“Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah).
-
"Jagalah lima perkara sebelum (datang) lima perkara (lainnya). Mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu dan hidupmu sebelum matimu." (HR Nasai dan Baihaqi).
-
"Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalam keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang." (HR Bukhari, Tirmidzi dan Ibnu Majah).
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Ujian paling berat kala Ramadhan adalah saat-saat waktu bebas di siang hari begini. Mau tidur, tetapi kelebihan energi. Mau baca Qur'an, tetapi malas. Jadilah ending-nya macam orang gabut, entah menghitung jumlah keramik atau menatapi plafon bak menatap langit malam yang penuh bintang.
Kelakuannya siapa begitu?
Tentu saja Kageyama dan Hinata.
Kageyama menghitung jumlah keramik murni karena gabut, kalau Hinata, katanya mau coba cosplay jadi anak senja galau-galau gitu.
“Kalian ... ngapain?” tanya Yamaguchi setelah memperhatikan beberapa saat.
“Biarin aja udah. Orang bego gabutnya beda.” Tsukishima menyahut.
Yamaguchi terkekeh pelan, tetapi tetap menaruh atensi pada Hinata dan Kageyama. Kewarasan Yamaguchi tidak bisa memahami apa yang tengah dilakukan keduanya.
“Hwaaa, jalan-jalan yok! Muter-muterin pesantren aja gitu,” rengek Hinata.
“Gua laper ...,” keluh Kageyama.
“Kenapa gak tidur aja? Lumayan, istirahat sebelum pelajaran Qur'an nanti,” usul Yamaguchi.
Hinata menggeleng kuat-kuat. “Gereget mau jalan-jalan!”
“Gak bisa tidur ....”
Duh, lelah rasanya jadi Yamaguchi.
“Assalamu'alaikum gesss,” salam Lev seraya membuka lebar-lebar pintu kamar, membuat angin segar masuk ke dalam kamar yang awalnya pengap itu.
“Wa'alaikumussalam.”
“Loh? Gak panas, toh? Tahu gitu pintunya dibuka daritadi,” ucap Yamaguchi.
“Lev abis darimana? Kok gak ngajak-ngajak?” protes Hinata yang masih gabut. Dia gatal ingin jalan-jalan tetapi malas karena tak ada teman.
Lev menggeleng-gelengkan kepala. “Gua udah ngajak astaga. Lu-nya aja gak denger.” Bocah yang paling tinggi di kalangan santri tahun pertama itu merebahkan dirinya di lantai.
Tsukishima yang tengah membaca mendadak mengangkat kepala dan memandang Lev sambil berjengit. “Lu abis darimana, sih? Bau banget gila.”
“Abis main badminton. Sama Ustadz Rengoku, Bang Noya, sama Bang Tanaka. Terus ya, gua menang dong lawan Bang Noya sama Bang Tanaka! Keren, 'kan?” cerita Lev dengan penuh rasa bangga.
“Halah, paling yang ngalahin Ustadz Rengoku, lu cuma bengong-bengong aja,” cibir Tsukishima, lalu kembali fokus dengan bukunya.
“Jangan diambil hati, Lev.” Yamaguchi meringis.
Setelah Tsukishima, Kageyama pun ikut berjengit setelah mendengar cerita Lev. “Gak laper apa? Lagi puasa malah olahraga.”
“Yeee, 'kan biar ada kerjaan! Dibanding bengong-bengong doang.” Lev menjawab sambil meregangkan badan. “Biar waktu luangnya berguna.”
Hinata dan Kageyama tersentak mendengar kalimat terakhir Lev. Entah mengapa menusuk mereka dengan telak jika mengingat aktivitas tidak berguna mereka sejak tadi.
“Eeii, assalamu'alaikum!” Keheningan terputus oleh suara penuh semangat Ustadz Rengoku.
“Wa'alaikumussalam, Ustadz.”
“Nak Lev! Udah capek, ya? Masih mau lanjut gak?” tanya Ustadz Rengoku pada Lev yang masih tepar, “atau yang lain? Mau ikut main badminton juga?” Tatapannya berganti pada oknum-oknum yang menampakkan aura-aura malas gerak.
Yamaguchi dan Tsukishima sih mending, baca buku. Lah, Hinata dan Kageyama? Sempurna sudah macam orang gabut.
Lev mengembuskan napas panjang. “Nanti dulu, Ustadz. Masih capekk.”
Sebagai gantinya, Hinata dan Kageyama bangkit berdiri bersamaan. “Ana ikut, Ustadz!” seru keduanya bersamaan pula.
Ustadz Rengoku tertawa lebar. “Puasa-puasa tetep pada semangat, ya! Ayo, ayo! Olahragaa!”
- to be continued -
=
=
=
USTADZ
Paling bersinar, membara, dan cerah bak matahari, kesayangan Noya sama Sae, sobatnya Ustadz Tengen walau sifat beda jauh. Guru olahraga.
“Temenin Ustadz main bola, yok!”
=
=
=
SANTRI TAHUN PERTAMA
Keluarganya mualaf, tapi dia sendiri dari kecil dah Islam, blasteran rusia-jepang, tinggi banget kek tiang, aktif dan penuh energi, akhlaknya agak minus.
“Kok kalian pada gak nyampe, sih? Gua aja nyampe.”
•
•
•
Jujur aja, yang Hinata lakuin tuh sering banget kulakuin. Natepin plafon udah kayak ngeliatin langit malam yang indah dengan bintang-bintang, padahal mah yang ada malah jaring laba-laba😭🙏🏻Please vote and comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗣𝗘𝗦𝗔𝗡𝗧𝗥𝗘𝗡 𝗔𝗟-𝗔𝗦𝗔𝗗
FanfictionKeseharian para santri bersama para ustadz mereka di Pesantren Al-Asad selama Ramadhan. • "Masyaa Allah, es krim siapa ini? Menggoda banget." "Masyaa Allah, santri kelas berapa ini? Siang-siang malah di dapur." "WAAAAGHHH!" ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━...