“kalo ada apa-apa hubungi abang langsung.” titah Ganka saat hanya tinggal ia dan Kayshiel di depan pintu rumah, keluarga Kayshiel sudah masuk kembali dan Kaiden yang bersiap mengeluarkan mobil mereka.
Kay menatap Ganka dengan tatapan bingung namun tetap mengangguk, ia melambaikan tangan sebagai tanda pamit, Ganka menatap lamat punggung adiknya yang semakin menjauh, menghela napas berat.
Seharusnya dari awal tidak harus begini.
/ <><> \
Di mobil, keduanya memilih menikmati musik yang mengalun melalui radio transportasi berkaki empat itu.
“aku mau cilor sama maklor!” pekik Kay girang saat melihat gerobak pedagang yang menjual makanan kesukaan Kayshiel.
Kaiden menepi ke sisi jalan, lalu dengan cepat Kayshiel keluar dari mobil menghampiri penjual tersebut, meninggalkan Kaiden yang cukup terkejut melihat tingkah nya.
Ia hanya takut gadis itu kenapa-kenapa.
Kayshiel menatap antusias penggorengan yang sedang di isi maklor dan cilor, atau lebih tepatnya makaroni telor dan aci telor.
“nih neng,” pedagang itu pun memberikan kantong kresek berisi pesanan Kayshiel.
“berapa bang?” tanya Kayshiel.
“lima puluh ribu ya neng.”
Hei, Kayshiel benar-benar memborong makanan kesukaan nya itu, benar-benar membuat abang-abang itu takjub.
Kaiden datang lalu memberi uang selembar berwarna merah, lalu menarik tangan Kayshiel dan memilih untuk menyuruh si pedagang agar memberikan pelanggan yang lain harga gratis atas kembalian nya.
“mau?” tawar Kayshiel, mulut nya nampak penuh dan sibuk mengunyah, Kaiden menerima suapan Kayshiel lalu mengecup sekilas bibir gadis itu.
Kayshiel tidak terlalu peduli, ia sibuk dengan makanan nya.
Saking sibuknya makan, Kay sampai tidak sadar kini mereka sudah berada basemant.
Keduanya pun keluar dari mobil dan menuju ke apartemen mereka, “mau kopi, Kai?”
“boleh.”
Setelah menyeduh kopi untuk mereka berdua, Kayshiel pun menghampiri Kaiden yang mungkin berada di kamar nya.
Kayshiel memilih untuk ke kamarnya sendiri sekedar mengganti pakaian, mata Kayshiel membola melihat pemandangan di depan nya begitu membuka kamar.
“Kai?”
Balon berbentuk hati yang bertaburan di langit kamar Kayshiel, lilin yang tersusun rapi membentuk hati serta kue coklat bertuliskan,
Happy anniversary sayang.
Kayshiel lupa hari ini, tepat nya sudah 1 tahun 6 bulan kedua nya menjalin kasih bahkan sudah bertunangan.
Di depan nya sudah ada Kaiden yang tersenyum hangat dengan sekotak kue coklat di tangan nya, “happy anniversary sayang.”
“happy anniversary, Kai.” Kayshiel tersenyum lalu kedua nya memejamkan mata untuk berdoa, Kay membuka mata nya, bola mata mereka beradu cukup lama, “maaf, aku lupa,” lirih nya.
“gapapa, kamu suka?”
“suka banget, makasih banyak ya”
Kaiden menaruh kue nya, mendekat kearah Kayshiel dan memeluk gadis itu, “makasih sudah lahir, Kayshiel.”
Kayshiel terenyuh, mata nya berkaca-kaca mendengarnya, “I am very lucky to find you.” bisik Kayshiel.
Lalu dengan perlahan wajah mereka semakin dekat, hingga bibir keduanya menempel dengan sempurna, menyalurkan isi hati mereka, cinta dan kasih sayang keduanya.
Kaiden mengangkat tubuh Kayshiel seperti Koala ke kasur, tidak melepas sedetik pun ciuman mereka, semakin lama semakin tidak terkendali.
Bahkan kini tangan Kaiden sudah menyentuh payudara Kayshiel, kedua nya sudah acak-acakan, hingga saat kancing kedua sudah terbuka, bunyi dering handphone dari Kaiden berbunyi.
Kaiden tidak menghiraukan, ia masih sibuk mencumbu Kayshiel, “angkat dulu,” desak Kayshiel cukup terganggu.
Decak kesal terdengar dari Kaiden, ia pun bangkit lalu mengangkat panggilan telepon, raut wajah nya dalam beberapa detik berubah sebelum kemudian berusaha menetralkan ekspresi nya.
Sayang nya, Kayshiel sudah menangkap raut wajah beberapa detik tadi.
“ada apa?”
Kaiden menggeleng beberapa kali, “no problem.”
Kayshiel hanya bisa mengangguk percaya dan tidak terlalu memikirkan nya, “ayo kita makan kue nya!”
'*'*'
“I love you as wide as the universe” bisik Kayshiel pada Kaiden yang kini juga sedang menatap nya.
Mereka memutuskan hari ini untuk tidur bersama, tidak untuk yang lain, hanya tidur bersama.
“I love you more than the ocean”
Balasan Kaiden sebelum terlelap dalam tidurnya, Kayshiel tersenyum lembut lalu semakin menelusup ke dalam tubuh Kaiden yang sedang memeluknya.
Ting!
Kayshiel bergerak menghampiri nakas di samping nya, meraih ponsel Kaiden yang berada di atas nakas.
Tangan nya mengucek matanya, untuk memastikan apa yang ia lihat benar ada nya, degup jantung nya melaju begitu cepat, tangan nya menggenggam erat ponsel yang berada di tangan Kaiden.
Sampah.
A: kamu ga mau foto ini sampai di tangan Kayshiel kan?
Sialan.
Kayshiel menyisir rambut nya menggunakan tangan ke belakang, wajah nya nampak kaget begitu membaca seluruh pesan di ponsel Kaiden.
Seluruh isi pesan yang di sembunyikan Kaiden di nomor kedua nya yang tidak Kayshiel ketahui, bagaimana bisa Kayshiel di tipu selama 6 bulan ini oleh pria itu.
Kayshiel tidak akan lupa menyalin semua pesan mereka, foto kedua nya hingga semua yang bersangkutan dengan gadis itu.
Kayshiel tak percaya, padahal baru saja mereka merayakan hari jadi hubungan mereka, tapi bagaimana bisa dengan mudah nya Kaiden menyembunyikan pengkhianatan ini begitu lama.
Kayshiel antara percaya dan tak percaya, ia masih tak begitu mempercayai bagaimana bisa Kaiden melakukan hal sekeji itu.
Mungkin saja itu hanya orang iseng yang ingin menghancurkan hubungan mereka, Kayshiel akan mencari bukti yang lain untuk memastikan kebenaran nya.
Kaiden tidak mungkin mengkhianati kepercayaan nya selama ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kayshiel (END)
Novela Juvenil"buka selalu mata kamu, sampai aku dikebumikan." Kayshiel begitu mencintai Kaiden, tunangan hasil perjodohan orang tua nya. Mereka tidak saling membenci atau bahkan berusaha untuk memutuskan perjodohan itu, keduanya saling mencintai. Namun, itu semu...