Dari Ka'ab bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, "Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat tamak manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya." (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, Ad-Darimi, Ibnu Hibban dan Ath-Thabrani).
-
"Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api." (HR. At-Tirmidzi).
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Masih dengan dua orang yang sama, dengan kondisi yang sama pula dengan chapter kemarin, alias Tsukishima dan Kageyama masih harus panas-panasan menunggu Ustadz Ukai dan Hinata yang entah membeli bahan makanan di mana.
“Mereka langsung ngambil dari peternakannya apa gimana, sih?” keluh Tsukishima. Beliau tambah badmood karena kejadian di chapter lalu.
"Ngeluh mulu lu. Inget, lagi puasa!” balas Kageyama.
Tsukishima berdecak sebal. "Lu mah enak sering olahraga, fisiknya kuat. Gua 'kan jarang!"
"Salah lu sendiri, dong. Makanya, yang diisi jangan cuma otaknya. Percuma pinter kalo fisiknya lemah. 'Kan gak lucu kalo lu lagi presentasi atau pidato terus tiba-tiba tumbang." Kageyama berkata sambil membayangkan Tsukishima yang tiba-tiba pingsan saat tengah presentasi. Terang saja jejaka berambut hitam itu menahan tawa.
Menistakan teman dalam kepala kadang memang menghibur.
Selesai dengan percakapan tak penting, keduanya kembali sibuk dengan diri masing-masing. Tsukishima yang berdiri dengan ogah-ogahan, dan Kageyama yang tetap berdiri dengan tegap.
Di kala Tsukishima masih sibuk menggerutu dalam hati, seorang dengan baju compang-camping melintas di depannya. engan sebuah karung yang ia bawa di pundaknya, Tsukishima menyimpulkan anak itu adalah seorang pemulung.
"Dek, bentar Dek!" tahan Kageyama, berbeda dengan Tsukishima yang hanya diam memperhatikan anak itu.
Anak itu menoleh, menatap Kageyama dengan heran. "Iya, Bang? Kenapa yak?"
"Buat kamu, ya. Kalo puasa, dimakannya pas buka, oke?" Kageyama menyerahkan takjil yang ia beli dengan uangnya sendiri tadi.
Wajah anak itu seketika bersinar cerah ceria, matanya berbinar-binar melihat takjil pemberian Kageyama. "Makasih banyak, Bang!"
Kageyama balas tersenyum, mengangguk.
Baru saja anak itu hendak pergi, Tsukishima menahannya. "Bentar, 'Cah." Ia merogoh saku celananya, lalu menyelipkan selembar uang ke tangan anak itu. "Buat beli makan kalo misal takjilnya kurang."
"Makasiiihh, Bang!" ucap anak itu riang.
Seperginya anak itu, Kageyama menatap Tsukishima dengan shock. "Woah, gua gak nyangka lu bakal ngasih."
"Lumayan buat ngapus dosa."
"Lah, lu sadar dosa lu banyak?"
"... Sadar diri, anj--"
- to be continued -
•
•
•
Ternyata ngetik Kage sama Tsukki bareng lumayan naikin mood, ya. Aku baru sadar.Please vote and comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗣𝗘𝗦𝗔𝗡𝗧𝗥𝗘𝗡 𝗔𝗟-𝗔𝗦𝗔𝗗
Fiksi PenggemarKeseharian para santri bersama para ustadz mereka di Pesantren Al-Asad selama Ramadhan. • "Masyaa Allah, es krim siapa ini? Menggoda banget." "Masyaa Allah, santri kelas berapa ini? Siang-siang malah di dapur." "WAAAAGHHH!" ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━...