CH00

2.1K 191 29
                                    

Seorang gadis mendorong koper mahalnya keluar dari pintu pesawat, dengan kacamata hitam yang tertera diwajah angkuhnya gadis itu terus melangkahkan kaki jenjangnya hingga sampailah dia didepan banyak orang yang bersusun menunggu orang yang keluar dari tempatnya berada.

Namun dia tidak ambil pusing untuk berhenti melangkah mencari orang yang menjemputnya berdiri, karena beberapa saat setelah dia melewati pagar pembatas disana, 3 orang pria tinggi dan besar dengan setelah khas seorang pengawal menghampirinya dan mengambil alih koper yang dia pegang.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun mereka mengarahkannya menuju jalan lain yang tidak dilewati banyak orang, diujung sana sudah terdapat sebuah mobil Mercy yang menunggunya.

"Kedutaan negara mengirim pesan apa bisa anda mengunjungi istana negara besok?"

Begitu pintu mobil tertutup dan dia baru saja menyandarkan punggungnya yang lelah kesandaran kursi mobil, kalimat itu terdengar di indera pendengarannya.

Hal itu membuat sang gadis diam beberapa saat, sedangkan yang berucap menatap kearahnya menunggu jawaban.

"CK!" Sebuah decakan keluar dari mulutnya, gadis itu membuka kacamatanya dan terlihat sorot mata marah yang dia lemparkan pada orang yang duduk dikursi sebelah supir.

"Didn't you see I was just sitting in this car, and you asked me that fuck*ng question! Ga bisa ngomongnya besok aja? lagian lo ngapain pake segala nanya itu hah? emang gue bisa nolak permintaan mereka?"

(Lo ga liat gue baru aja duduk dimobil ini dan lo tanyain pertanyaan sialan itu sama gue?!)

"Tidak nona..."

"That is!" Dia kembali menyandarkan punggungnya kesandaran kursi dan memejamkan matanya setelah lelah berbicara dengan emosi yang mengebu-ngebu dengan asistennya itu.

"Kita kerumah sekarang..." Asisten itu kembali berbicara namun bukan pada Nonanya melainkan pada supir yang duduk disebelahnya.

Supir itu mengangguk mendengar arahan itu.

"No-no-no! I don't want to go home. Mami papi masih di aussie kan?"

"Iya non... jadi kemana anda mau?"

Dia membuka matanya dan tersenyum tipis. "Paradise!"

Mendengar itu supir langsung menoleh kearah asistennya dengan khawatir namun mereka tidak dapat berbuat banyak selain menyetujui apa yang nonanya mau.

Dia adalah Lavanya Leviora Zerach, putri bungsu dari keluarga Zerach yang merupakan pengusaha besar yang relasinya sudah mencakup hingga keluar ASIA. Seorang gadis yang memiliki wajah angkuh karena memang seperti itu wajahnya. Dia baru saja duduk dibangku kelas 12, dan bersekolah disalah satu sekolahan elite.

Dan baru saja gadis ini pulang dari China setelah mengikuti kompetisi ice skating sebagai perwakilan negaranya, oleh karena itu dia besok akan diundang secara resmi ke istana negara.

Namun bukannya memilih untuk istirahat dirumah setelah menempuh penerbangan yang cukup lama, gadis itu sekarang mengatakan tempat yang ingin dia tuju dengan wajah semangat, sebuah tempat yang sangat tidak cocok untuk beristirahat.

Paradise adalah sebuah club terkenal yang dimiliki oleh keluarga salah satu sahabatnya sehingga dia dengan bebas keluar masuk tempat itu tanpa mempermasalahkan identitasnya yang masih seorang pelajar, tapi dia sudah legal.

Dan itu merupakan salah satu sisi kelam dari seorang Lavanya yang berprestasi sebagai atlet muda yang membanggakan dan sudah meraih banyak medali.

=
=
=
=
=
=

Leviora: Slow UpdetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang