21

197 39 5
                                    

《♠️♥️♦️♣️》

Setelah mendapatkan respon dari kucingnya, Valerie segera berbalik dan berlari untuk memanggil Ann, Abira, Yuta dan Pharita yang tertinggal di lorong sebelumnya.

Namun, langkah Valerie tiba-tiba terhenti tepat di ujung lorong yang tadi ia telusuri, dengan tubuh yang menegang dan matanya yang membelalak tidak percaya.

Valerie melihat Pharita yang sudah terbaring tak bernyawa dengaan perutnya yang mengeluarkan banyak darah, di samping kanan kirinya ia melihat Ann dan Abira tengah terduduk mengatur nafasnya dengan tubuh yang babak belur. Sedangkan di depan, Valerie melihat Yuta yang tengah dicengkram oleh algojo hitam, dengan sabit algojo itu yang bersiap untuk memenggal kepala Yuta.

Tubuh Valerie mematung melihat pandangan di depannya, apalagi melihat Yuta yang sedetik kemudian akan kehilangan kepalanya. "Detektif! Keluar dari sini, dan selamatkan Abira. Aku percaya padamu detektif!" Teriak Yuta yang terdengar nyaring di telinga Valerie.

SRING!

KREK!

Darah berceceran dimana-mana setelah algojo hitam itu memenggal kepala Yuta, tanpa rasa bersalah. Valerie mengepalkan tangannya erat, lalu sejenak ia menatap Abira yang terlihat shock dan juga Ann yang nampak diam tak bergeming.

Target algojo hitam selanjutnya adalah Abira. Algojo hitam itu terlihat semakin mendekati Abira yang masih shock menatap kosong ke arah tubuh Yuta. Valerie yang melihat algojo hitam akan menodongkan pistol ke arah Abira, segera berlari cepat dengan tangannya yang mengeluarkan belati yang selalu ia bawa.

Tanpa aba-aba Valerie segera melemparkan belati itu tepat ke pergelangan tangan algojo hitam yang sedang fokus untuk menembak Abira.

Jleb!

Algojo hitam tiba-tiba mengalihkan perhatiannya ketika belati itu menancap tepat di pergelangan tangannya. Valerie sama sekali tidak gentar, ia semakin mengikis jaraknya dengan algojo hitam tersebut.

Tepat di depan algojo hitam itu, Valerie segera melayangkan tendangan memutar andalannya dengan cepat.

BRUK!

Tendangan Valerie tersebut berhasil ditahan oleh algojo hitam dengan kedua tangannya yang menyilang. Namun Valerie tidak berhenti di sana, ia segera melayangkan kembali pukulan miliknya ke arah perut algojo hitam dengan keras, hal itu membuat algojo hitam termundur beberapa langkah ke belakang.

Valerie terdiam sejenak, mengatur nafasnya. Dia mencoba untuk menerapkan kuda-kudanya, menatap tajam algojo hitam yang terlihat sedang mencabut belati di pergelangan tangannya, lalu membuang belati itu asal.

Algojo hitam mengangkat sabit miliknya ke arah Valerie, berniat untuk mencabik-cabiknya. Valerie yang melihat itu, mencoba untuk tenang dengan tatapannya yang waspada.

Terlihat algojo hitam tersebut mulai berlari ke arah Valerie dengan memutar-mutarkan sabit miliknya asal.

Valerie tersentak dengan gaya bertarung algojo hitam itu yang terlihat tidak memiliki irama, namun sebisa mungkin Valerie mencoba untuk fokus dan memahami gaya bertarung algojo di depannya.

Beberapa menit telah berlalu, Valerie hanya bertahan dan tidak mencoba untuk menyerang, dia belum memiliki celah yang pas untuk menyerang balik. Sampai..

"Valerie menunduk!"

Valerie yang mendengar suara Ann itu segera menunduk dan membiarkan Ann untuk melakukan aksinya.

Let's play in the game [Alice in Borderland] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang