Hari Senin, Diman orang-orang akan kembali melakukan aktifitas mereka diluar. Entah itu sekolah, kuliah, ataupun bekerja.
Sama hal nya dengan Afiyah, kini sudah selesai acara berpakaian dan siap-siap nya. Hari ini ia memakai celana jeans hitam dan dipadukan dengan kaos putih pendek dan cardigan putih juga.
Serta rambut panjang nya yang ia biarkan terurai indah.
Ya, diri nya masih belum memakai hijab.
Mungkin ia akan mencobanya dengan secepatnya.
"Sayang, udah selesai?" tanya Abdar saat membuka pintu kamar.
Ia melihat penampilan istri nya. Sebenarnya ia tidak mau berbagi kecantikan istri nya pada laki-laki lain.
Namun, diri nya juga tidak mau memaksa sang istri. Ia membiarkan nya dahulu sampai Afiyah meyakinkan diri nya bahwa berhijab bagi umat muslim perempuan itu wajib.
"Udah Mas, ayok." jawab Afiyah dan segera keluar dari kamar nya.
•••
Untuk pertama kali nya, Abdar mengantarkan istri nya ke kampus nya.
Afiyah turun dari motor Abdar dan mencium punggung tangan laki-laki itu.
Seperti biasa, Abdar juga akan mencium kening istri nya dengan penuh kasih sayang.
Cup
"Makasih, Mas." ucap Afiyah tersenyum.
"Sama-sama, semangat belajarnya." ujar Abdar mengelus pucuk kepal Afiyah.
Afiyah mengangguk mantap.
Abdar mengambil dompet nya dan mengeluarkan uang 50 puluh ribu dan ia berikan pada Afiyah.
"Eh, gak usah Mas. Aku masih ada kok, yang sisa dari Abi." ujar Afiyah halus.
"Gak apa-apa, ambil aja. Maaf ya, cuman bisa kasih segitu, nanti kalo Mas ada lebih, nanti ditambahin." ucap Abdar begitu lembut pada istri nya.
Afiyah tersenyum mengangguk.
Tentu diri nya mengerti keadaan suami nya ini.
"Gak apa-apa, Mas. Segini cukup kok." balas Afiyah.
Abdar mengangguk, walau diri nya tahu bahwa jajan Afiyah bukan segitu. Ia harus bekerja lebih keras lagi untuk bisa memenuhi semua kebutuhan Afiyah.
"Assalamualaikum, Mas."
"Waalaikumsalam, hati-hati."
Kini motor matic yang dikendarai oleh Abdar membelah kota Bandung. Ia akan mulai mengajar lagi di pesantren Iman, pesantren Abuya nya, Abuya Ilham.
Sebenarnya Abuya Ilham sudah menyuruh untuk Abdar tinggal di pesantren saja. Namun dengan keras, Abdar menolak.
Ia ingin tinggal di rumah mendiang orangtuanya saja.
Disini juga Abdar sering dipanggil Gus oleh para santri dan santriwati. Abdar sempat menolak, namun mereka tetap saja memanggil Abdar dengan sebutan Gus.
Abuya Ilham dan Uma Tari sudah menganggap Abdar sebagai anak mereka sendiri.
Dikarenakan juga Abuya Ilham dan Uma Tari tidak memiliki anak satu pun.
Abdar memarkirkan motor nya di halaman depan pesantren.
Saat tengah akan memasuki ruangan kerja nya, ia tak sengaja berpapasan dengan muridnya nya.
"Assalamualaikum, Gus." salam kedua murid Abdar yang bernama Akbar dan Riky.
"Waalaikumsalam, kalian gak masuk kelas? Kok diluar?" tanya Abdar heran.
Pasalnya ini sudah masuk jam pelajaran dimulai.
"Ini Gus, mau ke tempat fotokopi dulu. Disuruh Ustadz Yusuf," jawab Riky memberitahu.
"Oh begitu, yasudah lanjutkan." balas Abdar.
"Oh iya Gus, katanya Gus udah nikah, ya? Bisa kali istri nya dikenalin ke kami semua, pengin kenalan." ujar Akbar.
Abdar terkekeh.
"Istri saya masih kuliah nanti sore dia ke sini. InsyaAllah saya kenalkan nanti," ujar Abdar.
"Wah, oke-oke Gus. Kalo gitu kita mau ke tempat fotokopi dulu, assalamualaikum, Gus." ujar Akbar.
"Iya, waalaikumsalam." balas Abdar dan langsung masuk ke dalam ruang kerja nya.
•••
26 Maret 2023
Minggu.
13:25
Oh iya, aku mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan ya.
Semoga puasa kita semua diterima oleh Allah, amin.
Semangat buat aku, kamu, dan kita semua.
![](https://img.wattpad.com/cover/329695152-288-k532615.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Salah Pilih Suami
Romance"Izinkan saya untuk membimbing kamu sampai ke surga-Nya Allah." Abdar Zaidan Gardhana laki-laki dengan sejuta pesona yang ia miliki mampu menggetarkan hati seorang gadis yang bernama Afiyah Kamila Azzahra