26. JANGAN DI AMBIL HATI

271 21 0
                                    

Sesampainya di rumah, Afiyah langsung berlari dan memasuki kamar nya dan kamar Abdar.

Abdar sendiri, ia langsung menyusul istri nya ke dalam kamar dan menghampiri nya yang sudah tidak menangis akan tetapi masih tersirat wajah marah dan kesal nya.

"Sayang ... " panggil Abdar pelan dan lembut.

"Apa? Kamu mau marahin aku juga?" sungut Afiyah kesal.

Abdar menggeleng kan kepala nya. Tanda tidak.

Tentu saja tidak.

"Mas diam saja bukan berarti tidak membela kamu atau merasa senang dengan omongan Tante Gisel. Tapi, cara kamu salah Sayang. Tidak usah meninggikan suara seperti tadi. Abi marah sama kamu juga karena itu, beliau sayang sama kamu. Bukan membela Tante Gisel." ucap Abdar mencoba menjelaskan pelan-pelan pada sang istri, Afiyah.

"Tapi aku gitu juga gak suka sama omongan tuh nenek lampir, Mas. Aku kesel, aku marah, masa kamu digituin sama dia sih. Kayak sok tahu banget hidup kita." ujar Afiyah.

Abdar mengangguk.

Tentu ia paham apa yang sedang istri nya ini rasakan.

"Jangan diambil hati, ya. Biarin aja, beliau kan ngomong gitu gak tahu aslinya kita gimana Sayang. Udah ya, jangan marah-marah lagi." ujar Abdar menenangkan.

Afiyah mengangguk dan memeluk Abdar.

Ia butuh ketenangan saat ini. Dan memeluk Abdar adalah solusi nya saat ini.

Tentu saja Abdar tidak menolak. Ia membalas pelukan sang istri dengan erat.

"Ngantuk Mas, mau tidur." ucap Afiyah yang sudah merasakan kantuk pada mata nya.

"Ayok tidur," balas Abdar.

Afiyah semakin masuk ke dalam pelukan Abdar dan menenggelamkan wajah nya pada dada bidang Abdar.

Seperti biasa, sebelum tidur. Abdar akan melantunkan ayat suci Al-Quran untuk penghantar tidur istri nya.

"Selamat malam zaujati." ucap Abdar berbisik pada telinga Afiyah.

"Malam Mas," balas Afiyah sebelum benar-benar tidur.

•••

7 April 2023

Jumat.

14:24

Jawa Barat.

Jangan Salah Pilih SuamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang