Malam ini Dimas sedang berjalan menuju rumah Wira kekasihnya, ini adalah pertama kalinya Dimas pergi kesana karena Dimas ingin dekat dengan keluarga kekasihnya.
"Kamu udah dateng"Kata Wira sambil menghampiri Dimas
"Iya, ini aku bawain martabak buat kamu" Dimas pov
"Makasih yuk masuk"
Saat masuk kedalam rumah ternyata sudah ada sang ayah di dalam yang sedang duduk di ruang tamu sambil menonton TV.
"Ayah ini kenalin Dimas pacar Wira"
"Iya om perkenalkan saya Dimas pacarnya Wira"kata Dimas.
Bara hanya berdehem.
"Kamu merokok "
"Ehh enggak om "
Dimas menjawab Sambil tersenyum walau dalam hati sudah Gugup setengah mati saat diinterogasi sang calon mertua.
"Kalau ngerokok yang lain"
"Hah apa om?" Tanya Dimas
"Ah enggak bukan apa apa"
Dimas hanya bisa tersenyum canggung, mereka pun berbicara sambil memakan martabak yang di bawa Dimas tadi diiringi Candaan tanpa Dimas sadari sedari tadi Bara menatapnya dengan penuh nafsu.
"Aku mandi dulu ya kamu disini aja temenin ayah"kata Wira
"Iya Wir" kata Dimas
Saat Wira pergi, Bara mendekati sambil merangkul pundak Dimas tangan Bara yang awalnya hanya merangkul kini sudah merambat ke dada Dimas, perlahan Bara mengelus dada Dimas kemudian meremasnya sampai Dimas terkejut.
"Ahhh om ngapain"
"Ssstt tenang aja gapapa"
"Jangan gini, om saya pacar anak om"kata Dimas sambil menjauh dari Bara.
"Udah diem aja nurut kamu mau nggak saya restui" kata Bara sambil meraba tubuh dimas.
"Tapi om nggak gini caranya" kata Dimas mulai ketakutan.
"Ahhh lepassshhh om"
"Ssstttt jangan berisik sayang nanti wira denger malah diputusin kamu"
Dengan mudahnya Bara mengendong Dimas layaknya karung beras menuju kamar.
Bugh
Bara melempar Dimas ke ranjang.
" Sssttt sayang , sekarang saatnya kita bersenang senang" kata Bara mengukung Dimas dan menciumi seluruh wajah Dimas.
"Aummppphh ommpmmhh janganganhhh"kata Dimas yang kuwalahan karena Bara menciumi nya membabi buta.
"Ssttt tidak apa sayang tenang oke"ucap Bara sambil melucuti pakaian mereka berdua.
"LEPASHHHH TOLONGHHHH LEPASHHHH OMMMHHHH " teriak Dimas sambil memberontak.
Dimas terus memberontak dan berteriak namun apalah daya Bara jauh lebih kuat dari Dimas dan kamar Bara yang kedap suara membuat teriakan Dimas tidak terdengar dari luar.
PLAK
PLAK
PLAK
Karena Dimas terus memberontak Bara pun menamparnya sampai membekas tangan Bara di pipi Dimas, Bara lalu membalik tubuh Dimas dan menarik celana Dimas sampai telanjang dan terpampanglah pantat Dimas yang menggoda, Bara yang melihat itu pun semakin bernafsu saat melihat bongkahan pantat besar dan semok milik Dimas.
PLAK
PLAK
PLAK
"Ahhhh sakithhh " teriak Dimas saat pantatnya di tampar Bara dengan keras.