Part 7

18 2 0
                                    

Happy reading gais💌!

"Gavin..." lirih Zavina terdiam membeku.

Zavina berjalan menghampiri Gavin dengan senyumnya dan berdiri didepan Gavin sedikit mendongak keatas.

"Lo tinggi banget si, gue kan jadi kelihatan kecil" kesal Zavina mengukur tingginya dengan Gavin menggunakan tangan mungilnya.

"Pendek." balas Gavin terkekeh kecil membuat Zavina teriak kegirangan.

"Jujurly bangettt, gue belom pernah liat lo kaya gitu, kok tumbenan si lo?" heran Zavina menepuk bahu Gavin berulang kali.

"Salting tau Gav.."

"Gak usah salting, gue gak suka sama lo."

Zavina ingin menarik rambut Gavin tapi ia tidak sampai saking tingginya pria itu. Gavin yang memang sedang dalam keadaan baik, sedikit menunduk agar Zavina menggapai rambutnya. Melihat itu Zavina menarik sekencang mungkin menyalurkan salah tingkah nya pada Gavin.

"Gak ada rasa sakit sama sekali," batin Gavin.

Zavina melepaskan cengkraman dirambut Gavin, lalu meminta maaf. Zavina takut itu sakit, padahal Gavin tidak merasakan apa apa. Lagi lagi Gavin terkekeh pelan melihat tingkah Zavina.

"Makan banyak, tapi gak pernah tinggi." ucap Gavin mengacak rambut Zavina dengan gemasnya. Lalu berjalan lebih dulu memasuki supermarket meninggalkan Zavina dengan pipi yang memerah seperti kepiting rebus.

"AAAAA GAVINNN TUNGGUIN ZAVI!!!" teriaknya mengejar Gavin dengan langkah kecilnya.


•••

5 menit kemudian....

Setelah aksi kejar mengejar didalam supermarket, akhirnya Zavina fokus berbelanja. Ah ralat, dia fokus berbicara pada Gavin sesekali mengambil barang belanjaan.

"Lo ngapain kesini? Ohh gue tau, pasti lo mau nemenin gue belanja kan? iyaa kan? udah jujur aja Gav," tanya Zavina secara bertubi tubi.

Gavin yang sedang didepan pintu kulkas minuman pun berbalik kearah samping. Sedari tadi mulut gadis itu tidak berhenti mengomel dan bertanya tentang dirinya.

"Ini tempat umum, siapa aja boleh ngunjungin," lanjut Gavin mengambil minuman yang sering ia beli.

"Gav, soal tadi—"

"Gak usah dibahas,"

"Tapi sumpah, gue gak mesen baksonya, jelas jelas dia yang mau makan tapi sengaja berdiri dari duduknya terus sambar gue pas lewat,"

"Gue juga sakit hati pas lo ngasih dia tissu tapi gue gak! Disitu gue marah tapi yaudah mau gimana lagi, lo kan sukanya Bianca" ucap Zavina kemudian kembali mendorong troll belanjaannya belok kanan, meninggalkan Gavin disana.

"Lain kali kalo jalan liat liat, hayalin apa si" tiba tiba saja Gavin datang disebelah Zavina sambil menyodorkan tissu dan minuman.

"Hayalin omongan lo pas diskusi basket tadi, cih" ucap Zavina terus mengomel mengambil barang lalu berbalik menatap Gavin.

"Buat gue?"

GAZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang