𝗣𝗘𝗦𝗔𝗡𝗧𝗥𝗘𝗡 𝗔𝗟-𝗔𝗦𝗔𝗗

Tetap Sopan Meski Jamet

"Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti (hak) orang yang berilmu (agar diutamakan pandangannya)." (H.R. Ahmad).

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

"Eeeyy, assalamu'alaikum murid-muridku!" salam Ustadz Tengen ramah saat berpapasan dengan Atsumu, Tanaka, dan Shidou.

"Wa'alaikumussalam, Ustadz," balas ketiganya bersamaan.

Tanaka dan Atsumu dengan segera menyalimi Ustadz Tengen, sementara Shidou melengos tidak peduli, kembali lanjut berjalan. Padahal mah Tanaka dan Atsumu masih asik mengobrol singkat dengan Ustadz Tengen, sementara Shidou malah sudah masuk kamar lebih dulu.

Yeu, main jalan aja si jamet, kebelet kali yak.

Di kala Shidou tengah berbaring di lantai dengan santai, saat itulah Tanaka dan Atsumu ikut masuk.

"Lama bener ngobrolnya," komentar Shidou.

"Lah, emang iya? Engga, tuh," balas Atsumu. "Lu-nya aja yang buru-buru banget masuk kamar."

Atsumu ikut menimbrung, "Shidou, kenapa lu gak salim tadi?"

"Males aja salim sama dia," balas Shidou lugas.

"Gak boleh gitu, heh. Ustadz Tengen 'kan guru kita juga." Tanaka menggeplak bahu Shidou. "Sama yang tua, mau kayak gimana pun orangnya, harus sopan, Shi. Inget-inget tuh, hadits yang di atas."

Shidou merotasi bola mata. "Iye dah, iye."

Sementara Atsumu menyimak dengan wajah heran. Kemudian, ia bertanya, "Emangnya Ustadz Tengen kenapa, sih? Keren begitu tapi kok kalian kek pada gak suka?"

Tanaka menggaruk kepalanya. "Ya-- bukannya gak suka, sih. Cuman ... karena Ustadz Tengen agak unik, jadi liatnya ... aneh aja," ungkap Tanaka jujur.

Shidou merotasi bola mata. "Yang bisa liat anehnya Ustadz Tengen cuma kita, Tsum. Kalo lu udah pasti gak bisa, apalagi Bang Aryu."

"Lho?! Emang kenapa?"

"Sama-sama aneh soalnya."

- to be continued -

•

•

•
Hufft ... akhirnya puasaku bolong di saat aku sedang positive thinking bakal bolong di akhir².

Please vote and comment!