Bel istirahat berbunyi Livia dan teman teman sekelas pergi kekantin, tidak satupun orang yang berada di kelas.
"Aduh gue laper banget tau, pengen makan popmie gledek pasti enak" Kyana mengelus perut yang kelaparan
"Gue juga mau ah enak tu abis belajar matematika gue pusing" Marisa merangkul Kyana.
"Inget kalian punya mag belom kan nasi juga, si Rania Lo juga ga usah ikut ikutan abis di rawat juga Lo" Lily memberikan peringatan.
"Eh lip Lo mau beli apa ?" Tanya Kyana
"Ummm kek nya gue mau es macha sama roti bakar coklat deh" jawab Livia
"Yaudah pada beli dah gue jaga meja, Lily gue nitip ketoprak ga pakek toge yak sama es the anget" Rania duduk di meja panjang kantin, sedangkan Lily menjawab dengan acungan jempol.
Mereka berenam asik dengan makanan, Livia merasa ada seseorang yang memandanginya "loh yang kemaren di supermarket" tatapan mereka bertemu beberapa detik Livia yang memutuskan tatapan itu.
"Mau cobain macha Lo dong lip" Raina berkata sambil tersenyum "ni cobain aja pada mau ga ni?" Tawar Livia
"Gue mo cobain" Marisa dan Lily ikut mencicipi macha milik Livia
"Kil Kya Lo ga mau?" Tanya Livia
"Ga doyan gue macha kan kek rumput huwekkkkk" Syakila menampilkan ekspresi mual padahal belum mencicipi macha
"Ga ah gue juga ga terlalu suka soalnya rada pait pait"
"Dih alien ya Lo pada macha tu enak, yang ga enak tu taro" Raina menatap mereka berdua kesal
"Lo yang aneh ga suka taro" Syakila dan Kyana kompak, perdebatan pencinta taro dan macha berlanjut sampai bel istirahat berakhir jika belum bel pasti mereka akan melanjutkan debat sampai pulang sekolah.
Disepanjang koridor menuju kelas mereka bernama menertawakan hal hal random yang dilihat seperti latah seseorang ataupun yang lain nya, disela sela tawa Syakila berteriak karena ada serangga yang terbang "AAAAAAAAAAAAA" refleks mereka ikut berteriak dan kabur, mungkin lalat yang terbang tadi juga kebingungan karena tingkah mereka berenam.
Sesampainya di kelas mereka kembali tertawa "ni bangsattt ye si kilaa bikin kaget aje" Marisa mulai menenangkannya diri.
Guru sudah mulai masuk jam pelajaran terus berjalan sesuai jadwal, terkadang Livia bosan dengan guru yang terus berbicara hal hal yang tidak terlalu penting misalnya masalah keluarga yang dikatakan berulang kali. Beberapa murid ada yang tertidur, Livia menangan untuk tidak menguap "Bu izin saya mau ke kamar mandi" Livia meminta izin dan di setujui oleh guru yang mengajar.
Sebenarnya ini hanya sebuah alibi belaka ia ke kamar mandi agar tidak ngantuk sekalian lihat orang orang yang olahraga, untuk ke kamar mandi harus melewati lorong pinggir lapangan utama. "KAK LIVIA" Chiko memanggil Livia lalu mendekati Livia yang melambaikan tangan "tumben Kaka keluar kelas sendiri" Chiko tersenyum sesekali membenarkan letak kacamata.
"Iya gue gabut banget soalnya" Livia di akhir dengan tawa tipis
"Emang mapel apa dah kak?" Tanya Chiko
"Bahasa Indonesia"
"Mummm kak mau ga besok Sabtu nge event bareng gue ?" Chiko menggaruk belakang lehernya.
"Kebetulan gue juga mau kesana sih, ayo aja langsung ketemuan di tempat aja di mall itu kan ada Lotte mart kita ketemuan di depan situ aja" jawab Livia ramah
"Oiya biar gampang gue minta nomer wa kak, line gue kemaren gue apus soalnya" Chiko menyerahkan ponsel miliknya, Livia dengan cepat mengetik nomor telepon yang aktif saat ini. "See you kak" tentu saja Chiko sangat bahagia wajahnya berseri, impian ke event Bareng cewek terwujud.
Chiko itu menang tampan orang orang suka padanya, tapi Chiko tidak sembarangan jalan dengan orang ini adalah pertama kali Chiko mengajak anak orang jalan bareng.
(๑♡⌓♡๑)
Setelah selesai ngobrol dengan Chiko Livia kembali ke kelas, guru bahasa Indonesia pun masih tetap mengoceh padahal sudah ada guru bahasa Mandarin yang menunggu di depan kelas.
"Maaf Bu, pak Tian sudah ada di depan" Livia memberitahu guru bahasa Indonesia tersebut. "Oalah udah habis ternyata yaudah saya pamit ya jangan lupa kerjain LKS halaman 27,28,37 yang asesmen pokoknya"
"Mari pak" pamit guru bahasa Indonesia dengan pak Tian guru bahasa Mandarin berlalu pergi, mapel bahasa Mandarin waktunya tinggal 15 menit lagi.
"Gue ngantuk ngantuk banget tau kek duhhh cape banget pokoknya jadi satu pengen balik gue" keluh Kyana
"Gue juga pengen balik tau tapi tar ada ekskul paskibra ga bisa balik gue" Raina sudah lemas mengingat kegiatan sepulang sekolah.
"Gue sih ga ekskul ya, tapi ada rapat OSIS" Syakila meratapi nasibnya jadi OSIS
"Ngeluh Mulu Lo pada bentar lagi balik gue mau turu di rumah"
"Zài duō yīdiǎn shíjiān ( waktu tinggal sedikit lagi ) jadi kita hanya mencatat kata kerja saja, Livia Qǐng zhàn chūlái ( Tolong Maju kedepan)"
"Hǎo de lǎoshī (oke guru bisa ibu/bapak)" Livia maju ke depan menulis beberapa hanzi, aksara cina milik Livia memang bagus dan enak di pandang jadi guru menyuruh Livia untuk menulis.
"Next Marisa xiě pīnyīn (selanjutnya Marisa menulis pinyin)" Marisa Yaang sedang tertidur terlonjak kaget.
" Aduh lǎoshī saya ga bisa" Marisa memelas sedangkan pak Tian menggelengkan kepala.
"Katanya kamu mau jadi Rén jùn Nán péngyǒu" (pacar renjun)
"Iya dong lǎoshī tapi saya kan ga bisa suruh Lily aja deh saya pengen ke kamar mandi udah kebelet" alibi Marisa berpura pura kebelet buang air kecil.
"Yasudah sana nanti keburu ngompol eh tapi izin ke saya pakek bahasa Mandarin ya" pak Tian meledek Marisa
"Nǐ hǎo i go to the rest room" kata Marisa asal.
"Hayaaaaaaa Marisa udah ngompol tuh cepet deh ke kamar mandi" pak Tian tertawa karena ucapan Marisa, pak Tian memang humoris walupun sudah berumur pak Tian tetap kelihatan gemoy karena mukanya yang bulat dan pipi tembam, kata Livia dkk sih pak gemoy.
Akhirnya jam pelajaran sudah selesai bel pulang sekolah juga sudah berbunyi, Livia muali membereskan buku buku miliknya yang di atas meja maupun di laci. Saat sedang merogoh laci Livia menemukan susu kotak, Livia tidak merasa membeli susu tersebut bahkan tadi pagi susu itu belum ada memang setelah dari kantin Livia tidak melihat atau mengambil barang di laci.
"Eh Lo pada tadi beli susu?" Tanya Livia pada teman temanya"Kagak orang dari tadi kita bareng bareng Mulu, kalo kita beli Lo liat kalik lip" Marisa menatap Livia
"Iya juga ya" Livia membenarkan perkataan Marisa "hooh" Marisa sudah selesai membereskan buku begitu juga yang lain.
Mereka berenam mulai berpisah untuk melakukan kegiatan masing masing ada yang ekskul ada yang langsung pulang ada juga yang menunggu jemputan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panacea
Teen FictionKisah dua manusia yang belum bisa lepas dengan masa lalunya, Alivia Nawasena gadis manis yang di selingkuhi oleh mantan pacarnya bertemu dengan Genta Aditama Darmawangsa . Apakah mereka bisa melupakan masa lalu atau mereka menjadikan satu sama lain...