《♠️♥️♦️♣️》
“Apa itu barusan?”
“Laser?”
“Setelah melewati perbatasan, kalian tidak bisa kembali.” Ucap wanita bersetelan kantor, “Kalian harus ikut bermain.” Lanjutnya.
Wanita tersebut berjalan mendekati meja yang terdapat sekumpulan handphone, lalu ia mengambil satu. Sedangkan, pria berbaju hijau mulai mendekatkan dirinya ke tempat perbatasan untuk memastikan apakah laser tadi benar atau tidak.
Namun, sebelum benar-benar melewati perbatasan itu, Valerie segera menarik kerah bajunya dengan satu tangan dan tangan yang lainnya masih menggendong seekor kucing.
“Sebaiknya, kau tidak gegabah.” Pria berbaju hijau itu otomatis menghentikan aksinya tepat sedikit lagi akan melewati perbatasan. “Kamu bisa mati, kau tahu itu.” Lanjut Valerie.
“Ya, itu benar. Sebaiknya jangan melangkah lebih jauh lagi.” Ucap pria bersurai kuning, memperingati temannya.
Seakan masih penasaran, pria berbaju hijau itu mengamati ke arah atap. Ia menemukan sebuah lubang kecil seperti telah ditembus oleh sebuah laser.
Tidak berhenti disitu saja, seketika mereka mengalihkan perhatiannya terhadap suara lain yang menyapa indra pendengaran mereka. “Ah! Aku lega sekali!”
Terlihat seorang gadis SMA tersenyum lega, ketika ia mendapati bahwa ada manusia lain selain dirinya. “Aku kira, aku tidak akan bertemu siapapun.” Lanjut gadis itu.
Ketiga pria yang melihat gadis SMA tersebut mulai berjalan menghampiri mereka, mencoba untuk memperingatinya. Namun, sayang sekali gadis tersebut telah masuk ke area perbatasan.
“Aku turut berduka cita.” Ucap wanita bersetelan kantor dengan menyerahkan sebuah handphone untuk gadis SMA tersebut. Gadis itu hanya menerimanya dengan raut wajah kebingungan.
“Pendaftaran telah ditutup. Terdapat enam peserta. Permainan akan dimulai sekarang.”
“Game?” Tanya gadis sekolah tersebut dengan raut wajah bingungnya.
“Permainan. ‘Hidup atau Mati’. Kesulitan, tiga keriting.”
“Tiga keriting?” pria berpakaian kantor tersebut bertanya, “Apa maksudnya?” yang dijawab dengan pertanyaan lain oleh pria berambut kuning.
“Aturan : Pilih pintu yang benar dalam waktu yang diteapkan.”
“Syarat selesai : Keluar dari gedung ini dalam batas waktu.”
Suara sistem dari handphone itu berakhir dengan pintu lift yang terbuka, menampilkan sebuah keterangan ‘Mulai’ dikertas yang menempel didalam lift itu.
“Maa, kurasa game ini akan dimulai sekarang.” Ucap Valerie santai dengan kakinya yang mulai melangkah memasuki lift tersebut, tidak lupa seekor kucing yang berada di dalam dekapannya.
Hal tersebut sontak membuat lima orang lainnya melihat heran ke arah Valerie. “Huh? Ada apa?” Tanya Valerie heran. Valerie hanya menatap bingung ke arah mereka yang masih diam mematung. "Kalian tidak ikut?" Lanjutnya.
Wanita bersetelan kantor segera menetralkan wajahnya dan menyusul Valerie ke dalam lift. Berbeda dengan ke tiga pria disana dan gadis SMA yang masih diam mematung dan saling memandang satu sama lain. “Kalian akan mati jika terus melamun.” Kata wanita bersetelan kantor.
Seakan disadarkan oleh perkataan wanita bersetelan kantor, gadis SMA ikut memasuki lift yang diikuti oleh ketiga pria di belakangnya. Valerie memperhatikan mereka, pria berbaju hijau sempat melihat sekilas ke arah samping lift dan langsung masuk ke dalam lift.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's play in the game [Alice in Borderland]
Fanfiction[𝙰𝚕𝚒𝚌𝚎 𝚒𝚗 𝙱𝚘𝚛𝚍𝚎𝚛𝚕𝚊𝚗𝚍 𝚡 𝙵!𝚁𝚎𝚊𝚍𝚎𝚛] "Hidup hanyalah sekali, jika kau mati maka kau akan mati." Bertahanlah. • Nakamori Valerie As You. ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ Genre : Action, Thriller, Fiksi ilmiah, Drama. (Main) Roman...