"Lah mana?"
Vanya baru saja tiba dikolam renang sekolahnya untuk melaksanakan olahraga dengan materi renang seperti yang dikataakan guru olahraganya, namun saat itu sudah berganti baju dengan pakaian renangnya.
Saat masuk kedalam tempat itu yang dia lihat banyak orang-orang yang sedang berenang dan duduk-duduk ditribun kecil dekat kolam itu, tetapi itu bukan orang-orang kelasnya.
Kehadiran Vanya menjadi pusat perhatian orang-orang disana terutama pemuda yang baru saja keluar dari ruang ganti disana. Vanya tidak peduli dia sudah biasa mendapatkan segala macam tatapan itu, alhasil dia memikih untuk duduk ditribun dan membukan handphonenya untuk menghubungi teman-temannya.
Masa dia salah disini? padahal dia ganti pakaiannya bersama yang lain hanya saja dia begitu santai dan membuat dia keluar paling terakhir.
"Lavanya!"
Vanya mengangkat kepalanya dan menemukan seorang pria paruh baya yang merupakan guru olahraga yang lain melangkah kearahnya.
"Kelas kalian pakai kolam renangnya?"
Vanya nampak berpikir sebelum akhirnya mengangguk. "Iya kayanya."
"Kok kayanya." Ucap Guru olahraga itu, "Yaudah, kami juga udah selesai." Setelah itu dia melangkah menjauh dari Vanya, dan mengarahkann anak didiknya untuk cepat.
Ting!
Vanya kembali melihat kearah handphonenya, dan ternyata itu pesan dari Rora. Setelah membaca pesan itu dia langsung membalasnya, begitu juga sebaliknya.
Setelah itu dia meletakan handphonenya dibawah handuk yang tadinya dia gantung dibahunya, lalu dia berdiri dan mulai melakukan pemanasan singkat untuk menghindari hal yang tidak diinginkan ketika masuk kedalam air.
Menunggu kedatangan mereka sangat membosankan bagi Vanya, oleh karena itu dia ingin memulai duluan.
Setelah itu dia melangkah kearah kolam renang yang masih diisi okeh anak membandel yang sudah diarahkan untuk keluar dari air malah masih bertahan didalam sana.
"Lo masih waras pakai pakaian renang gitu?"
Suara seseorang menyapu indera pendengaran Vanya. Tanpa menoleh untuk melihat siapa yang berbicara Vanya juga sudah tau siapa itu, siapa lagi kalau bukan Sagara — manusia yang paling sibuk mengurus hidupnya.
"Harusnya gue yang nanya!" Vanya menjeda ucapannya dan menoleh kearah Sagara. "Lo masih waras ngajak ngobrol gue disini?"
Benar saja kini beberapa mata ada yang terang-terangan melihat kearah mereka berdua, dan sisanya hanya lirikan berakhir bisikan.
"Lo ga ada pakaian renang lagi? apa perlu gue beliin?"
Vanya memutar bola matanya malas. "Bacot gar! cewe sekelas lo juga pada pakai beginian! kenapa gue doang yang lo bacotin? nafsu lo sama gue?" Ucap Vanya dengan begitu frontal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leviora: Slow Updet
De Todo[JGN LUPA FOLLOW] when the villain becomes the main character Leviora merupakan kata yang berasal dari bahasa latin yang berarti 'pematik api', itulah nama yang tepat untuk seorang Lavanya Leviora Zerach. Gadis yang selalu menjadi kompor bagi Jeanne...