16

222 46 9
                                    

《♠️♥️♦️♣️》

Malam hari pun tiba.

Kota saat itu tampak sangat gelap, tidak ada cahaya lampu sama sekali. Kecuali, cahaya lampu dari beberapa bangunan yang dijadikan sebagai tempat permainan yang akan berlangsung.

Sedangkan di mall, terlihat Valerie, Arisu, Chota dan Shibuki tengah berkumpul di lorong mall untuk bersiap pergi menuju arena permainan. Namun, niat mereka itu harus tertunda terlebih dahulu karena Karube yang pergi untuk mengambil sesuatu.

“Dia terlambat.” Ucap Arisu, sambil memperhatikan sekitaran mereka menggunakan senter. “Hei, haruskah kita pergi saja?” Ujar Shibuki dengan raut wajah gelisah. “Tidak, kita tunggu Karube.” Arisu berkata menanggapi perkataan Shibuki.

“Jika tak ikut permainan, kami akan mati.”  Perkataan Shibuki itu membuat Chota yang sedari tadi memperhatikan mereka semakin menundukan kepalanya. Shibuki yang melihat Chota menundukan kepalanya, memilih untuk menghampiri Chota yang sedang duduk di eskalator, berniat untuk mengajaknya pergi. “Ayo, Chota.”

“Visa kalian masih berlaku beberapa hari lagi.” Shibuki berkata kepada Arisu dan Valerie, lalu ia membantu Chota untuk berdiri dari duduknya.

Valerie hanya berdiri diam di pinggir pembatas lorong, dia sedari tadi hanya memperhatikan mereka tanpa berniat untuk bersuara. Valerie sebenarnya masih bimbang dengan keputusannya untuk pergi memisahkan diri. Ia melirik ke arah Chota, Shibuki dan Arisu secara bergantian, entah mengapa perasaannya menjadi tidak enak.

Tap' Tap' Tap'

Terdengar suara langkah kaki mendekat, ke arah tempat mereka ber-empat yang berasal dari lantai bawah eskalator. Hal tersebut membuat mereka ber-empat mengalihkan perhatiannya ke arah sumber suara langkah kaki itu. “Karube!” Seru Arisu yang menyadari bahwa pemilik langkah kaki itu adalah Karube.

“Hah.. Maaf, aku pergi mengambil sesuatu.” Ucap Karube menepuk pundak Arisu setibanya ia di lantai yang sama dengan mereka ber-empat.

“Apa maksudmu, ‘maaf’?” Chota berkata dengan intonasi suaranya yang terdengar marah. “Shibuki dan aku.. Inilah akhir kami..” Ucapnya lirih.

“Apa yang terjadi? Jangan terlalu marah.” Karube yang mendengar itu merasa bersalah, dan menatap Chota dengan tatapan tidak enak.

Mereka semua seketika terdiam, memandang satu sama lain.

Valerie yang melihat perdebetan kecil itu menghela nafasnya pelan, “Sudahlah, tidak ada waktu lagi. Ayo!” Seru Valerie mengajak mereka ber-empat.

Mereka mengangguk, lalu Karube beralih untuk membantu Chota berjalan dengan di ikuti Arisu, Shibuki dan Valerie di belakangnya. Sampai akhirnya mereka semua tiba di sebuah bangunan yang cukup besar, yang merupakan tempat permainan mereka selanjutnya.

Valerie tampak terdiam menghentikan langkahnya tepat di depan pembatas permainan, hal itu juga dilakukan oleh Arisu, Karube, Shibuki dan Chota. “Aku akan memisahkan diri.” Valerie berkata tiba-tiba yang membuat semua orang di sana menatap ke arahnya.

“Apa maksudmu? Kau tidak ikut bermain bersama kami?” Tanya Arisu menatap Valerie.

Valerie menghela nafasnya pelan lalu menatap balik Arisu yang berada di sampingnya, “Aku akan mencari seseorang.”
“Seseorang?” Tanya Karube bingung, “Iya temanku, Sheila.” Valerie berkata dengan pandangannya beralih menatap Karube. “Sebenarnya, waktu aku berjalan ke arah cafe itu, aku sedang mencari Sheila yang terpisah karena kerumunan orang-orang yang akan menyebrang.”

Let's play in the game [Alice in Borderland] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang