Chapter 4: Renjana Sang Pembuat Onar

66 23 3
                                    

"Apa kamu tahu kalau ternyata beberapa orang mengekspresikan diri mereka dengan cara yang salah sampai kalimat 'garis benci dan cinta itu tipis' tercetus? Manusia memang serumit itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kamu tahu kalau ternyata beberapa orang mengekspresikan diri mereka dengan cara yang salah sampai kalimat 'garis benci dan cinta itu tipis' tercetus? Manusia memang serumit itu."
🕛🕐🕒

Pindahan dari Jogja.

Dalam benak Delima Jogja identik akan keramah-tamahannya. Lalu pikiran itu runtuh seketika saat ada anak pindahan pada pergantian semester kelas tiga ke kelasnya. Kelas XII IPS B. Kelas terburuk dari yang terburuk, dari 21 siswa, 11 anak laki-lakinya jarang masuk, 1 anak perempuannya tomboi sering bolos mendaki gunung.

Hal parah lagi? Kelas ini mendapat guru matematika mesum dan guru olahraga tiap praktik selalu disuruh volly.

Anak pindahan itu dari Jogja, namanya Renjana. Renjana Putra.

Matanya setajam silet, raut muka selalu tampak marah. Kalau masuk paling cuma tidur di belakang, lebih sering bolos dan merokok sebalik semak bambu.

Dan tinggi badannya lebih menjulang dari rata-rata anak laki-laki kelas XII IPS B.

Dua minggu masuk, ia berhasil menguasai kelas. Bikin kepala Ibu Mimi pusing karena geleng-geleng terus akibat banyak masalah ia perbuat.

Katanya, dia anak paling nakal dari yang nakal. Delima tidak peduli asal tidak ada yang mengusik hidupnya.

"Siapa yang berantem?"

"Renjana sama Pajar!"

Jam kedua pelajaran, ia terlibat perkelahian akan ketua geng entah apalah itu, di tengah lapangan basket yang ring basketnya tinggal kerangka.

Tonjok menonjok satu sama lain sampai guru kepayahan. Karena perkelahian itu guru PKn yang mengajar kelas mereka ikut keluar melerai, jadi Delima dapat jamkos keluar kelas beli minuman, duduk pinggir lapangan bersama teman sekelas lain, bawah pohon cemara. Menikmati pertarungan.

Sambil memandang pertengkaran menyesap es teh nikmat. Pajar nampak kepayahan seragamnya bolong bagian belakang, bibirnya jadi tebal dan robek sedikit.
Wah, itu luar biasa.

Sedang guru PKn berpikir keras bagaimana cara melerai, salah satu anak kelas berceletuk untuk pura-pura kerasukan setan penunggu pohon cemara yang sontak mendapat jitakan.

Guru olahraga baru datang dari kelas lantai atas setengah berlari menuruni tangga.

Perkelahian kian memanas ketika teman Pajar ikut masuk membantu, satu lawan dua. Napas Renjana sudah putus-putus nampaknya, ia malah tertawa kegirangan selayak orang gila meludahi lapangan, dua kancing seragam atasnya lepas. Saku bagian belakang celana sekolahnya pun robek.

Pagi ini agak mendung, suhu pun adem. Namun keringat Renjana mengucur-ngucur jatuh bersama tetes darah pada pelipis.

Teman Pajar siap menyerbu, sedang teman-teman sekitar lapang mulai menyoraki selayaknya pertandingan ayam jago.

Monster Ruang 00;00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang