Sebuah ruangan temaram dengan pintu yang tidak tertutup rapat. Calder mengumpulkan keberaniannya untuk mendengar lebih jelas dengan fokus asal sumber suara, apa benar berasal dari ruangan tersebut atau tidak.
Perlahan mendekati ruangan tersebut. Suara itu bertambah jelas dipendengaran Calder.
'Kreekkk' Calder tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya langsung membuka pintu.
Matanya menangkap sumber suara tadi. Ia membulatkan mata, terhuyung kebelakang.
"Hei Whyc, sayang kau disini?. Kau tidak tidur nak?. Besok kau ujian, tidurlah"
Mendekat mengusap kepala Calder."Mom?. Akhhhh menjauh, aku jijik arghhh"
"Hahah itu tidak menjijikan sayang. Kau akan tahu suatu saat nanti. Yang kau lihat adalah sebuah hal yang menyenangkan".
Calder mundur keluar dari ruangan itu dengan kondisi begitu syok.
"Mommy kotor, mommy jahat. Jangan menyentuh ku arghhhh".
Calder terbangun dengan keringat dipelipisnya. Ia terduduk, nafasnya terburu-buru. Menyugar rambutnya kasar dan menghela nafas keras.
"Cald, kau baik-baik saja ?. Ini minumlah dulu". Neoland memberinya segelas air, langsung ditandaskan habis oleh Calder.
"Sejak kapan kau disini?
"Saat kau mulai berteriak histeris"
"Bagaimana kau bisa mendengarnya ?
"Kau lupa Son, aku yang meminta para pekerja agar kamar tidurmu tidak kedap suara. Aku yang mendampingimu seperti seorang istri selama bertahun-tahun. Di Mansion ini semua ruangan kedap suara selain kamar tidur dan ruang kerjamu. Tidak ada orang lain lagi yang lebih mengenalmu daripada aku".
"Mereka tidak membiarkanku tidur tenang"
"Aku tahu itu Cald. Itulah sebabnya ruang kamar tidurmu sengaja dibuat tidak kedap suara agar saat gangguan PTSD menyiksamu aku bisa cepat menghampirimu".
Selama ini Calder tidak pernah merasa sekuat Daddynya, pada nyatanya ia tidak menyadarinya. Bertahun-tahun ia tidak dapat tidur dengan nyaman atau nyeyak.
Memory masa lalu selalu datang ketika ia tertidur. Itulah sebabnya Calder selalu terjaga semalaman karna saat tertidur ia selalu gelisah. Cemas akan ingatan itu terputar lagi.
Yang dilihat Neoland terhadap Calder ialah jiwa sungguh kuat. Walau Calder tidak menganggap dirinya kuat tapi bagi Neoland, Calder adalah sosok sangat kuat.
Melalui semua proses rumit hidupnya dipenuhi struggle. Trauma Flight Responce yang ia alami sudah hampir sepuluh tahun lamanya. Ia tidak sama sekali berkonsultasi pada dokter. Ia memilih melawannya walau tidak bisa berhasil hingga saat ini.
Neoland diam-diam sering menemui dokter. Membahas kondisi Calder. Banyak saran dan arahan dari dokter yang diberikan dokter pada Neoland untuk Calder.
Tidak jarang Neoland meminta Calder menemui dokter. Namun Calder dengan keras menolaknya. Belum lagi pola makan Calder yang tidak teratur. Walaupun demikian kondisi fisiknya masih selalu baik karna ia rutin berolahraga.
Setiap hari Neoland selalu menyiapkan buah dan madu diatas meja kerja Calder. Itu karena Calder sangat menyukai keduanya
Calder sering kali tidak makan seharian tapi buah dan madu tidak pernah absen ia konsumsi. Neoland pernah sekali memberinya vitamin dan obat tetapi berujung dilempar Calder keluar jendela. Ia selalu menegaskan bahwa dirinya tidak sedang sakit. Jadi tidak ada gunanya mengonsumsi obat.
~~~
'Dreeettt' Calder meraih ponselnya.
"Ya?
"Ini saya sir, Areum Winston Parker"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heal To Be Together
General FictionCalder Whycliff Dowson- Ia bertekad menulis kisahku, dengan senang hati kuciptakan ilusi untuknya yang pandai berimajinasi. Areum Winston Parker- Aku harus menulis kisahnya, yang awalnya kukira tak menarik tetapi saat mulai menulisnya membuatku terj...