24

175 29 2
                                    

《♠️♥️♦️♣️》

"Aku dimana?"

"Hallo?"

"Apa aku mati?"

Blash!

Cahaya yang sangat terang tiba-tiba menganggu indra penglihatan seorang gadis yang terlihat kebingungan. Gadis itu refleks segera menghalau cahaya yang sangat terang tersebut, agar tidak mengganggu indra penglihatannya.
Sampai..

"Mama kamu harus bangun. Aku dan kakak sangat merindukanmu."

"Mama apa kamu tidak bosan tertidur terus? Mama sudah tidur hampir satu tahun loh ma.."

"Valerie rindu mama."

"Valerie?"

"Tunggu! itu aku, ini masa lalu ku."Gadis itu tersentak kaget ketika dirinya menyadari bahwa dia yang tidak lain adalah Valerie, tengah masuk ke dalam ingatan masa lalunya.

Sejenak pandangannya beralih, Valerie menatap sendu ketika melihat Valerie di masa lalu tengah terduduk di samping ranjang tempat ibunya yang sedang tertidur. Ia berniat untuk menghampiri Valerie di masa lalu dan juga ibunya, tapi itu harus terhenti ketika dirinya tiba-tiba berpindah tempat.

"Hey kucing manis, kenapa kau selalu menghindariku."

"Aku harus berterima kasih padamu. Kau selalu menjaga ibuku, ketika aku tidak ada di sampingnya."

Valerie mengerinyatkan dahinya ketika dirinya melihat Valerie di masa lalu tengah mencoba untuk mendekati kucing yang mirip dengan kucing yang ia temui di dunia permainan, "Cheshy?"

Drek!

"Ahhh!" Tiba-tiba Valerie berpindah tempat lagi, kali ini ia sedang berada di sebuah ruangan dengan satu ranjang berisi seseorang yang ditutupi oleh kain putih.

BRAK!

"Mama, mama tidak mungkin meninggalkanku bukan?"

"Mama bangunlah, jangan meninggalkanku juga!"

"MAMA KAU JAHAT, KENAPA? KENAPA? MENINGALKANKU JUGA.."

"Satu bulan yang lalu kak Alice pergi dan mama sekarang meninggalkanku, selanjutnya apa lagi? Kenapa dunia ini begitu kejam kepadaku."

"Aku tidak sanggup. Ayah.. dia mama.. kumohon bangunlah."

Valerie mengepalkan tangannya erat, hatinya teriris. Apakah ini ingatan yang sempat hilang dan hanya ia ingat secara samar-samar? Kematian ibunya, dia sempat melupakannya.

Drek!

"Argh!" Lagi dan lagi Valerie merasakan pening yang sangat hebat menyerang kepalanya, memori-memori itu kembali masuk dengan paksa ke dalam ingatannya.

"Aku ingin mati, jangan menghalangiku dokter."

"Pergi dari sini, jangan menganggu!"

Drek!

"Argh! Kepalaku sakit sekali." Valerie meringis, kepalanya benar-benar ingin pecah.

"Kenapa kau menolongku dokter?"

Drek!

"Argh! SAKIT!"

"ARGH!"

BRUK!

"Valerie ada apa?"

"Kau baik-baik saja?"

Let's play in the game [Alice in Borderland] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang