“Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar.” (QS An-Nahl : 126).
-
"Orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang menaruh dendam kesumat (bertengkar)". (HR Muslim).
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Hari pertamanya di pesantren, Rin rasa tidak seburuk yang ia bayangkan sebelumnya. Padahal sudah drama mogok makan dan mengurung diri di kamar demi tidak pergi ke pesantren sebelumnya, tetapi nyatanya Rin malah nyaman berada di sini.
Mohon maklum, Rin memang anak yang sangat cinta rumah, harus pergi ke pesantren adalah hal yang berat baginya.
Namun, kini Rin merasa tenang-tenang saja, toh sang abang pun bersekolah di sini, walau Rin sangsi Sae akan menaruh perhatian padanya.
Sebenarnya perhatian, tetapi gak kelihatan.
Di atas segalanya, para santri di sini ramah dan menyambut murid baru dengan tangan terbuka. Teman-teman seangkatan Rin pun ramah-ramah.
Ya-- tidak semua, sih. Ada Tsukishima dengan mulut pedasnya, Kageyama dengan wajah datarnya, Niko dengan sifat super pendiamnya. Setidaknya Rin bukan tipe orang yang bakal mencari masalah, jadi ia hanya perlu bersikap sekadarnya pada mereka bertiga yang agak ... unik.
Oke, kembali ke cerita.
Walau baru hari pertama, tetapi para santri tahun pertama sudah sibuk membereskan kamar sekaligus menata baju-baju. Bahkan ada beberapa kamar yang perlu dibersihkan dulu.
Kebetulan Rin mendapatkan kamar yang harus dibersihkan dulu. Sampai menjelang sore, barulah kamarnya beres.
Beruntung para kakak kelas yang baik hati mau membantu, kalau tidak mungkin bisa lebih lama lagi.
“Kalian mandi aja duluan. Sisanya biar kita yang urus,” titah Sugawara pada para santri baru, termasuk Rin.
Di saat teman-teman sekamarnya sibuk mengeluarkan baju bersih dan peralatan mandi, Rin sudah keluar kamar lebih dulu dan pergi ke kamar mandi sendiri.
Handuk tersampir di bahu, dan pouch kecil di tangan berisi peralatan mandi, Rin sudah macam anak kecil yang nyasar mencari kamar mandi di kolam renang.
Namun, di saat Rin tengah berjalan dengan penuh ketenangan tanpa gangguan suatu apa pun ...
BYUUUR!
Belum juga sampai ke kamar mandi, sudah mandi duluan aja.
Pake air bekas pel-an pula.
“Eh? Ada orang toh.”
Seorang anak dari kelas 11, dengan kulit cokelat dan rambut khas yang absurd, alias Shidou tengah berdiri di pinggir koridor lantai dua asrama kelas 11, dengan ember kosong bekas air pel-an di tangannya.
Rin mendongak, menatap tajam kakak kelasnya yang malah memasang watados.
“Maaf ya, Dek! Hehe.” Setelah meminta maaf dengan tidak niat, Shidou pergi begitu saja.
“TURUN LU, BANGSAT!” bentak Rin.
“....”
“Makanya, gua ogah ah sopan-sopan di depan tuh orang. Orang sikapnya juga gak kayak kakak kelas.” Rin mengakhiri ceritanya.
Yap, yang barusan itu kilas balik mengapa Rin sebenci itu dengan Shidou sampai saat ini, sampai-sampai selalu ribut tiap bertemu.
Lev dan Hinata yang mendengarkan dengan seksama sejak tadi kini berbisik-bisik.
“Kalo gitu, jangan pernah jailin Rin yang aneh-aneh, deh.”
“Rin kalo udah dendam serem ....”
Rin memajukan bibir. “Dia juga sok akrab banget sama Bang Sae, padahal jelas banget Bang Sae risih.”
“... Jangan deket-deket sama Bang Sae juga berarti biar Rin gak ngambek,” bisik Lev.
Hinata mengangguk setuju kemudian balad berbisik, “Rin ternyata adek yang overprotective, ya.”
- to be continued -
•
•
•
Ada yang pernah disiram air pel-an? Tolong review-nya.Please vote and comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗣𝗘𝗦𝗔𝗡𝗧𝗥𝗘𝗡 𝗔𝗟-𝗔𝗦𝗔𝗗
FanfictionKeseharian para santri bersama para ustadz mereka di Pesantren Al-Asad selama Ramadhan. • "Masyaa Allah, es krim siapa ini? Menggoda banget." "Masyaa Allah, santri kelas berapa ini? Siang-siang malah di dapur." "WAAAAGHHH!" ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━...