18

212 37 4
                                    

《♠️♥️♦️♣️》

Pukul 02.15 dini hari.

Tanpa terduga, terjadi suatu peristiwa pembunuhan pertama kali di dalam rumah sandiwara. Hal tersebut, mampu membuat penghuni yang ada di rumah itu berkumpul dengan rasa ketakutannya.

Di suatu ruangan perpustakaan dengan dua pintu dan dua jendela di dalamnya, terlihat ada seorang pria paruh baya yang tidur tengkurap dengan luka tusukan tepat di perutnya.

“Korban.”

Valerie adalah orang pertama yang sampai di ruangan tempat terjadinya pembunuhan tersebut. “Dua jendela ditutup, mustahil untuk masuk maupun keluar ruangan.” Ucapnya mengamati seluruh penjuru ruangan itu.

Setelah itu, Valerie beralih untuk menatap tubuh korban di depannya, ia mengecek pakaian korban tersebut sampai dirinya menemukan sebuah kunci di saku korban. “Ada dua pintu, dan kuncinya ada di sini.” Valerie berkata dengan memperlihatkan telapak tangannya yang memegang kunci.

Deg!

Valerie seketika terkejut mengenai suatu hal, “Kenapa aku bisa ada di sini?” Gumamnya pelan.

Tak berselang lama kemudian, terdengar suara langkah kaki orang ramai menghampiri ruangan itu. “Apa yang terjadi di sini?” Tanya seorang wanita bernama Pharita.

“Ukai-san!” Seru wanita muda bernama Yui diambang pintu ketika melihat korban yang tidak lain adalah si penjaga rumah.

“Apa dia mati?” Abira bertanya sesampainya ia di sana dengan Yuta yang berada di sampingnya.

“Mundurlah! Aku akan mengeceknya!” Ann berseru dengan sedikit berlari menghampiri tubuh Ukai.

Valerie dia masih terdiam dengan mengamati sekitarnya. Sejenak dia melihat para pemain lainnya, lalu pandangannya tak sengaja beralih menatap botol pewangi ruangan diatas meja yang ada di dalam ruangan itu. “Pantas saja rumah ini memiliki harum permen yang menyengat, ternyata rumah ini sudah dipenuhi pewangi ruangan yang serupa.” Ujar Valerie pelan, lebih seperti gumaman.

“Tunggu! Wangi permen?”

Miaw~

Pandangannya kembali teralihkan oleh suara kucingnya yang ternyata sedang memandang lurus sebuah pintu yang ada di ruangan perpustakaan. Valerie mengerenyitkan dahinya heran, lalu beralih untuk menghampiri Cheshy.

Valerie menatap sejenak Cheshy yang masih menatap lurus pintu itu. Seakan mengerti, Valerie segera memegang knop pintu itu dan membukanya.

Cklek!

“Tidak ada ruangan.”

Di balik pintu itu hanya terdapat tembok dengan sebuah tulisan bertinta hitam yang berbunyi ‘Selamat datang di ruangan terkunci’.

“Ukai-san, Ukai-san bangunlah!” Yui berteriak dengan mengguncang-guncangkan tubuh Ukai yang sudah terbujur kaku. Valerie terdiam sejenak, lalu pandangannya mengarah menatap Ann yang ternyata sedang menatapnya juga.

•   •   •

Cklek!

“Kau sudah memeriksanya dokter?” Yuta bertanya ketika melihat Ann yang berjalan masuk ke dalam ruangan rapat yang mereka gunakan untuk berkumpul.

Let's play in the game [Alice in Borderland] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang