"Jean anj*ng kemana sih dia bawanya!"
Vanya tidak henti-hentinya mengucapkan sumpah serapah kepada Jean, karena saat dia ke aula lama dia tidak menemukan siapa-siapa disana. Yang membuatnya bingung kemana teman-temannya itu membawa Claudia.
Kenapa mereka mengubah tempat perkara tanpa memberitahunya.
Ditambah lagi seseorang yang sedari tadi mengikutinya membuatnya merasa punggungnya ini ingin tempus. Orang itu kira dia tidak tahu apa sedang dibuntuti? Sialan kenapa dia begitu sial sekarang.
Orang itu membuatnya tidak bisa mencari Teman-temannya berada.
"VANYA!!" Vanya terkejut bukan main mendengar seseorang memanggilnya dengan sangat kencang, rasanya jantungnya ingin meloncat dari tempatnya sekarang juga.
Vanya menatap marah kearah Sagara yang muncul didepan sana. Kenapa pemuda ini muncul disaat yang seperti ini? bagaimana jika ada yang melihat mereka.
"Ngapain lagi tu orang!" dengusnya sebal dengan kehadiran Sagara.
"Mau kemana? Ini udah mau masuk mapel!" Bukan Sagara kalau tidak ikut campur urusannya.
Vanya memutar bola matanya malas mendengar suara itu.
"Apa sih! Sibuk banget. Lagian mau gue ngapain dan kemana juga ga bikin lo rugikan? so just stop and leave me alone!" Sentak Vanya dengan amarah yang membara.
(jadi tinggal pergi dan tinggalin gue sendiri!)
"Kalo emang ga ngerugiin gue ga mungkin gue disini sekarang! mikir dong! kalo perbuatan lo ketahuan siapa aja yang kena?" Marah Sagara.
Vanya menghela nafas, ucapan Sagara selalu membuatnya berpikir dua kali dengan apa yang ingin dia perbuat, namun tetap saja pemuda itu membuatnya kesal setengah mati.
Keluarga Sagara dan Vanya merupakan rekan kerja dari beberapa generasi sebelumnya, itulah sebabnya juga Sagara bersikap seperti ini pada Vanya. Selain tuntutan orang tua mereka yang sudah menanamkan sejak kecil untuk selalu bersama, terkadang ada rasa peduli terselip disana.
"Oke fine gue ga bakal ikut-ikutan mereka, tapi gue nonton doang ga papa kan?" Setelah berucap demikian Vanya berbalik ingin melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda.
"Ikut gue!" Mata Vanya mebelalak saat Sagara tiba-tiba menarik tanganya dan menyeretnya entah kemana.
"Sagara! Apa-apaan sih lo! Kalo ada yang liat gimana! SAGARA!"
"DIEM! Ini udah masuk mapel pertama, ga mungkin ada yang liat."
Disepanjang jalan Sagara masih menarik tangan Vanya, sedangkan ditarik hanya pasrah toh tidak ada gunanya melawan Sagara - manusia paling benar seantero raya.
Mereka berdua berakhir disebuah ruang musik yang tidak terlalu sering dipakai. Vanya mendesis saat Sagara akhirnya melepaskan tanganya.
"Ngapain sih lo bawa gue kesini, ngotot banget pengen gue ga ikutan main kucing-kucingan. Suka lo ya sama gue" Ucap Vanya yang membuat Sagara sontak menatapnya datar.
"Oh iya lo kan udah punya ya, siapa namanya Stela? Starla? Marla? Siapa sih?"
"Esther, la-la dari mana coba."
KAMU SEDANG MEMBACA
Leviora: Slow Updet
Overig[JGN LUPA FOLLOW] when the villain becomes the main character Leviora merupakan kata yang berasal dari bahasa latin yang berarti 'pematik api', itulah nama yang tepat untuk seorang Lavanya Leviora Zerach. Gadis yang selalu menjadi kompor bagi Jeanne...