jambret sama orang pakek motor, pas mau ku kejar eh di tabrak motor mental dikit di tengah jalan" mendengar cerita singkat adik nya Alvito melotot, bisa bisanya dengan santai adik nya menceritakan hal tersebut dengan tenang.

"Yaudah sekarang Lo istirahat" perintah Alvito tidak di tanggapi Livia, jelas Livia sudah tau kalau dirinya harus istirahat tidak usah di suruh dirinya juga ingin mengalau kan ponselnya yang malang.

⊂⁠(⁠(⁠・⁠▽⁠・⁠)⁠)⁠⊃

Genta memasuki rumah dengan lemas hal itu menimbulkan tanya seisi rumah, biasanya Genta akan menjadi reog saat pulang dari manapun "kenapa Lo"

"Gue ga sengaja nabrak crush gue pakek si read" Genta menghela nafas

"Ihhh tolol terus tu cewek gimana? Mati ga ? Atau cuman patah tulang? Lo bawa kan ke rumah sakit?" Gara menanyakan beberapa pertanyaan berturut-turut

Genta lantas melotot tidak terima, bagaimana jika crush nya mati separuh jiwa Genta bakal hilang asekkk ga tau juga sih. "Moncong mu tong" Genta mencubit bibir Gara, Gara berusaha melepaskan tangan yang mencubit bibir sexy nya "Gila bau ikan asin anjir tangan Lo, mana ada pait pait nya idih najis".

Setelah mengatakan itu Gara langsung kabur ke kamarnya membawa beberapa cemilan yang ia colong dari lemari stok Genta.

"Alivia you are beautiful beb, love love banget dah apalagi kalo Lo jadi waifu gw behhhhhhhhhh cinta mati gw"

Genta memegang hp nya senyum terus menghiasi bibirnya, matanya tak lepas dari foto Alivia yang ia sengaja ambil tadi hingga tanpa sadar dirinya menabrak sofa yang tidak bersalah. "Anying siapa yg naro sih ganggu aja ni"

Suasana gembira sedang menghiasi hati Genta saat ini, saat memasuki kamar Genta di buat lebih gembira karena di pandangi para waifu di lemari kabinet yang ada di dalam kamar Genta. 

Setelah sadar ke dunia nyata Genta meletakan ponselnya di meja belajar, mengambil handuk dan bergegas menuju kamar mandi badan ya lumayan lengket akibat cuaca yang tak menentu. 15 menit Genta sudah berada kamar mandi saat keluar ia sudah segar dan harum stroberi menyelimuti badan kekarnya, seperti remaja zaman ini Genta tak bisa lepas dari ponsel genggam miliknya.

"Wih ada event anime Dateng kalik ya, belom pernah nih siapa tau waifu gw nyata"

Panacea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang