14

279 46 4
                                    

《♠️♥️♦️♣️》

Malam itu juga, setelah Valerie selesai diobati oleh Chishiya. Ia memutuskan untuk kembali lagi ke mall yang ia singgahi bersama Arisu dan yang lainnya. Tentu saja, setelah Valerie mengganti pakaiannya yang terkena banyak noda darah.

Sesampainya Valerie di sana, ia melihat ke empat orang itu tengah berkumpul di satu ruangan, seperti sedang membicarakan sesuatu yang serius.

"Oh kurasa kalian sedang membicarakan sesuatu yang serius. Jadi kalau begitu maaf meng-"

Bruk!

Sebelum Valerie selesai mengatakan perkataanya, dengan tiba-tiba ia diterjang oleh Arisu yang membuat dirinya sedikit oleng. Untung saja tidak jatuh.

"Sial, kupikir kau.." Valerie yang menyadari maksud perkataan Arisu itu, hanya tersenyum kecil dan sedikit membalas pelukan Arisu.

"Kau mengira aku mati?"

"Jahatnya.." Ucap Valerie dengan nada yang sedikit dibuat-buat. Arisu yang mendengar itu hanya bisa menatap Valerie intens setelah melepaskan pelukannya.

Puk~

Tiba-tiba Valerie merasakan tepukan pelan dan usapan seseorang di kepalanya, "Kau benar-benar babak belur Val." Ujar Karube. "Tapi aku bersyukur kau masih hidup." Ucap Karube terdengar tulus yang disetujui oleh Arisu.

"Valerie!! Ku pikir kau tertinggal di sana." Teriak Chota sambil mengguncang-guncangkan badan Valerie ke depan-belakang. "Chota, kau membuatnya kesakitan." Ucap Shibuki ketika ia melihat Valerie sedikit meringis.

Valerie yang melihat ke khawatiran teman-temannya ini, hanya tersenyum kecil. Entah mengapa hatinya tiba-tiba menghangat dan rasanya seperti ingin menangis, tapi sebisa mungkin Valerie tetap terlihat kalem.

"Maa, aku baik-baik saja sekarang." Ucap Valerie meyakinkan, "Jadi apa yang kalian sedang bicarakan?"

"Aku menemukan petunjuk." Karube berkata sambil berjalan ke tempat mereka berkumpul tadi. "Petunjuk?" Valerie kebingungan, lalu ia melirik Arisu untuk menagih penjelasan lebih rinci.

Arisu tampak menghela nafasnya pelan, "Ayo, kita bicarakan di sana." Ajak Arisu yang dibalas dengan anggukan Valerie.

• • •

Saat ini mereka ber-lima tengah berkumpul di sofa. Di depan mereka terdapat walkie-talkie yang diletakan di atas meja. Walkie talkie itu yang Karube temukan pada saat melawan si pengejar bersama dengan pria kekar dan pria berbandana.
"Bisa menerima panggilan?" Tanya Chota yang diiyakan oleh Karube.

"Jika kita pergi ke tempat bernama pantai itu, mungkin kita bisa menemukan sesuatu." Jelas Karube. "Seperti ke mana semua orang yang menghilang?" Tanya Shibuki memastikan penjelasan Karube.
"Mungkinkah ada tempat perlindungan? Mungkin semuanya ada di sana." Karube berkata, menjelaskan beberapa kemungkinan yang mereka bisa dapatkan dari tempat bernama beach itu.

"Bukankah pantai terdekat ada di Shonan, Izu, dan Ito?" Ujar Arisu. "Kita bisa tiba ke sana. Ini hanya masalah waktu." Ucap Karube, mengambil walkie-talkie itu dan mencoba untuk mengeceknya kembali.

"Apa yang harus kita lakukan? Mau kesana?" Tanya Arisu memastikan kepada teman-temannya. "Bagaimanapun.. tak ada pilihan selain mempercayai suara itu." Ujar Karube.

Let's play in the game [Alice in Borderland] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang