Happy reading 💌
"Finally, huh selesai juga tugasnya sayang." ucap Zavina melakukan peregangan pada sendi sendi nya yang sempat hilang.
Ia melirik kearah teman teman Gavin yang sudah tepar tertidur dengan bantalan sofa diatas karpet berbulu nyaman itu.
Kemudian, Zavina menatap wajah Gavin yang sudah tertidur pulas diatas sofa, tadi ia sempat menyuruh Gavin untuk tidur saja karena menjawab soal essay 5 nomor ini sangatlah membutuhkan waktu yang lama.
Jam menunjukkan pukul 16.00. Itu artinya sudah berjam jam mereka didalam kediaman Zavina. Tanpa berlama lama, gadis itu naik keatas kamar nya dan kembali turun dengan membawa selimut ditangannya.
Setelah menyelimuti Gavin, Zavina mengelus rambut pria itu. "I love you Gavin." ucap Zavina sebelum meninggalkan ruangan itu menuju dapur dengan membawa piring dan nampan.
Gavin mendengarnya, namun ia memilih untuk diam.
•••
Zavina mulai menyapu, mengepel, membersihkan semuanya dan masak kembali. Gadis itu dengan telaten memotong ayam setengah bagian, lalu memasukkannya pada tepung dan menggorengnya. Saat sedang sibuk berkutat didapur, seseorang menepuk pundaknya.
"AAAA!!" pekik nya dengan cepat menatap kebelakang.
"Eh pangeran udah bangun?" tanya nya lembut.
Gavin memutar kedua bola matanya malas. "Gue boleh naik kamar lo?"
Zavina mengerutkan keningnya. "Boleh dong, tapi buat apa? lo mau ngambil sesuatu? Atau mau copet ya?"
Gavin menyentil keningnya dengan keras membuat ringisan keluar dari mulut gadis cantik itu. "Kekayaan gue gak bakal bikin miskin cuma gara gara ngambil 1 barang dari rumah lo,"
"Terus mau ngapain Gavin sayang?"
"Gue mau rebahan bentar, gue gak bisa disofa"
"Oke, naik aja. Sana, gue mau lanjut masak! atau Lo mau temenin gue masak?" tawar Zavina menaik turunkan alisnya yang hanya mendapat toyoran dikepala gadis itu.
Gavin meninggalkannya sendiri sembari menaiki tangga dengan cepat. Ia ingin mengetahui sesuatu dikamar Zavina.
Perlahan, pintu itu terbuka. Kepekaan Gavin terhadap mencium aroma kamar ini sangat harum dan nyaman, kamar yang berwarna pink tosca.
"Kata Bunda, Zavi suka bikin scrapbook." gumamnya membuka laci meja didekat ranjang Zavina.
Gavin mulai membuka semua laci yang ada, memeriksa kamar mandi, disela sela sudut, dimeja belajar, hampir tidak ada.
Saat ingin turun kebawah, matanya menangkap sebuah benda dibawah bantal. Ia menyingkap bantal itu dan duduk diatas kasur yang sudah rapi. Perlahan Gavin membuka scrapbook itu, disuguhkan "Welcome to Dunia Zavina". Setelah dibuka Gavin mendapati foto nya sejak kecil, foto dimana lelaki itu sedang bermain basket, sedang dikantin, di rooftop yang sedang berdiskusi dengan geng nya. Ada foto mereka bersama, dicafe, gym, ada banyak termasuk memotret gelang couple nya.
Ada banyak list tentang apa yang disukai dan tidak disukai oleh dirinya disana. Tentang hobinya, musik kesukaannya, makanan favorit, dan banyak lagi fakta tentang Gavin yang ia tuliskan disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAZA
Teen Fiction"GAVIN!! GUE SUKA SAMA LO!" teriak gadis itu dengan senangnya. "Gue gak suka sama lo, jauhin gue. Ngerti?" ••• "Izinin gue ngasih tau lo, kalo gue gak suka sedikit pun sama apa yang lo lakuin sekarang, karena gue udah mikirin. Ada rasa sakit dihati...